Palangka Raya (ANTARA) - Wakil Ketua I Komisi C DPRD Palangka Raya, Kalimantan Tengah M Hasan Busyairi mengingatkan kepada pemerintah kota setempat untuk selalu siaga kebakaran hutan dan lahan sejak dini sebelum musim kemarau.

"Kami selalu mendorong pemkot dan masyarakat lebih siap, serta antisipatif terhadap kemungkinan dampak musim kemarau, terutama di wilayah yang rentan kekeringan dan terjadi karhutla," kata Hasan Busyairi di Palangka Raya, Kamis.

Ia menjelaskan, saat ini pemkot dan masyarakat sedang menghadapi pandemi COVID-19, untuk itu sejumlah pihak terkait diimbau tetap bisa mengantisipasi karhutla yang dapat menimbulkan bencana kabut asap.

Pemerintah juga bisa melakukan sosialisasi dan imbauan sejak dini sebagai langkah antisipasi awal, sehingga nantinya ketika musim kemarau, karhutla tidak akan terjadi.

"Prediksi BMKG, wilayah Kalimantan akan segera memasuki musim kemarau. Biasanya saat kemarau akan terjadi kabut asap akibat karhutla. Untuk mencegah itu, pemkot harus sigap melakukan langkah-langkah antisipasi," ucapnya.  

Politisi Partai Golkar itu menegaskan, kendati curah hujan beberapa hari ini masih cukup tinggi, namun kewaspadaan jangan sampai terlupakan.

Selanjutnya, mulai saat ini pemkot harus sudah memperkuat koordinasi dan menggandeng instansi terkait untuk melakukan imbauan atau sosialisasi untuk tidak membakar hutan dan lahan saat musim kemarau datang.

Terlebih dengan karakteristik lahan di 'Kota Cantik' sebutan Palangka Raya dan sekitarnya didominasi lahan gambut, maka potensi terjadinya karhutla cukup besar.

"Maka dari itu pada tahun ini kami sejak awal selalu mengingatkan pemerintah, terutama BPBD mempersiapkan segala sesuatunya baik antisipasi maupun pencegahan," bebernya.

Dalam kesempatan tersebut, Hasan Busyairi juga meminta masyarakat yang berada di ibu kota provinsi setempat untuk tidak membuka lahan dengan cara dibakar. Karena dengan kesadaran masyarakat itu sendiri, mereka sudah membantu pemerintah dalam pencegahan karhutla.

Jangan sampai masyarakat dihantui dengan bayang-bayang bencana kabut asap, karena saat ini saja seluruh pihak sudah khawatir dengan pandemi COVID-19 apalagi ditambah dampak kabut asap, tentu masyarakat sendiri akan semakin gelisah.

"Kesadaran masyarakat sangat dibutuhkan, bahkan kepada peladang yang akan membuka lahan hendaknya jangan dibakar tetapi rerumputan tersebut bisa dibusukkan dan menjadi pupuk," tutupnya.

Pewarta : Adi Wibowo
Uploader : Admin 4
Copyright © ANTARA 2024