Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Uzbekistan meminta izin kepada Megawati Soekarnoputri terkait adegan Bung Karno dalam film dokumenter tokoh Muslim Imam Bukhari yang akan diproduksi dalam waktu.
"Saya mewakili Pemerintah Uzbekistan dan pihak swasta yang akan memproduksi film itu meminta izin kepada Ibu Megawati Soekarnoputri terkait scene atau adegan Bung Karno, dan tokoh yang akan memerankan Bung Karno saat momen Bung Karno mengunjungi makam," kata Dubes Uzbekistan untuk Indonesia Ulugbek Rozukulov saat beraudiensi dengan Sekjen DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto di kantor DPP PDIP, Jakarta, Kamis.
Saat audiensi, Dubes Rozukulov didampingi oleh Second Secretary untuk Politik dan Ekonomi Muzaffar Abduazimov. Sementara Hasto, didampingi oleh Ahmad Basarah, Ketua DPP Bidang Luar Negeri dan Hanjaya, Direktur Hubungan Luar Negeri PDIP.
Dubes Rozukulov dalam siaran pers-nya mengatakan, Imam Bukhari merupakan tokoh ilmu pengetahuan yang revolusioner berasal dari Uzbekistan.
Dijelaskannya, juga banyak scientist Islam yang terkenal di dunia memang berasal dari Uzbekistan.
Atas inisiasi ini, PDIP menyambut baik dan akan memberikan informasi-informasi perihal kunjungan Bung Karno saat itu.
"PDI Perjuangan menyambut baik rencana produksi film mengenai tokoh Muslim Imam Bukhari. Termasuk di dalamnya akan memuat adegan Bung Karno saat berkunjung ke makam Imam Bukhori pada 1956," tutur Hasto.
Dalam kesempatan itu, Basarah memaparkan kaitan antara Bung Karno dan Islam. Bahkan, Bung Karno memiliki hubungan dekat dengan Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, dua organisasi Islam besar di Indonesia.
Basarah mengatakan memang layak peran Bung Karno ada di film dokumenter Imam Bukhari karena Bung Karno lah yang meminta agar makam Imam Bukhari ditemukan, dipugar dan kini menjadi objek wisata dunia.
"Bung Karno yang meminta dicari dan ditemukan sebagai syarat berkunjung ke Moskow saat diundang Pemerintah Uni Soviet pada 1956 lalu," papar Basarah.
Basarah menerima informasi bahwa direncanakan film itu nantinya akan diputar di UNESCO.
"Film ini menggambarkan peradaban muslim di Uzbekistan dan peran Bung Karno dalam penemuan makam tokoh Islam, Imam Bukhari," ucap Basarah.
Basarah beberapa waktu lalu kunjungan ke Uzbekistan, menyempatkan diri berkunjung ke makam Imam Bukhari yang terawat dengan baik menjadi Mausoleum Imam Bukhari.
Pascapertemuan ini, lanjut dia, akan ada rapat secara virtual untuk membahas soal produksi film ini. Termasuk dengan melibatkan sejarawan dalam rapat itu.
Setelah Lebaran 2021 ini, kata Basarah, rombongan PDIP akan berkunjung ke Uzbekistan.
Usai audiensi, Hasto dan Basarah menyerahkan beberapa cenderamata kepada Dubes Uzbeskitan, antara lain logo partai dan batik pemberian dari Megawati Soekarnoputri.
"Saya mewakili Pemerintah Uzbekistan dan pihak swasta yang akan memproduksi film itu meminta izin kepada Ibu Megawati Soekarnoputri terkait scene atau adegan Bung Karno, dan tokoh yang akan memerankan Bung Karno saat momen Bung Karno mengunjungi makam," kata Dubes Uzbekistan untuk Indonesia Ulugbek Rozukulov saat beraudiensi dengan Sekjen DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto di kantor DPP PDIP, Jakarta, Kamis.
Saat audiensi, Dubes Rozukulov didampingi oleh Second Secretary untuk Politik dan Ekonomi Muzaffar Abduazimov. Sementara Hasto, didampingi oleh Ahmad Basarah, Ketua DPP Bidang Luar Negeri dan Hanjaya, Direktur Hubungan Luar Negeri PDIP.
Dubes Rozukulov dalam siaran pers-nya mengatakan, Imam Bukhari merupakan tokoh ilmu pengetahuan yang revolusioner berasal dari Uzbekistan.
Dijelaskannya, juga banyak scientist Islam yang terkenal di dunia memang berasal dari Uzbekistan.
Atas inisiasi ini, PDIP menyambut baik dan akan memberikan informasi-informasi perihal kunjungan Bung Karno saat itu.
"PDI Perjuangan menyambut baik rencana produksi film mengenai tokoh Muslim Imam Bukhari. Termasuk di dalamnya akan memuat adegan Bung Karno saat berkunjung ke makam Imam Bukhori pada 1956," tutur Hasto.
Dalam kesempatan itu, Basarah memaparkan kaitan antara Bung Karno dan Islam. Bahkan, Bung Karno memiliki hubungan dekat dengan Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, dua organisasi Islam besar di Indonesia.
Basarah mengatakan memang layak peran Bung Karno ada di film dokumenter Imam Bukhari karena Bung Karno lah yang meminta agar makam Imam Bukhari ditemukan, dipugar dan kini menjadi objek wisata dunia.
"Bung Karno yang meminta dicari dan ditemukan sebagai syarat berkunjung ke Moskow saat diundang Pemerintah Uni Soviet pada 1956 lalu," papar Basarah.
Basarah menerima informasi bahwa direncanakan film itu nantinya akan diputar di UNESCO.
"Film ini menggambarkan peradaban muslim di Uzbekistan dan peran Bung Karno dalam penemuan makam tokoh Islam, Imam Bukhari," ucap Basarah.
Basarah beberapa waktu lalu kunjungan ke Uzbekistan, menyempatkan diri berkunjung ke makam Imam Bukhari yang terawat dengan baik menjadi Mausoleum Imam Bukhari.
Pascapertemuan ini, lanjut dia, akan ada rapat secara virtual untuk membahas soal produksi film ini. Termasuk dengan melibatkan sejarawan dalam rapat itu.
Setelah Lebaran 2021 ini, kata Basarah, rombongan PDIP akan berkunjung ke Uzbekistan.
Usai audiensi, Hasto dan Basarah menyerahkan beberapa cenderamata kepada Dubes Uzbeskitan, antara lain logo partai dan batik pemberian dari Megawati Soekarnoputri.