Sampit (ANTARA) - Anggota Komisi III DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah, Riskon Fabiansyah mengimbau semua pihak untuk berperan membantu mencegah lonjakan penularan COVID-19, terlebih saat bulan suci Ramadhan.
"Jangan sampai penularan COVID-19 malah meningkat akibat kita mengabaikan protokol kesehatan. Jangan sampai terjadi klaster baru. Ini menjadi tanggung jawab kita semua untuk bersama-sama mencegahnya," kata Riskon di Sampit, Senin.
Politisi muda Partai Golkar yang akrab disapa Eko ini menilai ada kegiatan-kegiatan yang harus menjadi perhatian bersama, seperti pelaksanaan shalat tarawih dan Pasar Ramadhan. Kegiatan ini harus benar-benar menerapkan protokol kesehatan secara ketat untuk mencegah penularan COVID-19.
Pengurus masjid dan mushalla diharapkan menjalankan protokol kesehatan, seperti mengatur jarak antar jamaah. Sesuai protokol kesehatan, masjid dan mushalla hanya diisi 50 persen dari kapasitas yang ada karena harus dilakukan pemberian jarak antar jamaah.
Pengurus masjid dan mushalla juga diminta menyediakan tempat cuci tangan, serta mewajibkan jamaah menggunakan masker. Jamaah yang datang juga diharapkan dengan kesadaran diri menerapkan protokol kesehatan untuk melindungi diri dan orang lain dari penularan virus mematikan itu.
Terkait masih adanya masjid yang belum sepenuhnya menerapkan protokol kesehatan, seperti pengaturan jarak antar jamaah, Riskon berharap kesadaran semua pihak bahwa ini demi kesehatan, khususnya mencegah penularan COVID-19.
Terkait Pasar Ramadhan yang digelar pemerintah daerah di Taman Kota Sampit, Riskon mengapresiasi langkah panitia yang mewajibkan seluruh pedagang menjalani pemeriksaan cepat antigen untuk memastikan nantinya semua pedagang yang berjualan di tempat tersebut tidak ada yang terpapar COVID-19.
Baca juga: Pemkab Kotim apresiasi kinerja pelayanan Bea Cukai Sampit
Namun, tugas pemerintah daerah, khususnya melalui Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Kotawaringin Timur secara berjenjang hingga ke tingkat Rukun Tetangga untuk mengawasi pelaksanaan shalat tarawih dan Pasar Ramadhan. Pengawasan itu untuk memastikan protokol kesehatan benar-benar dijalankan sesuai aturan.
"Dalam Satuan Tugas Penanganan COVID-19 itu kan lengkap semua unsur. Kami harap bisa dilakukan pendekatan, kepada pengurus masjid dan mushalla untuk menerapkan protokol kesehatan, khususnya mengatur jarak antar jamaah. Kalau perlu libatkan tokoh agama untuk memberi pemahaman bahwa ini demi kepentingan masyarakat luas," ujar Riskon.
Riskon berharap tibanya bulan suci Ramadhan ini menjadi keberkahan, khususnya agar pandemi COVID-19 ini segera berakhir. Masyarakat diminta tetap menjalankan protokol kesehatan untuk mempercepat memutus mata rantai penularan COVID-19 sehingga penularannya berhenti dan dapat diatasi.
"Kita patut bersyukur karena tahun ini tahun ini pelaksanaan ibadah tarawih berjamaah di masjid dan mushalla selama Ramadhan tetap bisa dilaksanakan oleh umat Islam. Makanya kita harus mematuhi anjuran pemerintah untuk menjalankan protokol kesehatan agar tidak terjadi penularan COVID-19," demikian Riskon Fabiansyah.
Baca juga: Kaum milenial Kotim dibekali pengetahuan menangkal radikalisme
"Jangan sampai penularan COVID-19 malah meningkat akibat kita mengabaikan protokol kesehatan. Jangan sampai terjadi klaster baru. Ini menjadi tanggung jawab kita semua untuk bersama-sama mencegahnya," kata Riskon di Sampit, Senin.
Politisi muda Partai Golkar yang akrab disapa Eko ini menilai ada kegiatan-kegiatan yang harus menjadi perhatian bersama, seperti pelaksanaan shalat tarawih dan Pasar Ramadhan. Kegiatan ini harus benar-benar menerapkan protokol kesehatan secara ketat untuk mencegah penularan COVID-19.
Pengurus masjid dan mushalla diharapkan menjalankan protokol kesehatan, seperti mengatur jarak antar jamaah. Sesuai protokol kesehatan, masjid dan mushalla hanya diisi 50 persen dari kapasitas yang ada karena harus dilakukan pemberian jarak antar jamaah.
Pengurus masjid dan mushalla juga diminta menyediakan tempat cuci tangan, serta mewajibkan jamaah menggunakan masker. Jamaah yang datang juga diharapkan dengan kesadaran diri menerapkan protokol kesehatan untuk melindungi diri dan orang lain dari penularan virus mematikan itu.
Terkait masih adanya masjid yang belum sepenuhnya menerapkan protokol kesehatan, seperti pengaturan jarak antar jamaah, Riskon berharap kesadaran semua pihak bahwa ini demi kesehatan, khususnya mencegah penularan COVID-19.
Terkait Pasar Ramadhan yang digelar pemerintah daerah di Taman Kota Sampit, Riskon mengapresiasi langkah panitia yang mewajibkan seluruh pedagang menjalani pemeriksaan cepat antigen untuk memastikan nantinya semua pedagang yang berjualan di tempat tersebut tidak ada yang terpapar COVID-19.
Baca juga: Pemkab Kotim apresiasi kinerja pelayanan Bea Cukai Sampit
Namun, tugas pemerintah daerah, khususnya melalui Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Kotawaringin Timur secara berjenjang hingga ke tingkat Rukun Tetangga untuk mengawasi pelaksanaan shalat tarawih dan Pasar Ramadhan. Pengawasan itu untuk memastikan protokol kesehatan benar-benar dijalankan sesuai aturan.
"Dalam Satuan Tugas Penanganan COVID-19 itu kan lengkap semua unsur. Kami harap bisa dilakukan pendekatan, kepada pengurus masjid dan mushalla untuk menerapkan protokol kesehatan, khususnya mengatur jarak antar jamaah. Kalau perlu libatkan tokoh agama untuk memberi pemahaman bahwa ini demi kepentingan masyarakat luas," ujar Riskon.
Riskon berharap tibanya bulan suci Ramadhan ini menjadi keberkahan, khususnya agar pandemi COVID-19 ini segera berakhir. Masyarakat diminta tetap menjalankan protokol kesehatan untuk mempercepat memutus mata rantai penularan COVID-19 sehingga penularannya berhenti dan dapat diatasi.
"Kita patut bersyukur karena tahun ini tahun ini pelaksanaan ibadah tarawih berjamaah di masjid dan mushalla selama Ramadhan tetap bisa dilaksanakan oleh umat Islam. Makanya kita harus mematuhi anjuran pemerintah untuk menjalankan protokol kesehatan agar tidak terjadi penularan COVID-19," demikian Riskon Fabiansyah.
Baca juga: Kaum milenial Kotim dibekali pengetahuan menangkal radikalisme