Sampit (ANTARA) - Lonjakan signifikan kasus COVID-19 di Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, membuat Dinas Kesehatan setempat mencurigai masuknya varian virus Corona ke daerah ini sehingga mereka memeriksa kemungkinan tersebut.
"Hari ini kami mengambil sampel untuk diperiksa di Balitbangkes yang dikirim melalui Dinas Kesehatan provinsi. Ini untuk mengetahui apakah di Kotim ada ditemukan varian baru virus Corona," kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Kotawaringin Timur, Umar Kaderi di Sampit, Kamis.
Saat ini jumlah kasus aktif COVID-19 di Kotawaringin Timur sebanyak 259 orang, terdiri dari 55 orang yang dirawat di RSUD dr Murjani, sedangkan sisanya melaksanakan isolasi mandiri di rumah.
Peningkatan signifikan kasus COVID-19 terjadi dalam dua pekan terakhir. Jika pemeriksaan terus gencar dilakukan, Umar memprediksi kasus aktif bisa tembus 500 orang.
Umar menyebut peningkatan kasus baru ini sangat memprihatinkan. Bahkan ada tenaga kesehatan yang sudah menjalani vaksinasi, ternyata juga terpapar COVID-19.
Lonjakan kasus dan meluasnya penyebaran COVID-19 ini membuat Dinas Kesehatan khawatir varian baru virus Corona sudah masuk ke daerah ini. Kekhawatiran ini melihat meningkat dan meluasnya penularan virus mematikan tersebut.
"Hasilnya nanti menjadi bahan bagi kami untuk mengambil kebijakan dalam memaksimalkan penanganan COVID-19. Saat ini memang ada varian baru virus Corona seperti yang ditemukan di Inggris, Afrika Selatan dan India," kata Umar.
Baca juga: Puskesmas di Kotim mulai kewalahan tangani lonjakan pasien COVID-19
Umar menambahkan, sikap sebagian masyarakat yang mulai mengabaikan protokol kesehatan, diduga menjadi pemicu meningkatnya penularan COVID-19. Masyarakat ada yang tidak menggunakan masker dan tidak menjaga jarak saat beraktivitas di pasar, buka puasa bersama, shalat berjamaah dan kegiatan lainnya.
Umar juga menyebut, klaster pelajar juga sudah muncul di Kotawaringin Timur. Berdasarkan data, ada sekitar empat persen berstatus pelajar dari total penderita COVID-19 saat ini.
Fakta diharapkan menjadi pertimbangan bagi sekolah untuk melaksanakan pembelajaran sistem tatap muka. Kegiatan yang diduga menjadi pemicu penularan diharapkan dihindari agar kasus baru COVID-19 bisa terus ditekan.
"Harapan kami untuk tatap muka pembelajaran harus sambil melihat situasi. Penularan harus dicegah. Bagi pelajar yang terkonfirmasi positif COVID-19, penanganannya tetap sesuai standar. Bagi yang gejala ringan bisa isolasi mandiri. Sementara belum ada yang dibawa ke rumah sakit," demikian Umar Kaderi.
Baca juga: Program zakat penghasilan ASN Kotim disinergikan dengan Gerakan Cinta Zakat
"Hari ini kami mengambil sampel untuk diperiksa di Balitbangkes yang dikirim melalui Dinas Kesehatan provinsi. Ini untuk mengetahui apakah di Kotim ada ditemukan varian baru virus Corona," kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Kotawaringin Timur, Umar Kaderi di Sampit, Kamis.
Saat ini jumlah kasus aktif COVID-19 di Kotawaringin Timur sebanyak 259 orang, terdiri dari 55 orang yang dirawat di RSUD dr Murjani, sedangkan sisanya melaksanakan isolasi mandiri di rumah.
Peningkatan signifikan kasus COVID-19 terjadi dalam dua pekan terakhir. Jika pemeriksaan terus gencar dilakukan, Umar memprediksi kasus aktif bisa tembus 500 orang.
Umar menyebut peningkatan kasus baru ini sangat memprihatinkan. Bahkan ada tenaga kesehatan yang sudah menjalani vaksinasi, ternyata juga terpapar COVID-19.
Lonjakan kasus dan meluasnya penyebaran COVID-19 ini membuat Dinas Kesehatan khawatir varian baru virus Corona sudah masuk ke daerah ini. Kekhawatiran ini melihat meningkat dan meluasnya penularan virus mematikan tersebut.
"Hasilnya nanti menjadi bahan bagi kami untuk mengambil kebijakan dalam memaksimalkan penanganan COVID-19. Saat ini memang ada varian baru virus Corona seperti yang ditemukan di Inggris, Afrika Selatan dan India," kata Umar.
Baca juga: Puskesmas di Kotim mulai kewalahan tangani lonjakan pasien COVID-19
Umar menambahkan, sikap sebagian masyarakat yang mulai mengabaikan protokol kesehatan, diduga menjadi pemicu meningkatnya penularan COVID-19. Masyarakat ada yang tidak menggunakan masker dan tidak menjaga jarak saat beraktivitas di pasar, buka puasa bersama, shalat berjamaah dan kegiatan lainnya.
Umar juga menyebut, klaster pelajar juga sudah muncul di Kotawaringin Timur. Berdasarkan data, ada sekitar empat persen berstatus pelajar dari total penderita COVID-19 saat ini.
Fakta diharapkan menjadi pertimbangan bagi sekolah untuk melaksanakan pembelajaran sistem tatap muka. Kegiatan yang diduga menjadi pemicu penularan diharapkan dihindari agar kasus baru COVID-19 bisa terus ditekan.
"Harapan kami untuk tatap muka pembelajaran harus sambil melihat situasi. Penularan harus dicegah. Bagi pelajar yang terkonfirmasi positif COVID-19, penanganannya tetap sesuai standar. Bagi yang gejala ringan bisa isolasi mandiri. Sementara belum ada yang dibawa ke rumah sakit," demikian Umar Kaderi.
Baca juga: Program zakat penghasilan ASN Kotim disinergikan dengan Gerakan Cinta Zakat