Jakarta (ANTARA) - Vice Chairman Perhimpunan Dokter Spesialis Gizi Klinik Indonesia (PDGKI) Dokter Ida Gunawan menyebutkan minyak atau lemak masih memiliki peran untuk pengidap kanker, khususnya untuk keperluan pemenuhan nutrisi tubuh.
“Minyak itu tetap perlu dikasih ke pasien kanker untuk memenuhi nutrisi tubuh, dengan catatan minyak yang diberikan merupakan minyak yang baik. Kita kenal sebutannya lemak, itu harus ada omeganya. Bisa omega 3, omega 6, dan omega 9,” kata dokter Ida dalam sebuah webinar, dikutip Senin.
Dokter spesialis ahli gizi itu mengatakan masih banyak anggapan yang salah terkait minyak, dan penderita kanker justru mengalami malnutrisi karena kebutuhan lemak yang tidak seimbang.
Baca juga: Ini keuntungan dari berpuasa bagi pengidap kanker
Setiap harinya setidaknya pasien kanker membutuhkan 1-2 gram kandungan lemak omega 3 untuk memenuhi kebutuhan nutrisi tubuhnya.
Jumlah 1-2 gram itu harus dibagi ke menu dan jadwal makanan secara merata sehingga kebutuhan nutrisi pasien kanker bisa terpenuhi.
“Beberapa contoh lemak baik yang bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan lemak bagi pasien kanker misalnya itu kandungan omega 3 di dalam ikan, itu ikannya bisa ikan kembung atau ikan tongkol. Banyak sekali jenis ikan,” kata Ida.
Sementara untuk minyak yang digunakan untuk memasak dengan berbagai teknik seperti ditumis atau cah disarankan merupakan minyak nabati dan tidak digunakan dalam jumlah yang banyak.
Ia mencontohkan minyak yang dapat digunakan seperti minyak zaitun dengan takaran setengah sendok teh perharinya.
“Jadi minyak itu perlu, tapi tidak bisa digunakan dengan teknik menggoreng deep fried seperti yang sering kita temukan pada umumnya,” ujar Ida.
Baca juga: Susu tinggi protein jadi alternatif bagi pengidap kanker saat berpuasa
Pengidap kanker kerap kali mengalami malnutrisi karena banyak menghindari kandungan penting seperti karbohidrat dan lemak (minyak) dengan anggapan bisa memberikan efek yang lebih buruk.
Contoh kecilnya, berdasarkan survei yang dilakukan kepada pengidap di Rumah Sakit Dharmais Jakarta pada awal April 2021 didapatkan hasil 30 persen dari 300 pasien kanker mengalami malnutrisi.
Salah satu yang menjadi faktor terjadinya malnutrisi pada pasien kanker karena usai mendengar vonis kanker, pasien justru malah menjalani pola makan yang salah seperti layaknya berdiet.
“Banyak yang salah kaprah, saat tahu kena kanker justru malah menjauhi daging,telur, dan justru hanya makan sayuran. Mereka justru malah menjalani diet vegetarian, padahal seharusnya tubuh pasien membutuhkan gizi yang komplit dan seimbang karena kebutuhan nutrisi pengidap kanker sebenarnya tinggi sekali khususnya yang menjalani pengobatan,” kata Ida.
Baca juga: Kenali tiga pengobatan yang umum untuk kanker
Baca juga: Syarat bagi pasien kanker payudara yang ingin berobat alternatif
Baca juga: Meraba benjolan tidak cukup untuk deteksi kanker payudara HER2
“Minyak itu tetap perlu dikasih ke pasien kanker untuk memenuhi nutrisi tubuh, dengan catatan minyak yang diberikan merupakan minyak yang baik. Kita kenal sebutannya lemak, itu harus ada omeganya. Bisa omega 3, omega 6, dan omega 9,” kata dokter Ida dalam sebuah webinar, dikutip Senin.
Dokter spesialis ahli gizi itu mengatakan masih banyak anggapan yang salah terkait minyak, dan penderita kanker justru mengalami malnutrisi karena kebutuhan lemak yang tidak seimbang.
Baca juga: Ini keuntungan dari berpuasa bagi pengidap kanker
Setiap harinya setidaknya pasien kanker membutuhkan 1-2 gram kandungan lemak omega 3 untuk memenuhi kebutuhan nutrisi tubuhnya.
Jumlah 1-2 gram itu harus dibagi ke menu dan jadwal makanan secara merata sehingga kebutuhan nutrisi pasien kanker bisa terpenuhi.
“Beberapa contoh lemak baik yang bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan lemak bagi pasien kanker misalnya itu kandungan omega 3 di dalam ikan, itu ikannya bisa ikan kembung atau ikan tongkol. Banyak sekali jenis ikan,” kata Ida.
Sementara untuk minyak yang digunakan untuk memasak dengan berbagai teknik seperti ditumis atau cah disarankan merupakan minyak nabati dan tidak digunakan dalam jumlah yang banyak.
Ia mencontohkan minyak yang dapat digunakan seperti minyak zaitun dengan takaran setengah sendok teh perharinya.
“Jadi minyak itu perlu, tapi tidak bisa digunakan dengan teknik menggoreng deep fried seperti yang sering kita temukan pada umumnya,” ujar Ida.
Baca juga: Susu tinggi protein jadi alternatif bagi pengidap kanker saat berpuasa
Pengidap kanker kerap kali mengalami malnutrisi karena banyak menghindari kandungan penting seperti karbohidrat dan lemak (minyak) dengan anggapan bisa memberikan efek yang lebih buruk.
Contoh kecilnya, berdasarkan survei yang dilakukan kepada pengidap di Rumah Sakit Dharmais Jakarta pada awal April 2021 didapatkan hasil 30 persen dari 300 pasien kanker mengalami malnutrisi.
Salah satu yang menjadi faktor terjadinya malnutrisi pada pasien kanker karena usai mendengar vonis kanker, pasien justru malah menjalani pola makan yang salah seperti layaknya berdiet.
“Banyak yang salah kaprah, saat tahu kena kanker justru malah menjauhi daging,telur, dan justru hanya makan sayuran. Mereka justru malah menjalani diet vegetarian, padahal seharusnya tubuh pasien membutuhkan gizi yang komplit dan seimbang karena kebutuhan nutrisi pengidap kanker sebenarnya tinggi sekali khususnya yang menjalani pengobatan,” kata Ida.
Baca juga: Kenali tiga pengobatan yang umum untuk kanker
Baca juga: Syarat bagi pasien kanker payudara yang ingin berobat alternatif
Baca juga: Meraba benjolan tidak cukup untuk deteksi kanker payudara HER2