Tamiang Layang (ANTARA) - Wakil Ketua I DPRD Barito Timur, Kalimantan Tengah, Ariantho S Muler meminta pengawasan ketersediaan dan harga bahan pokok di pasar tradisional, khususnya selama bulan suci Ramadhan terus ditinjau oleh pemerintah kabupaten.
“Perlu ada upaya untuk mengantisipasi terjadinya kenaikan harga bahan pokok yang cukup tinggi selama Ramadhan,” kata Ariantho di Tamiang Layang, Rabu.
Terlebih saat ini masih dalam pandemi COVID-19 yang memberi dampak negatif terhadap perekonomian warga. Namun demikian, permintaan barang meningkat sehingga ada kemungkinan terjadi kenaikan harga barang.
Selain memantau, diharapkan pula ada pengawasan ketersediaan bahan pokok secara berkala maupun pasokannya, guna mengantisipasi terjadinya kenaikan harga.
Legislator dari Partai PKPI itu juga mengungkapkan, sangat penting dilakukan koordinasi dari instansi teknis dalam upaya menekan harga bahan pokok di pasar.
“Masyarakat juga diharapkan bisa mengatur pola kebutuhan pokoknya selama berjalannya bulan Ramadhan,” pinta Ariantho.
Masyarakat diimbau tidak boros menggunakan bahan pangan, serta tidak menyetok barang maupun pangan secara berlebih sehingga permintaan menjadi tinggi.
“Karena secara tidak langsung dapat memengaruhi ketersediaan komoditas di pasaran dan menyebabkan harga barang menjadi tinggi,” terangnya.
Adanya kenaikan harga barang dan bahan pokok saat ini, tampaknya belum begitu berdampak. Namun jika terjadi lonjakan harga, tentu akan meresahkan kaum ibu rumah tangga dan pemilik rumah makan yang setiap hari berbelanja untuk memenuhi kebutuhan.
Hal yang menjadi keluhan warga saat ini adalah tingginya harga gas elpiji tiga kilogram yang mencapai hingga Rp45 ribu. Warga juga meminta instansi terkait bisa menekan harga ini, agar bisa kembali stabil seperti harga eceran tertinggi yang telah ditetapkan pemerintah.
“Perlu ada upaya untuk mengantisipasi terjadinya kenaikan harga bahan pokok yang cukup tinggi selama Ramadhan,” kata Ariantho di Tamiang Layang, Rabu.
Terlebih saat ini masih dalam pandemi COVID-19 yang memberi dampak negatif terhadap perekonomian warga. Namun demikian, permintaan barang meningkat sehingga ada kemungkinan terjadi kenaikan harga barang.
Selain memantau, diharapkan pula ada pengawasan ketersediaan bahan pokok secara berkala maupun pasokannya, guna mengantisipasi terjadinya kenaikan harga.
Legislator dari Partai PKPI itu juga mengungkapkan, sangat penting dilakukan koordinasi dari instansi teknis dalam upaya menekan harga bahan pokok di pasar.
“Masyarakat juga diharapkan bisa mengatur pola kebutuhan pokoknya selama berjalannya bulan Ramadhan,” pinta Ariantho.
Masyarakat diimbau tidak boros menggunakan bahan pangan, serta tidak menyetok barang maupun pangan secara berlebih sehingga permintaan menjadi tinggi.
“Karena secara tidak langsung dapat memengaruhi ketersediaan komoditas di pasaran dan menyebabkan harga barang menjadi tinggi,” terangnya.
Adanya kenaikan harga barang dan bahan pokok saat ini, tampaknya belum begitu berdampak. Namun jika terjadi lonjakan harga, tentu akan meresahkan kaum ibu rumah tangga dan pemilik rumah makan yang setiap hari berbelanja untuk memenuhi kebutuhan.
Hal yang menjadi keluhan warga saat ini adalah tingginya harga gas elpiji tiga kilogram yang mencapai hingga Rp45 ribu. Warga juga meminta instansi terkait bisa menekan harga ini, agar bisa kembali stabil seperti harga eceran tertinggi yang telah ditetapkan pemerintah.