Sampit (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah memperpanjang status siaga darurat kebakaran hutan dan lahan atau karhutla selama 120 hari untuk mengantisipasi terjadinya ancaman bencana tahunan tersebut.

"Sebelumnya status ini diberlakukan pada Maret sampai 29 Juni 2021 selama 21 hari. Hasil rapat hari ini disepakati status diperpanjang mulai 30 Juni sampai 27 Oktober 2021 atau selama 120 hari. Jadi kita tetap dengan status siaga darurat kebakaran hutan dan lahan," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Kotawaringin Timur Muhammad Yusuf di Sampit, Selasa.

Penetapan status siaga darurat ini merupakan bentuk keseriusan pemerintah daerah mengantisipasi dan mencegah kebakaran hutan dan lahan yang sering terjadi saat musim kemarau seperti sekarang ini.

Meski kemarau yang terjadi saat ini merupakan kemarau basah, kesiagaan tetap dilakukan karena Kotawaringin Timur termasuk daerah rawan kebakaran hutan dan lahan lantaran luasnya sebaran tanah gambut di daerah ini.

Saat kemarau, tanah gambut mudah kering sehingga sangat mudah terbakar. Jika terbakar, gambut sulit dipadamkan karena api terus membakar ke dalam tanah meski api di permukaan sudah padam. Untuk itu pemadaman harus dilakukan berulang-ulang hingga air meresap ke dalam tanah.

Data juga membuktikan, meski hujan masih kerap terjadi, kebakaran lahan sempat beberapa kali terjadi. Ketika hujan tidak turun beberapa hari saja, tanah gambut akan kering sehingga mudah terbakar.

Saat rapat evaluasi, berbagai usulan disampaikan camat, perwakilan TNI dan Polri. Menyikapi itu, Yusuf berjanji akan menindaklanjutinya, khususnya terkait operasional dan penambahan personel karena memang sangat dibutuhkan.

Baca juga: Ketua DPRD Kotim menilai agrowisata potensial dikembangkan

Yusuf mengajak semua pihak terus meningkatkan kewaspadaan, terlebih saat puncak kemarau nantinya. Berkurangnya intensitas hujan akan meningkatkan potensi kebakaran hutan dan lahan.

Untuk itu kesiapan personel dan peralatan harus dipastikan. Antisipasi juga harus dilakukan, khususnya terkait pemadaman kebakaran yang lokasinya jauh dari sumber air.

"Tidak menutup kemungkinan ada peningkatan di bulan-bulan berikutnya. Penambahan peralatan dan personel memang sudah menjadi keharusan untuk ke depannya mengingat prediksi dari BMKG bahwa kita memasuki puncak kemarau dan potensi karhutla ini pada Agustus dan September, bahkan berlanjut hingga November," ujar Yusuf

Pemerintah daerah berharap kebakaran hutan dan lahan bisa terus ditekan. Dukungan masyarakat sangat dibutuhkan untuk mencegah bencana kebakaran hutan dan lahan dengan cara tidak membuka lahan dengan pembakaran serta membantu memadamkan api jika terjadi kebakaran lahan di sekitar lingkungan masing-masing.

Baca juga: Orang tua miliki peran penting dalam keamanan internet bagi anak

Baca juga: Bapemperda DPRD Kotim tuntaskan dua raperda inisiatif

Baca juga: Pemkab Kotim salurkan Rp13 miliar bantuan rumah ibadah

Pewarta : Norjani
Uploader : Admin 2
Copyright © ANTARA 2024