Sampit (ANTARA) - Sektor usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di Kabupaten Kotawaringin Timur menjadi perhatian Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah, untuk dibantu agar terus berkembang dengan baik.
"Kami bersyukur karena pelaku UMKM di Kotawaringin Timur ini diperhatikan oleh pemerintah provinsi, khususnya melalui Ketua Dekranasda provinsi. Buktinya hari ini rombongan dari provinsi datang meninjau pelaku UMKM di sini," kata Wakil Bupati Kotawaringin Timur Irawati di Sampit, Rabu.
Pernyataan itu disampaikan Irawati usai mendampingi rombongan pemerintah provinsi bersama pihak terkait yang datang mengunjungi salah satu kelompok pelaku UMKM di Sampit, yakni Gerakan Masyarakat Wirausaha (Gema Wira) di Jalan Muara Teweh, Sampit.
Rombongan yang datang diantaranya Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Provinsi Kalimantan Tengah Hj Aster Bonawaty, Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Kalimantan Tengah Otto Fitriandy, pimpinan BPJAMSOSTEK, perbankan dan lainnya. Juga hadir Pelaksana Tugas Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kotawaringin Timur, Zulhaidir.
Kelompok UMKM ini sebelumnya juga pernah dikunjungi Ketua Dekranasda Provinsi Kalimantan Tengah, Yulistra Ivo Sugianto Sabran. Saat itu pelaku UMKM dengan karya batik khas Kotawaringin Timur serta beragam kuliner ini berkeluh kesah tentang kendala yang mereka hadapi.
Keluhan itu ternyata menjadi perhatian, dibuktikan dengan kedatangan rombongan sebagai tindak lanjut upaya pemerintah provinsi membantu para pelaku UMKM.
Kali ini rombongan juga mendengarkan langsung keluhan pelaku UMKM terkait kendala modal, izin dan pemasaran. Pengusaha juga mengeluhkan penjualan yang turun drastis selama pandemi COVID-19.
"Kualitas produk kita bagus. Seperti batik, kemarin dipakai Ketua Dekranasda saat menghadiri pernikahan kakak ipar beliau. Kualitasnya bagus. Layak pemerintah daerah membantu. Kita berdayakan produk lokal seperti batik dan lainnya," kata Irawati.
Baca juga: DPRD Kotim dorong optimalisasi penanganan COVID-19 meski belum ada perda
Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Kalimantan Tengah, Otto Fitriandy mengakui, ada arahan Ketua Dekranasda Provinsi Kalimantan Tengah kepada Dinas Perdagangan dan Perindustrian bahwa ada pelaku UMKM di Kotawaringin Timur yang belum terakses jasa keuangan. Untuk itulah rombongan datang menindaklanjuti arahan tersebut.
Kesimpulan yang didapat dari beberapa hal yang disampaikan pelaku UMKM adalah diperlukannya dukungan permodalan, infrastruktur penunjang usaha seperti peralatan dan distribusi atau akses pemasaran.
"Permodalan tadi Bank Kalteng siap membantu melalui program pinjaman melawan rentenir dengan skema pinjaman kelompok maksimal Rp15 juta tanpa agunan. Pemprov juga akan membantu pengembangan usaha terkait peralatan. Terkait pemasaran, konsep kemasan agar menarik, juga karena dipakai tokoh, serta perlunya dukungan kebijakan pemerintah untuk menggunakan produk lokal," ujar Otto.
Otto mengimbau lembaga jasa keuangan di Kotawaringin Timur diharapkan bersinergi dengan pemerintah daerah agar selaras supaya bisa memprioritaskan sektor-sektor yang sejalan dengan pembangunan ekonomi daerah. Konsep ini juga diharapkan bisa dilakukan terhadap kelompok pelaku usaha lainnya.
"Koperasi jadi lembaga keuangan mikro karena lebih familiar bagi masyarakat desa, apalagi jika wilayah itu belum dijangkau jasa keuangan. Kami mengapresiasi karena Kotawaringin Timur termasuk terdahulu memiliki tim percepatan akses keuangan daerah. Itu harus dimanfaatkan seoptimal mungkin agar bisa bersinergi," demikian Otto Fitriandy.
Baca juga: Toko minuman keras di Sampit tutup sebelum dirazia
"Kami bersyukur karena pelaku UMKM di Kotawaringin Timur ini diperhatikan oleh pemerintah provinsi, khususnya melalui Ketua Dekranasda provinsi. Buktinya hari ini rombongan dari provinsi datang meninjau pelaku UMKM di sini," kata Wakil Bupati Kotawaringin Timur Irawati di Sampit, Rabu.
Pernyataan itu disampaikan Irawati usai mendampingi rombongan pemerintah provinsi bersama pihak terkait yang datang mengunjungi salah satu kelompok pelaku UMKM di Sampit, yakni Gerakan Masyarakat Wirausaha (Gema Wira) di Jalan Muara Teweh, Sampit.
Rombongan yang datang diantaranya Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Provinsi Kalimantan Tengah Hj Aster Bonawaty, Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Kalimantan Tengah Otto Fitriandy, pimpinan BPJAMSOSTEK, perbankan dan lainnya. Juga hadir Pelaksana Tugas Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kotawaringin Timur, Zulhaidir.
Kelompok UMKM ini sebelumnya juga pernah dikunjungi Ketua Dekranasda Provinsi Kalimantan Tengah, Yulistra Ivo Sugianto Sabran. Saat itu pelaku UMKM dengan karya batik khas Kotawaringin Timur serta beragam kuliner ini berkeluh kesah tentang kendala yang mereka hadapi.
Keluhan itu ternyata menjadi perhatian, dibuktikan dengan kedatangan rombongan sebagai tindak lanjut upaya pemerintah provinsi membantu para pelaku UMKM.
Kali ini rombongan juga mendengarkan langsung keluhan pelaku UMKM terkait kendala modal, izin dan pemasaran. Pengusaha juga mengeluhkan penjualan yang turun drastis selama pandemi COVID-19.
"Kualitas produk kita bagus. Seperti batik, kemarin dipakai Ketua Dekranasda saat menghadiri pernikahan kakak ipar beliau. Kualitasnya bagus. Layak pemerintah daerah membantu. Kita berdayakan produk lokal seperti batik dan lainnya," kata Irawati.
Baca juga: DPRD Kotim dorong optimalisasi penanganan COVID-19 meski belum ada perda
Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Kalimantan Tengah, Otto Fitriandy mengakui, ada arahan Ketua Dekranasda Provinsi Kalimantan Tengah kepada Dinas Perdagangan dan Perindustrian bahwa ada pelaku UMKM di Kotawaringin Timur yang belum terakses jasa keuangan. Untuk itulah rombongan datang menindaklanjuti arahan tersebut.
Kesimpulan yang didapat dari beberapa hal yang disampaikan pelaku UMKM adalah diperlukannya dukungan permodalan, infrastruktur penunjang usaha seperti peralatan dan distribusi atau akses pemasaran.
"Permodalan tadi Bank Kalteng siap membantu melalui program pinjaman melawan rentenir dengan skema pinjaman kelompok maksimal Rp15 juta tanpa agunan. Pemprov juga akan membantu pengembangan usaha terkait peralatan. Terkait pemasaran, konsep kemasan agar menarik, juga karena dipakai tokoh, serta perlunya dukungan kebijakan pemerintah untuk menggunakan produk lokal," ujar Otto.
Otto mengimbau lembaga jasa keuangan di Kotawaringin Timur diharapkan bersinergi dengan pemerintah daerah agar selaras supaya bisa memprioritaskan sektor-sektor yang sejalan dengan pembangunan ekonomi daerah. Konsep ini juga diharapkan bisa dilakukan terhadap kelompok pelaku usaha lainnya.
"Koperasi jadi lembaga keuangan mikro karena lebih familiar bagi masyarakat desa, apalagi jika wilayah itu belum dijangkau jasa keuangan. Kami mengapresiasi karena Kotawaringin Timur termasuk terdahulu memiliki tim percepatan akses keuangan daerah. Itu harus dimanfaatkan seoptimal mungkin agar bisa bersinergi," demikian Otto Fitriandy.
Baca juga: Toko minuman keras di Sampit tutup sebelum dirazia