Sampit (ANTARA) - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Kalimantan Tengah memasang perangkap besi untuk menangkap seekor beruang besar yang sering masuk ke salah satu permukiman warga di Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur.
"Saya dibantu dua personel Manggala Agni telah memasang perangkap tersebut sore tadi. Kami juga mengimbau masyarakat untuk selalu waspada terhadap satwa tersebut," kata Komandan Jaga BKSDA Pos Sampit, Muriansyah di Sampit, Sabtu.
Beruang berukuran besar muncul di permukiman warga di kawasan lingkar utara Jalan Seth Adji Kelurahan Baamang Barat Kecamatan Baamang, membuat cemas warga setempat. Beruang hitam seukuran orang dewasa itu muncul pada tengah malam dan terekam kamera tersembunyi atau CCTV dari rumah salah satu warga setempat.
Satwa ganas tersebut diduga masuk ke permukiman warga untuk mencari makanan. Pemicunya dimungkinkan karena semakin sulitnya mendapatkan makanan di habitatnya.
Hasil observasi di lapangan, kata Muriansyah, terdapat kandang ternak di kawasan permukiman itu. Selain itu, tanaman dan sampah rumah tangga juga bisa menjadi incaran beruang untuk mencari makanan dari sisa-sisa makanan yang dibuang.
BKSDA berusaha menangkap beruang tersebut untuk mencegah hal tidak diinginkan terhadap warga. Warga juga diimbau tidak membunuh beruang tersebut, tetapi melaporkannya ke BKSDA agar segera ditangkap.
Untuk menangkap beruang tersebut, BKSDA memasang perangkap berupa kandang besi. Untuk memancing beruang, kandang diisi umpan berupa nanas dan hati ayam.
Baca juga: BKSDA siapkan jerat tangkap buaya penerkam guru di Kotim
Muriansyah berharap perangkap tersebut berhasil menangkap beruang agar bisa direlokasi ke hutan yang ekosistemnya masih bagus. Sementara beruang belum tertangkap, warga diminta berhati-hati saat beraktivitas di luar rumah untuk mengantisipasi kemunculan beruang.
"Tadi kami juba memberikan pengarahan dan himbauan kepada warga yang tinggal di sekitar lokasi pemasangan perangkap, terkait dugaan awal penyebab beruang mendekati areal tersebut yakni ada tanaman buah dan kandang ternak. Kami meminta warga tetap waspada dan berhati-hati saat keluar rumah di malam hari," kata Muriansyah.
Muriansyah mengatakan, laporan kemunculan dan gangguan beruang di Sampit cukup sering. Tanggal 2 Juni lalu ada dua laporan kemunculan beruang yakni di Perumahan Griya Mandiri Jalan Tjilik Riwutwut km 4 Kelurahan Baamang Barat dan Perumahan Bintang Jaya Jalan Tjilik Riwut km 4,5 Kelurahan Baamang Hulu.
Laporan serupa pada 7 Juni di Perumahan Wengga Metropolitan Jalan Metro Sawit Kelurahan Baamang Barat, serta pada 11 Juni di kawasan lingkar utara Jalan Seth Adji.
Baca juga: Seorang kakek disambar buaya saat berwudhu di Sungai Mentaya
"Saya dibantu dua personel Manggala Agni telah memasang perangkap tersebut sore tadi. Kami juga mengimbau masyarakat untuk selalu waspada terhadap satwa tersebut," kata Komandan Jaga BKSDA Pos Sampit, Muriansyah di Sampit, Sabtu.
Beruang berukuran besar muncul di permukiman warga di kawasan lingkar utara Jalan Seth Adji Kelurahan Baamang Barat Kecamatan Baamang, membuat cemas warga setempat. Beruang hitam seukuran orang dewasa itu muncul pada tengah malam dan terekam kamera tersembunyi atau CCTV dari rumah salah satu warga setempat.
Satwa ganas tersebut diduga masuk ke permukiman warga untuk mencari makanan. Pemicunya dimungkinkan karena semakin sulitnya mendapatkan makanan di habitatnya.
Hasil observasi di lapangan, kata Muriansyah, terdapat kandang ternak di kawasan permukiman itu. Selain itu, tanaman dan sampah rumah tangga juga bisa menjadi incaran beruang untuk mencari makanan dari sisa-sisa makanan yang dibuang.
BKSDA berusaha menangkap beruang tersebut untuk mencegah hal tidak diinginkan terhadap warga. Warga juga diimbau tidak membunuh beruang tersebut, tetapi melaporkannya ke BKSDA agar segera ditangkap.
Untuk menangkap beruang tersebut, BKSDA memasang perangkap berupa kandang besi. Untuk memancing beruang, kandang diisi umpan berupa nanas dan hati ayam.
Baca juga: BKSDA siapkan jerat tangkap buaya penerkam guru di Kotim
Muriansyah berharap perangkap tersebut berhasil menangkap beruang agar bisa direlokasi ke hutan yang ekosistemnya masih bagus. Sementara beruang belum tertangkap, warga diminta berhati-hati saat beraktivitas di luar rumah untuk mengantisipasi kemunculan beruang.
"Tadi kami juba memberikan pengarahan dan himbauan kepada warga yang tinggal di sekitar lokasi pemasangan perangkap, terkait dugaan awal penyebab beruang mendekati areal tersebut yakni ada tanaman buah dan kandang ternak. Kami meminta warga tetap waspada dan berhati-hati saat keluar rumah di malam hari," kata Muriansyah.
Muriansyah mengatakan, laporan kemunculan dan gangguan beruang di Sampit cukup sering. Tanggal 2 Juni lalu ada dua laporan kemunculan beruang yakni di Perumahan Griya Mandiri Jalan Tjilik Riwutwut km 4 Kelurahan Baamang Barat dan Perumahan Bintang Jaya Jalan Tjilik Riwut km 4,5 Kelurahan Baamang Hulu.
Laporan serupa pada 7 Juni di Perumahan Wengga Metropolitan Jalan Metro Sawit Kelurahan Baamang Barat, serta pada 11 Juni di kawasan lingkar utara Jalan Seth Adji.
Baca juga: Seorang kakek disambar buaya saat berwudhu di Sungai Mentaya