Muara Teweh (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah, mulai melaksanakan pembangunan Jembatan Lemo di Desa Lemo II Kecamatan Teweh Tengah melintasi Sungai Barito yang merupakan akses Muara Teweh menuju Palangka Raya dan sebaliknya.
Dimulainya pembangunan Jembatan Lemo ini ditandai dengan pemancangan tiang pertama jembatan oleh Bupati Barito Utara Nadalsyah di Desa Lemo II Kecamatan Teweh Tengah, Rabu.
Pemancangan tiang pertama tersebut juga dihadiri Wakil Bupati Sugianto Panala Putar, Ketua DPRD Mery Rukaini, Wakil Ketua I Parmana Setiawan dan Wakil Ketua II Sastra Jaya, Sekda Jainal Abidin dan pejabat lainnya serta masyarakat setempat.
Bupati Nadalsyah mengatakan pembangunan Jembatan Lemo akan dimulai pembangunannya sekarang ini adalah berkat usaha dan doa semua, sehingga pada hari ini apa yang telah perjuangkan menjadi kenyataan.
"Kita berharap kedepannya jembatan ini akan memberikan manfaat sebesar-besarnya dalam peningkatan akses mobilitas serta kegiatan perekonomian masyarakat Barito Utara," katanya.
Pada kesempatan tersebut bupati menyampaikan bahwa usulan anggaran dana perimbangan untuk pembangunan Jembatan Lemo yang diusulkan ke pemerintah Provinsi Kalteng sebesar Rp30 miliar tidak disetujui.
Namun demikian, pihaknya, terus berupaya tetap menggunakan APBD murni dan juga mendapatkan bantuan dari perusahaan PT Mitra Barito untuk pembelian material rangka baja jembatan.
"Saya mengharapkan para pengusaha baik yang berdomisili di Barito Utara maupun yang melakukan aktivitas pekerjaan di wilayah Kabupaten Barito Utara dapat mengambil contoh tersebut," ucapnya.
Menurut dia apabila mengharapkan semua dari pemerintah, mustahil pembangunan jembatan Lemo ini dapat segera terealisasi, dimana jembatan ini sangat diperlukan warga masyarakat khususnya masyarakat Barito Utara.
Bupati Barito Utara Nadalsyah didampingi Wakil Bupati Sugianto Panala Putra, Ketua DPRD Mery Rukaini, Wakil Ketua I DPRD Provinsi Kalteng Jimmy Carter, Sekda Jainal Abidin dan pejabat lainnya foto bersama usai pemancangan tiang pertama Jembatan Lemo di Desa Lemo Kecamatan Teweh Tengah, Rabu (30/6/2021).ANTARA/Dokumen pribadi
Melalui kepedulian dan partisipasi dari semua pihak, diharapkan dapat langsung dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
"Terlebih saat ini negara dalam kondisi dilanda pandemi COVID-19, yang mana keuangan pemerintah difokuskan untuk penggulangannya dan pemulihan ekonomi," kata dia.
Nadalsyah pada kesempatan itu berpesan agar semua pihak bersama-sama bergandengan tangan, bersatu padu untuk memajukan Barito Utara yang sama-sama dicintai dan dibanggakan.
Dia menambahkan bahwa pembangunan Jembatan Lemo ini untuk seluruh masyarakat Barito Utara.
"Ini bukan karena saya warga Lemo, tetapi ini untuk kepentingan semua masyarakat saya di kabupaten Barito Utara," kata H Nadalsyah.
Bupati juga mengharapkan pembangunan jembatan dapat selesai, sehingga memudahkan akses mobilitas masyarakat Barito Utara khususnya.
"Saya berharap sebelum masa kepemimpinan saya berakhir di dua periode ini, jembatan dapat selesai seperti halnya Islamic Center," harap Nadalsyah.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Barito Utara Muhammad Iman Topik mengatakan pekerjaan pembangunan jembatan rangka baja di Desa Lemo ini dilaksanakan selama 660 hari kalender dengan biaya bersumber dari APBD Kabupaten Barito Utara dan partisipasi dari PT Mitra Barito untuk pembelian rangka baja bentang 120 meter dan bentang 60 meter.
"Jembatan Lemo termasuk jembatan rangka baja kelas B dengan total panjang 561,65 meter yang terdiri dari rangka baja bentang 120 meter sebanyak satu buah, bentang 60 meter lima buah, balok girder bentang 25 sebanyak dua buah," kata Topik.
Untuk lebar jembatan 6 meter ditambah 0,5 meter trotoar kiri dan kanan. Sedangkan untuk pondasi jembatan menggunakan pipa baja diameter 600 milimeter dan tebal 12 milimeter.
"Pekerjaan jembatan ini hingga selesai nanti memerlukan biaya sebesar Rp143,7 miliar, di luar rangka baja yang dibeli oleh PT Mitra Barito," katanya.
Ia mengatakan anggaran biaya yang digunakan berasal dari anggaran multiyears atau kontrak tahun jamak tahun 2010 sampai 2022 sesuai kontrak hanya sebesar Rp25 miliar.
"Sehingga sisa biaya pembangunan jembatan yang diperlukan hingga selesai sebesar Rp118,7 miliar," jelas dia.
Pembangunan jembatan ini, kata dia, nantinya adalah sebagai jalan alternatif terdekat menuju ibu kota negara baru (Kalimantan Timur) poros tengah dan memperpendek jarak tempuh dari Muara Teweh menuju ibu kota Provinsi Kalteng.
"Dari awalnya 384,73 kilometer menjadi 262,46 Km. Yang mana selisihnya adalah sejauh 120,27 Km. Tentunya hal ini dapat memberikan dampak yang positif dari segi efesiensi jarak tempuh dan peningkatan ekonomi masyarakat Kabupaten Barito Utara secara umum serta membuka akses perkembangan pembangunan," ujar Topik.
Dimulainya pembangunan Jembatan Lemo ini ditandai dengan pemancangan tiang pertama jembatan oleh Bupati Barito Utara Nadalsyah di Desa Lemo II Kecamatan Teweh Tengah, Rabu.
Pemancangan tiang pertama tersebut juga dihadiri Wakil Bupati Sugianto Panala Putar, Ketua DPRD Mery Rukaini, Wakil Ketua I Parmana Setiawan dan Wakil Ketua II Sastra Jaya, Sekda Jainal Abidin dan pejabat lainnya serta masyarakat setempat.
Bupati Nadalsyah mengatakan pembangunan Jembatan Lemo akan dimulai pembangunannya sekarang ini adalah berkat usaha dan doa semua, sehingga pada hari ini apa yang telah perjuangkan menjadi kenyataan.
"Kita berharap kedepannya jembatan ini akan memberikan manfaat sebesar-besarnya dalam peningkatan akses mobilitas serta kegiatan perekonomian masyarakat Barito Utara," katanya.
Pada kesempatan tersebut bupati menyampaikan bahwa usulan anggaran dana perimbangan untuk pembangunan Jembatan Lemo yang diusulkan ke pemerintah Provinsi Kalteng sebesar Rp30 miliar tidak disetujui.
Namun demikian, pihaknya, terus berupaya tetap menggunakan APBD murni dan juga mendapatkan bantuan dari perusahaan PT Mitra Barito untuk pembelian material rangka baja jembatan.
"Saya mengharapkan para pengusaha baik yang berdomisili di Barito Utara maupun yang melakukan aktivitas pekerjaan di wilayah Kabupaten Barito Utara dapat mengambil contoh tersebut," ucapnya.
Menurut dia apabila mengharapkan semua dari pemerintah, mustahil pembangunan jembatan Lemo ini dapat segera terealisasi, dimana jembatan ini sangat diperlukan warga masyarakat khususnya masyarakat Barito Utara.
Melalui kepedulian dan partisipasi dari semua pihak, diharapkan dapat langsung dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
"Terlebih saat ini negara dalam kondisi dilanda pandemi COVID-19, yang mana keuangan pemerintah difokuskan untuk penggulangannya dan pemulihan ekonomi," kata dia.
Nadalsyah pada kesempatan itu berpesan agar semua pihak bersama-sama bergandengan tangan, bersatu padu untuk memajukan Barito Utara yang sama-sama dicintai dan dibanggakan.
Dia menambahkan bahwa pembangunan Jembatan Lemo ini untuk seluruh masyarakat Barito Utara.
"Ini bukan karena saya warga Lemo, tetapi ini untuk kepentingan semua masyarakat saya di kabupaten Barito Utara," kata H Nadalsyah.
Bupati juga mengharapkan pembangunan jembatan dapat selesai, sehingga memudahkan akses mobilitas masyarakat Barito Utara khususnya.
"Saya berharap sebelum masa kepemimpinan saya berakhir di dua periode ini, jembatan dapat selesai seperti halnya Islamic Center," harap Nadalsyah.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Barito Utara Muhammad Iman Topik mengatakan pekerjaan pembangunan jembatan rangka baja di Desa Lemo ini dilaksanakan selama 660 hari kalender dengan biaya bersumber dari APBD Kabupaten Barito Utara dan partisipasi dari PT Mitra Barito untuk pembelian rangka baja bentang 120 meter dan bentang 60 meter.
"Jembatan Lemo termasuk jembatan rangka baja kelas B dengan total panjang 561,65 meter yang terdiri dari rangka baja bentang 120 meter sebanyak satu buah, bentang 60 meter lima buah, balok girder bentang 25 sebanyak dua buah," kata Topik.
Untuk lebar jembatan 6 meter ditambah 0,5 meter trotoar kiri dan kanan. Sedangkan untuk pondasi jembatan menggunakan pipa baja diameter 600 milimeter dan tebal 12 milimeter.
"Pekerjaan jembatan ini hingga selesai nanti memerlukan biaya sebesar Rp143,7 miliar, di luar rangka baja yang dibeli oleh PT Mitra Barito," katanya.
Ia mengatakan anggaran biaya yang digunakan berasal dari anggaran multiyears atau kontrak tahun jamak tahun 2010 sampai 2022 sesuai kontrak hanya sebesar Rp25 miliar.
"Sehingga sisa biaya pembangunan jembatan yang diperlukan hingga selesai sebesar Rp118,7 miliar," jelas dia.
Pembangunan jembatan ini, kata dia, nantinya adalah sebagai jalan alternatif terdekat menuju ibu kota negara baru (Kalimantan Timur) poros tengah dan memperpendek jarak tempuh dari Muara Teweh menuju ibu kota Provinsi Kalteng.
"Dari awalnya 384,73 kilometer menjadi 262,46 Km. Yang mana selisihnya adalah sejauh 120,27 Km. Tentunya hal ini dapat memberikan dampak yang positif dari segi efesiensi jarak tempuh dan peningkatan ekonomi masyarakat Kabupaten Barito Utara secara umum serta membuka akses perkembangan pembangunan," ujar Topik.