Sampit (ANTARA) - Masyarakat Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap penularan COVID-19 yang kembali meningkat, bahkan jumlah penderita yang meninggal dunia pun melonjak tajam.
"Sebanyak 60 persen di antaranya adalah lansia (lanjut usia) yang memiliki komorbit (penyakit penyerta). Maka kebijakan pemerintah pusat adalah memprioritaskan vaksinasi untuk lansia, yakni usia 60 tahun ke atas. Tapi ini disesuaikan dengan ketersediaan vaksin yang dikirim pemerintah provinsi," kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Kotawaringin Timur, Umar Kaderi di Sampit, Kamis.
Berdasarkan data dirilis Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Kotawaringin Timur, tergambar jumlah penderita COVID-19 yang meninggal dunia pada Januari sebanyak lima orang, Februari dua orang, Maret nihil dan selama 1 hingga 29 April sudah terdapat 14 orang penderita COVID-19 yang meninggal dunia.
Secara umum total jumlah kasus COVID-19 di Kotawaringin Timur hingga Kamis (29/4) sebanyak 2.081 orang terdiri dari 1.842 kasus sembuh, 180 orang masih ditangani dan 59 orang meninggal dunia.
Untuk menekan penyebaran COVID-19, masyarakat diimbau menjalankan protokol kesehatan secara ketat. Pemerintah daerah juga terus melakukan berbagai upaya, salah satunya mengoptimalkan vaksinasi COVID-19.
Saat ini vaksinasi terus berjalan. Setelah dilakukan vaksinasi terhadap tenaga kesehatan dan petugas pelayanan publik, kini vaksinasi memprioritaskan kaum lansia karena termasuk kelompok rentan dan berisiko tinggi.
Umar berharap vaksinasi COVID-19 bisa dituntaskan tahun ini sehingga semakin banyak warga yang mempunyai daya tahan tubuh lebih baik. Saat ini stok vaksin sebanyak sekitar 17.420 dosis.
Meski sudah divaksinasi, warga diingatkan tetap menjalankan protokol kesehatan agar tidak sampai tertular dan menularkan COVID-19 kepada orang lain. Umar mengakui ada kasus orang terpapar COVID-19 padahal sudah menjalani vaksinasi penuh yaitu sebanyak dua kali suntikan vaksin.
"Ada (yang sudah divaksin kena lagi) cuma itu masih ringan. Vaksin itu kan untuk terbentuknya antibodi 28 hari setelah vaksin kedua. Yang kena itu sebelum 28 hari sehingga antibodinya belum terbentuk. Meski ada yang kena, Alhamdulillah masih ringan. Jadi masih ada isolasi mandiri. Makanya kami mengimbau, yang sudah divaksin pun harus tetap menjalankan protokol kesehatan," ujar Umar.
Baca juga: DPRD Kotim dorong ketegasan pemerintah daerah terhadap perusahaan abaikan plasma
Sepekan terakhir kasus warga terkonfirmasi positif COVID-19 kembali meningkat. Hasil pelacakan, kata Umar, penularan terbanyak merupakan klaster keluarga.
Dalam satu keluarga terpapar COVID-19 ada yang hingga empat orang. Untuk penanganannya mereka melakukan isolasi mandiri di bawah pengawasan oleh puskesmas masing-masing wilayah.
Dinas Kesehatan sudah menyampaikan kepada seluruh puskesmas, jika ada penderita COVID-19 dari klaster keluarga yang indikasi bergejala berdasarkan hasil pemeriksaan dokter yang melakukan pemantauan di wilayahnya maka diharapkan segera dibawa untuk ditangani intensif di ruang isolasi ke RSUD dr Murjani.
"Kalau untuk klaster perjalanan melalui bandara dan pelabuhan, belum ada kita temukan. Sesuai Surat Edaran Satgas Penanganan COVID-19 Nomor 13 tahun 2021 bahwa mereka yang akan masuk ke Kalteng harus menunjukkan hasil PCR, antigen atau GeNose. Mereka yang datang ke Sampit ini sudah dinyatakan secara ilmu pengetahuan adalah sudah negatif atau nonreaktif," jelas Umar.
Disinggung potensi masuknya varian baru COVID-19 seperti yang merebak di India, Umar mengatakan pihaknya belum bisa mengetahui. Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur belum memiliki peralatan untuk menguji dan mengetahui jenis virus varian baru COVID-19 tersebut.
Baca juga: DPRD Kotim minta pemerintah daerah bantu petani sawit rakyat
"Sebanyak 60 persen di antaranya adalah lansia (lanjut usia) yang memiliki komorbit (penyakit penyerta). Maka kebijakan pemerintah pusat adalah memprioritaskan vaksinasi untuk lansia, yakni usia 60 tahun ke atas. Tapi ini disesuaikan dengan ketersediaan vaksin yang dikirim pemerintah provinsi," kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Kotawaringin Timur, Umar Kaderi di Sampit, Kamis.
Berdasarkan data dirilis Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Kotawaringin Timur, tergambar jumlah penderita COVID-19 yang meninggal dunia pada Januari sebanyak lima orang, Februari dua orang, Maret nihil dan selama 1 hingga 29 April sudah terdapat 14 orang penderita COVID-19 yang meninggal dunia.
Secara umum total jumlah kasus COVID-19 di Kotawaringin Timur hingga Kamis (29/4) sebanyak 2.081 orang terdiri dari 1.842 kasus sembuh, 180 orang masih ditangani dan 59 orang meninggal dunia.
Untuk menekan penyebaran COVID-19, masyarakat diimbau menjalankan protokol kesehatan secara ketat. Pemerintah daerah juga terus melakukan berbagai upaya, salah satunya mengoptimalkan vaksinasi COVID-19.
Saat ini vaksinasi terus berjalan. Setelah dilakukan vaksinasi terhadap tenaga kesehatan dan petugas pelayanan publik, kini vaksinasi memprioritaskan kaum lansia karena termasuk kelompok rentan dan berisiko tinggi.
Umar berharap vaksinasi COVID-19 bisa dituntaskan tahun ini sehingga semakin banyak warga yang mempunyai daya tahan tubuh lebih baik. Saat ini stok vaksin sebanyak sekitar 17.420 dosis.
Meski sudah divaksinasi, warga diingatkan tetap menjalankan protokol kesehatan agar tidak sampai tertular dan menularkan COVID-19 kepada orang lain. Umar mengakui ada kasus orang terpapar COVID-19 padahal sudah menjalani vaksinasi penuh yaitu sebanyak dua kali suntikan vaksin.
"Ada (yang sudah divaksin kena lagi) cuma itu masih ringan. Vaksin itu kan untuk terbentuknya antibodi 28 hari setelah vaksin kedua. Yang kena itu sebelum 28 hari sehingga antibodinya belum terbentuk. Meski ada yang kena, Alhamdulillah masih ringan. Jadi masih ada isolasi mandiri. Makanya kami mengimbau, yang sudah divaksin pun harus tetap menjalankan protokol kesehatan," ujar Umar.
Baca juga: DPRD Kotim dorong ketegasan pemerintah daerah terhadap perusahaan abaikan plasma
Sepekan terakhir kasus warga terkonfirmasi positif COVID-19 kembali meningkat. Hasil pelacakan, kata Umar, penularan terbanyak merupakan klaster keluarga.
Dalam satu keluarga terpapar COVID-19 ada yang hingga empat orang. Untuk penanganannya mereka melakukan isolasi mandiri di bawah pengawasan oleh puskesmas masing-masing wilayah.
Dinas Kesehatan sudah menyampaikan kepada seluruh puskesmas, jika ada penderita COVID-19 dari klaster keluarga yang indikasi bergejala berdasarkan hasil pemeriksaan dokter yang melakukan pemantauan di wilayahnya maka diharapkan segera dibawa untuk ditangani intensif di ruang isolasi ke RSUD dr Murjani.
"Kalau untuk klaster perjalanan melalui bandara dan pelabuhan, belum ada kita temukan. Sesuai Surat Edaran Satgas Penanganan COVID-19 Nomor 13 tahun 2021 bahwa mereka yang akan masuk ke Kalteng harus menunjukkan hasil PCR, antigen atau GeNose. Mereka yang datang ke Sampit ini sudah dinyatakan secara ilmu pengetahuan adalah sudah negatif atau nonreaktif," jelas Umar.
Disinggung potensi masuknya varian baru COVID-19 seperti yang merebak di India, Umar mengatakan pihaknya belum bisa mengetahui. Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur belum memiliki peralatan untuk menguji dan mengetahui jenis virus varian baru COVID-19 tersebut.
Baca juga: DPRD Kotim minta pemerintah daerah bantu petani sawit rakyat