Kuala Kurun (ANTARA) - Bekerja sebagai satuan pengaman (satpam) di BRI Kuala Kurun, Kecamatan Kurun, Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah tidak menghalangi Supriado untuk menyalurkan bakatnya di bidang seni musik.
Bahkan, pria yang akrab disapa Ado ini baru saja merilis lagu tunggal atau single berbahasa Dayak Ngaju yakni “Badain” yang sudah diunggah di kanal Youtube Holmes Official pada 1 Januari 2021 lalu.
“Saya menyukai seni musik sejak kecil. Darah seni mengalir dari ibu saya yakni Rusine yang merupakan seorang seniman tradisional,” ucap Ado saat dibincangi di Kelurahan Tampang Tumbang Anjir, Kecamatan Kurun, Sabtu.
Sejak menjalani jenjang pendidikan di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Kurun, dia sudah sering tampil sebagai seorang biduan di pesta pernikahan warga sekitar dengan menggunakan organ tunggal.
Hanya saja, munculnya biduan dan biduanita baru membuat persaingan menjadi ketat. Pria kelahiran Kuala Kurun, 9 Oktober 1990 ini mulai berpikir untuk mencari pekerjaan lain, disamping tetap menjadi seorang biduan.
Pada 2013, dia mulai bekerja di BRI Kuala Kurun sebagai penjaga aset, namun dunia musik tidak ditinggalkan begitu saja. Dia masih bisa menciptakan beberapa lagu dan dijual kepada artis lokal dengan harga Rp500 ribu per lagu.
Anak dari pasangan almarhum Bardin dan Rusini ini mengaku belum memiliki kepercayaan diri untuk membawakan lagu ciptaan sendiri, sehingga dia lebih memilih menjual lagu ciptaannya kepada artis lokal yang berminat.
Supriado alias Ado Capoera saat proses rekaman di Holmes Musik Studio di Kelurahan Tampang Tumbang Anjir, Kecamatan Kurun, Kabupaten Gunung Mas, baru-baru ini. (ANTARA/Chandra)
Menjadi penjaga aset di BRI Kuala Kurun, pria yang menjalani jenjang pendidikan dasar di Sekolah Dasar Negeri 1 Kuala Kurun ini juga turut diperbantukan untuk mencari informasi awal, jika ada warga setempat yang mencari pinjaman kredit di bank.
Sebagai putra asli daerah yang lahir dan besar di Kuala Kurun, dia memiliki banyak kenalan, kerabat dan keluarga yang terkadang memerlukan pinjaman kredit untuk mengembangkan usaha mereka.
Seiring berjalannya waktu, Ado berkenalan dengan Jefri Holmes Mandey, pemilik lembaga kursus musik Holmes Private Course yang terletak di Jalan Damang Sawan No 48 di Kelurahan Tampang Tumbang Anjir.
Sebenarnya, pria yang menjalani pendidikan tingkat menengah di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Kurun ini dan Jefri sudah saling mengenal satu sama lain sejak lama.
Sebab, tutur dia, keduanya tinggal berdekatan, mengingat jarak antara Kelurahan Kuala Kurun dan Kelurahan Tampang Tumbang Anjir tidak seberapa jauh, serta masih berada dalam satu wilayah kecamatan yakni Kurun.
Disamping itu, keduanya juga bersekolah di sekolah yang sama yakni di SMAN 1 Kurun. Hanya saja, mereka beda angkatan di mana Ado merupakan adik kelas dari Jefri.
“Hubungan saya dan Jefri menjadi dekat saat sama-sama bergabung dalam klub fitness Copral Gym Kuala Kurun. Saat itu awalnya saya hanya mengetahui bahwa Jefri memiliki lembaga kursus musik,” bebernya.
Mengetahui Jefri memiliki lembaga kursus musik, suami dari Raihanah ini menginformasikan terkait pinjaman kredit dari BRI. Dia pun mencari informasi awal dengan datang berkunjung ke Holmes Private Course.
Di sana, pria yang telah memiliki tiga orang anak ini baru mengetahui bahwa Holmes Private Coures bukan hanya lembaga kursus musik semata, namun juga terdapat studio rekaman yakni Holmes Musik Studio.
Bahkan Holmes Musik Studio sudah beberapa kali melayani warga Kuala Kurun dan sekitarnya dalam mengcover lagu untuk kemudian diunggah ke kanal Youtube Holmes Official atau kanal Youtube lainnya.
Mengetahui hal itu, muncul ketertarikan Ado untuk merekam lagu-lagu ciptaannya dan menyampaikan keinginannya tersebut kepada Jefri. Gayung bersambut, Jefri menyambut baik keinginan tersebut dan memintanya mengirim rekaman lagu-lagu yang telah diciptakan.
“Ada tiga lagu yang saya kirimkan. Lagu-lagu tersebut hanya saya nyanyikan dengan diiringi gitar dan direkam menggunakan smartphone kepada Mas Jefri. Dari tiga lagu, dipilih lah lagu “Badain” untuk direkam di studio,” ungkapnya.
Supriado alias Ado Capores (kiri) bersama Kepala Unit BRI Kuala Kurun Lanang Imbal Pratama. (ANTARA/Chandra)
Dalam menciptakan lagu, ayah dari Pikri, Mangala Suarez dan Aqkan ini mengaku, banyak terinspirasi dari cerita teman-temannya yang dituangkan menjadi lirik. Sedangkan untuk irama biasanya inspirasi dapat datang kapan saja dan di mana saja.
Misalnya, tutur dia, saat sedang dalam perjalanan tak jarang dia mendapat irama yang dirasa bagus. Jika sudah begitu, dia langsung merekam irama tersebut dengan menggunakan gawai miliknya.
Seperti lagu “Badain” yang terinspirasi dari cerita seorang temannya yang sedang jatuh cinta. Cerita temannya itu kemudian dituangkan dalam lirik berbahasa Dayak Ngaju dan diaransemen oleh Jefri hingga lahirlah single seperti saat ini.
Ado menggemari sejumlah band, baik dalam negeri maupun luar negeri. Untuk luar negeri diantaranya adalah Linkin Park dan Muse, sedangkan dalam negeri diantaranya Ada Band, Dewa, Andra & The Backbone, hingga Ungu.
Walau menyukai band-band tadi, dirinya tetap memutuskan merilis single dengan berbahasa Dayak Ngaju. Dia yakin single berbahasa Dayak Ngaju juga bisa diterima oleh masyarakat umum dan tidak hanya di kalangan masyarakat suku Dayak Ngaju.
Terlebih, sebelumnya sudah ada lagu berbahasa Dayak Ngaju yakni “Haning” yang berhasil menembus pasar nasional. Keberhasilan single “Haning” diterima oleh pasar nasional membuat dia semakin yakin membuat lagu-lagu berbahasa Dayak Ngaju.
Single “Badain” diunggah di kanal Youtube Holmes Official sejak 1 Januari 2021 lalu. Hingga awal Maret, single tersebut telah ditonton sekitar 3.700 kali, sebuah jumlah yang cukup banyak bagi artis pendatang baru untuk ukuran Gumas.
Namanya juga semakin dikenal oleh warga Gumas dan sekitarnya. Tak jarang orang-orang yang bertemu memanggil dia dengan sebutan Ado Badain, merujuk single pertama yang dirilis olehnya.
Sebenarnya, adik dari Muliadi dan Apriadi ini menggunakan nama panggung Ado Capoera, sesuai dengan nama akun Facebook miliknya. Namun masyarakat lebih sering memanggilnya dengan sebutan Ado Badain.
“Terkadang di jalan saya dipanggil seseorang yang saya tidak kenal, untuk mendengar cerita mereka. Mereka meminta dibuatkan lagu berdasarkan pengalaman pribadi masing-masing,” tuturnya sembari tersenyum simpul.
Jefri Holmes Mandey saat melakukan proses rekaman di Holmes Private Course di Kelurahan Tampang Tumbang Anjir, Kecamatan Kurun, Kabupaten Gunung Mas, baru-baru ini. (ANTARA/Chandra)
Tawaran untuk tampil di berbagai acara juga mulai berdatangan, termasuk tawaran tampil di salah satu kafe di Kuala Kurun. Hanya saja, Ado mengaku tetap memprioritaskan pekerjaan di BRI dan mengesampingkan tawaran-tawaran tersebut.
Bahkan, anak ketiga dari tiga orang bersaudara ini juga mendapat tawaran untuk bergabung dengan studio musik khusus artis daerah yang sudah memiliki nama di Kalteng. Namun dia tetap memilih untuk bekerja sama dengan Holmes Musik Studio.
Saat ini dia juga mulai memikirkan untuk segera mengerjakan single selanjutnya, sembari berdiskusi dengan Jefri terkait lagu mana yang akan dirilis selanjutnya, mengingat dia masih memiliki persediaan lima buah lagu.
Dibincangi pada kesempatan yang sama, Jefri mengaku lagu “Badain” merupakan single orisinil pertama yang dirilis oleh Holmes Musik Studio. Selama ini warga yang datang ke Holmes Musik Studio hanya merilis lagu cover.
Awalnya, Jefri membuka lembaga kursus musik Holmes Private Course di kediamannya pada 2015 dan berbadan hukum pada 2016. Seiring berjalannya waktu, pada 2018 dia juga membuka studio musik yang dinamakan Holmes Musik Studio.
Kemudian pada 2019, Jefri mulai mengisi studio rekamannya dengan sejumlah peralatan. Itu pun tidak langsung lengkap, karena alat untuk studio rekaman terbilang mahal.
Hingga akhirnya 2020 itulah dia mengenal Ado yang bekerja di BRI Kuala Kurun dan tertarik meminjam kredit usaha ringan untuk membeli peralatan rekaman yang diperlukan oleh Holmes Musik Studio.
Saat Ado menyampaikan keinginan untuk merekam lagu-lagu miliknya, Jefri langsung tertarik dan meminta Ado untuk mengirimkan lagu-lagu yang telah diciptakan.
Menurut dia, merekam lagu orisinal jauh lebih baik ketimbang merekam lagu cover, sebab untuk merekam lagu cover dan diunggah ke Youtube terbilang cukup rumit yakni harus mendapat ijin terlebih dahulu dari artis yang bersangkutan.
Ada tiga lagu yang diterima oleh Jefri dari Ado. Saat mendengar tiga lagu yang dikirim, dipilihlah lagu “Badain” sebagai single perdana bagi Ado, karena dia menilai lagu tersebut mudah diterima oleh telinga masyarakat.
“Lagu “Badain” juga sempat ingin dibeli oleh salah satu artis lokal di Kalteng. Saya memberi masukan kepada Ado agar jangan menjual lagu tersebut dan tetap dinyanyikan sendiri,” paparnya.
Proses pembuatan video klip single “Badain” di klub fitness Copral Gym Kuala Kurun, Kecamatan Kurun, Kabupaten Gunung Mas, akhir tahun 2020 lalu. (ANTARA/Ho-Jefri Holmes Mandey)
Untuk mengaransemen lagu “Badain”, Jefri memerlukan waktu sekitar satu bulan, sedangkan untuk pembuatan video klip memakan waktu sekitar satu minggu.
Menurut dia, untuk aransemen lagu “Badain” memerlukan waktu yang cukup lama karena harus dikonsultasikan dahulu kepada Ado, apakah cocok dengan aransemen yang dibuat.
Dalam pembuatan video klip, mulai dari penyusunan konsep dan pengambilan video dilakukan sendiri oleh Jefri. Sedangkan untuk proses editing Jefri dibantu oleh adik kandungnya.
“Untuk model video klip kami dibantu oleh teman-teman. Lokasinya di Stadion Mini Kuala Kurun dan di klub fitness Copral Gym Kuala Kurun. Banyak yang membantu dalam proses pembuatan video klip,” tuturnya.
Pria kelahiran Palangka Raya, 11 Maret 1986 ini mengakui, kanal Youtube Holmes Official belum menghasilkan uang karena belum memenuhi sejumlah persyaratan seperti jumlah subscriber dan jam tayang yang masih kurang.
Namun alumni Sekolah Tinggi Teologi (STT) Banjarbaru, Kalimantan Selatan ini yakin nantinya single “Badain” akan menghasilkan uang bagi Ado, seiring terpenuhinya persyaratan yang ditentukan oleh Youtube.
“Kanal Youtube Holmes Official ini baru dibuat pada 2020 dan jumlah video yang diunggah juga belum banyak. Namun saya yakin nantinya kanal ini akan berkembang dan bisa menghasilkan uang,” bebernya.
Selaku produser dari Ado, Jefri juga sudah memilih single berikutnya yang akan dirilis. Untuk aransemen musik sedang disiapkan, sembari menyusun konsep video klip dari single tersebut.
Dia mengaku banyak belajar dari pembuatan single pertama yakni “Badain”. Untuk single berikutnya dia akan berupaya menghasilkan aransemen musik dan video klip yag lebih baik dan diterima masyarakat.
Saat ini, sambung dia, single “Badain” sudah didaftarkan hak cipta serta dapat didengar di platform musik seperti iTunes, Spotify, Apple Music, Amazon Music, dan lainnya.
Sebelumnya, Kepala Unit BRI Kuala Kurun Lanang Imbal Pratama mendukung penuh Ado dalam mengembangkan karir musiknya, dengan catatan tidak mengganggu pekerjaan utama sebagai seorang satpam.
“Intinya saya tidak mempermasalahkan kegiatan Ado sebagai penyanyi, selama tidak mengganggu pekerjaan. Itu kan hal yang positif dan saya lihat hasilnya juga bagus,” demikian Lanang Imbal Pratama.
Bahkan, pria yang akrab disapa Ado ini baru saja merilis lagu tunggal atau single berbahasa Dayak Ngaju yakni “Badain” yang sudah diunggah di kanal Youtube Holmes Official pada 1 Januari 2021 lalu.
“Saya menyukai seni musik sejak kecil. Darah seni mengalir dari ibu saya yakni Rusine yang merupakan seorang seniman tradisional,” ucap Ado saat dibincangi di Kelurahan Tampang Tumbang Anjir, Kecamatan Kurun, Sabtu.
Sejak menjalani jenjang pendidikan di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Kurun, dia sudah sering tampil sebagai seorang biduan di pesta pernikahan warga sekitar dengan menggunakan organ tunggal.
Hanya saja, munculnya biduan dan biduanita baru membuat persaingan menjadi ketat. Pria kelahiran Kuala Kurun, 9 Oktober 1990 ini mulai berpikir untuk mencari pekerjaan lain, disamping tetap menjadi seorang biduan.
Pada 2013, dia mulai bekerja di BRI Kuala Kurun sebagai penjaga aset, namun dunia musik tidak ditinggalkan begitu saja. Dia masih bisa menciptakan beberapa lagu dan dijual kepada artis lokal dengan harga Rp500 ribu per lagu.
Anak dari pasangan almarhum Bardin dan Rusini ini mengaku belum memiliki kepercayaan diri untuk membawakan lagu ciptaan sendiri, sehingga dia lebih memilih menjual lagu ciptaannya kepada artis lokal yang berminat.
Menjadi penjaga aset di BRI Kuala Kurun, pria yang menjalani jenjang pendidikan dasar di Sekolah Dasar Negeri 1 Kuala Kurun ini juga turut diperbantukan untuk mencari informasi awal, jika ada warga setempat yang mencari pinjaman kredit di bank.
Sebagai putra asli daerah yang lahir dan besar di Kuala Kurun, dia memiliki banyak kenalan, kerabat dan keluarga yang terkadang memerlukan pinjaman kredit untuk mengembangkan usaha mereka.
Seiring berjalannya waktu, Ado berkenalan dengan Jefri Holmes Mandey, pemilik lembaga kursus musik Holmes Private Course yang terletak di Jalan Damang Sawan No 48 di Kelurahan Tampang Tumbang Anjir.
Sebenarnya, pria yang menjalani pendidikan tingkat menengah di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Kurun ini dan Jefri sudah saling mengenal satu sama lain sejak lama.
Sebab, tutur dia, keduanya tinggal berdekatan, mengingat jarak antara Kelurahan Kuala Kurun dan Kelurahan Tampang Tumbang Anjir tidak seberapa jauh, serta masih berada dalam satu wilayah kecamatan yakni Kurun.
Disamping itu, keduanya juga bersekolah di sekolah yang sama yakni di SMAN 1 Kurun. Hanya saja, mereka beda angkatan di mana Ado merupakan adik kelas dari Jefri.
“Hubungan saya dan Jefri menjadi dekat saat sama-sama bergabung dalam klub fitness Copral Gym Kuala Kurun. Saat itu awalnya saya hanya mengetahui bahwa Jefri memiliki lembaga kursus musik,” bebernya.
Mengetahui Jefri memiliki lembaga kursus musik, suami dari Raihanah ini menginformasikan terkait pinjaman kredit dari BRI. Dia pun mencari informasi awal dengan datang berkunjung ke Holmes Private Course.
Di sana, pria yang telah memiliki tiga orang anak ini baru mengetahui bahwa Holmes Private Coures bukan hanya lembaga kursus musik semata, namun juga terdapat studio rekaman yakni Holmes Musik Studio.
Bahkan Holmes Musik Studio sudah beberapa kali melayani warga Kuala Kurun dan sekitarnya dalam mengcover lagu untuk kemudian diunggah ke kanal Youtube Holmes Official atau kanal Youtube lainnya.
Mengetahui hal itu, muncul ketertarikan Ado untuk merekam lagu-lagu ciptaannya dan menyampaikan keinginannya tersebut kepada Jefri. Gayung bersambut, Jefri menyambut baik keinginan tersebut dan memintanya mengirim rekaman lagu-lagu yang telah diciptakan.
“Ada tiga lagu yang saya kirimkan. Lagu-lagu tersebut hanya saya nyanyikan dengan diiringi gitar dan direkam menggunakan smartphone kepada Mas Jefri. Dari tiga lagu, dipilih lah lagu “Badain” untuk direkam di studio,” ungkapnya.
Dalam menciptakan lagu, ayah dari Pikri, Mangala Suarez dan Aqkan ini mengaku, banyak terinspirasi dari cerita teman-temannya yang dituangkan menjadi lirik. Sedangkan untuk irama biasanya inspirasi dapat datang kapan saja dan di mana saja.
Misalnya, tutur dia, saat sedang dalam perjalanan tak jarang dia mendapat irama yang dirasa bagus. Jika sudah begitu, dia langsung merekam irama tersebut dengan menggunakan gawai miliknya.
Seperti lagu “Badain” yang terinspirasi dari cerita seorang temannya yang sedang jatuh cinta. Cerita temannya itu kemudian dituangkan dalam lirik berbahasa Dayak Ngaju dan diaransemen oleh Jefri hingga lahirlah single seperti saat ini.
Ado menggemari sejumlah band, baik dalam negeri maupun luar negeri. Untuk luar negeri diantaranya adalah Linkin Park dan Muse, sedangkan dalam negeri diantaranya Ada Band, Dewa, Andra & The Backbone, hingga Ungu.
Walau menyukai band-band tadi, dirinya tetap memutuskan merilis single dengan berbahasa Dayak Ngaju. Dia yakin single berbahasa Dayak Ngaju juga bisa diterima oleh masyarakat umum dan tidak hanya di kalangan masyarakat suku Dayak Ngaju.
Terlebih, sebelumnya sudah ada lagu berbahasa Dayak Ngaju yakni “Haning” yang berhasil menembus pasar nasional. Keberhasilan single “Haning” diterima oleh pasar nasional membuat dia semakin yakin membuat lagu-lagu berbahasa Dayak Ngaju.
Single “Badain” diunggah di kanal Youtube Holmes Official sejak 1 Januari 2021 lalu. Hingga awal Maret, single tersebut telah ditonton sekitar 3.700 kali, sebuah jumlah yang cukup banyak bagi artis pendatang baru untuk ukuran Gumas.
Namanya juga semakin dikenal oleh warga Gumas dan sekitarnya. Tak jarang orang-orang yang bertemu memanggil dia dengan sebutan Ado Badain, merujuk single pertama yang dirilis olehnya.
Sebenarnya, adik dari Muliadi dan Apriadi ini menggunakan nama panggung Ado Capoera, sesuai dengan nama akun Facebook miliknya. Namun masyarakat lebih sering memanggilnya dengan sebutan Ado Badain.
“Terkadang di jalan saya dipanggil seseorang yang saya tidak kenal, untuk mendengar cerita mereka. Mereka meminta dibuatkan lagu berdasarkan pengalaman pribadi masing-masing,” tuturnya sembari tersenyum simpul.
Tawaran untuk tampil di berbagai acara juga mulai berdatangan, termasuk tawaran tampil di salah satu kafe di Kuala Kurun. Hanya saja, Ado mengaku tetap memprioritaskan pekerjaan di BRI dan mengesampingkan tawaran-tawaran tersebut.
Bahkan, anak ketiga dari tiga orang bersaudara ini juga mendapat tawaran untuk bergabung dengan studio musik khusus artis daerah yang sudah memiliki nama di Kalteng. Namun dia tetap memilih untuk bekerja sama dengan Holmes Musik Studio.
Saat ini dia juga mulai memikirkan untuk segera mengerjakan single selanjutnya, sembari berdiskusi dengan Jefri terkait lagu mana yang akan dirilis selanjutnya, mengingat dia masih memiliki persediaan lima buah lagu.
Dibincangi pada kesempatan yang sama, Jefri mengaku lagu “Badain” merupakan single orisinil pertama yang dirilis oleh Holmes Musik Studio. Selama ini warga yang datang ke Holmes Musik Studio hanya merilis lagu cover.
Awalnya, Jefri membuka lembaga kursus musik Holmes Private Course di kediamannya pada 2015 dan berbadan hukum pada 2016. Seiring berjalannya waktu, pada 2018 dia juga membuka studio musik yang dinamakan Holmes Musik Studio.
Kemudian pada 2019, Jefri mulai mengisi studio rekamannya dengan sejumlah peralatan. Itu pun tidak langsung lengkap, karena alat untuk studio rekaman terbilang mahal.
Hingga akhirnya 2020 itulah dia mengenal Ado yang bekerja di BRI Kuala Kurun dan tertarik meminjam kredit usaha ringan untuk membeli peralatan rekaman yang diperlukan oleh Holmes Musik Studio.
Saat Ado menyampaikan keinginan untuk merekam lagu-lagu miliknya, Jefri langsung tertarik dan meminta Ado untuk mengirimkan lagu-lagu yang telah diciptakan.
Menurut dia, merekam lagu orisinal jauh lebih baik ketimbang merekam lagu cover, sebab untuk merekam lagu cover dan diunggah ke Youtube terbilang cukup rumit yakni harus mendapat ijin terlebih dahulu dari artis yang bersangkutan.
Ada tiga lagu yang diterima oleh Jefri dari Ado. Saat mendengar tiga lagu yang dikirim, dipilihlah lagu “Badain” sebagai single perdana bagi Ado, karena dia menilai lagu tersebut mudah diterima oleh telinga masyarakat.
“Lagu “Badain” juga sempat ingin dibeli oleh salah satu artis lokal di Kalteng. Saya memberi masukan kepada Ado agar jangan menjual lagu tersebut dan tetap dinyanyikan sendiri,” paparnya.
Untuk mengaransemen lagu “Badain”, Jefri memerlukan waktu sekitar satu bulan, sedangkan untuk pembuatan video klip memakan waktu sekitar satu minggu.
Menurut dia, untuk aransemen lagu “Badain” memerlukan waktu yang cukup lama karena harus dikonsultasikan dahulu kepada Ado, apakah cocok dengan aransemen yang dibuat.
Dalam pembuatan video klip, mulai dari penyusunan konsep dan pengambilan video dilakukan sendiri oleh Jefri. Sedangkan untuk proses editing Jefri dibantu oleh adik kandungnya.
“Untuk model video klip kami dibantu oleh teman-teman. Lokasinya di Stadion Mini Kuala Kurun dan di klub fitness Copral Gym Kuala Kurun. Banyak yang membantu dalam proses pembuatan video klip,” tuturnya.
Pria kelahiran Palangka Raya, 11 Maret 1986 ini mengakui, kanal Youtube Holmes Official belum menghasilkan uang karena belum memenuhi sejumlah persyaratan seperti jumlah subscriber dan jam tayang yang masih kurang.
Namun alumni Sekolah Tinggi Teologi (STT) Banjarbaru, Kalimantan Selatan ini yakin nantinya single “Badain” akan menghasilkan uang bagi Ado, seiring terpenuhinya persyaratan yang ditentukan oleh Youtube.
“Kanal Youtube Holmes Official ini baru dibuat pada 2020 dan jumlah video yang diunggah juga belum banyak. Namun saya yakin nantinya kanal ini akan berkembang dan bisa menghasilkan uang,” bebernya.
Selaku produser dari Ado, Jefri juga sudah memilih single berikutnya yang akan dirilis. Untuk aransemen musik sedang disiapkan, sembari menyusun konsep video klip dari single tersebut.
Dia mengaku banyak belajar dari pembuatan single pertama yakni “Badain”. Untuk single berikutnya dia akan berupaya menghasilkan aransemen musik dan video klip yag lebih baik dan diterima masyarakat.
Saat ini, sambung dia, single “Badain” sudah didaftarkan hak cipta serta dapat didengar di platform musik seperti iTunes, Spotify, Apple Music, Amazon Music, dan lainnya.
Sebelumnya, Kepala Unit BRI Kuala Kurun Lanang Imbal Pratama mendukung penuh Ado dalam mengembangkan karir musiknya, dengan catatan tidak mengganggu pekerjaan utama sebagai seorang satpam.
“Intinya saya tidak mempermasalahkan kegiatan Ado sebagai penyanyi, selama tidak mengganggu pekerjaan. Itu kan hal yang positif dan saya lihat hasilnya juga bagus,” demikian Lanang Imbal Pratama.