Sampit (ANTARA) - Belasan warga Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, langsung dites swab antigen oleh petugas saat Operasi Yustisi yang dipimpin Bupati Halikinnor bersama Forum Koordinasi Pimpinan Daerah setempat, Kamis malam.
"Bagi yang hasilnya positif COVID-19 tapi tidak bergejala maka diarahkan menjalani isolasi mandiri, tapi dipantau oleh puskesmas dan Posko PPKM Skala Mikro. Kalau mereka bandel dan keluyuran maka akan dibawa ke ruang isolasi. Begitu juga bagi penderita COVID-19 bergejala, akan dirawat di ruang isolasi," kata Halikinnor di Sampit.
Turut hadir dalam kegiatan itu Kapolres AKBP Abdoel Harris Jakin, Dandim 1015/Spt Letkol Czi Akhmad Safari, Kepala Kejari Kotawaringin Timur Erwin Purba, Penjabat Sekretaris Daerah Fajrurrahman.
Tim dibagi tiga kelompok untuk menyisir jalan-jalan yang ada di pusat Kota Sampit. Sasarannya yaitu kafe, rumah makan, angkringan, tempat biliar dan tempat hiburan malam.
Warga yang tidak menggunakan masker maupun yang berada serta baru keluar dari tempat hiburan melebihi batas waktu yang ditetapkan, langsung diperiksa dengan tes swab antigen.
Sedikitnya ada 18 warga yang diperiksa di tempat. Dari jumlah tersebut, satu orang yang pemeriksaannya menunjukkan hasil positif.
Tim tenaga kesehatan yang didampingi Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Umar Kaderi langsung mendata secara rinci warga tersebut. Selanjutnya, rencananya akan dilakukan tes lanjutan terhadap orang tersebut yaitu swab PCR untuk memastikan apakah positif terpapar COVID-19 atau tidak.
Halikinnor menegaskan, Operasi Yustisi ini akan digelar setiap malam, setidaknya hingga 20 Juli nanti. Rencananya pekan depan penyemprotan desinfektan di pasar, perkantoran dan pusat kegiatan masyarakat untuk memutus mata rantai penularan COVID-19.
Baca juga: Kotim aktifkan tiga pos penyekatan di perbatasan tekan penyebaran COVID-19
Malam ini dianggap sebagai sosialisasi dimulainya Operasi Yustisi ini. Selanjutnya jika masih ada pengunjung maupun pengelola tempat usaha yang tidak mematuhi protokol kesehatan maupun melanggar jam operasional maka dipastikan akan ditindak tegas.
"Kalau ada yang bandel maka kami pastikan bahwa tindakan tegas akan diambil. Saya memahami warga perlu ekonomi, tapi situasi saat ini belum memungkinkan. Kita sama-sama memaklumi dan menjalankan protokol kesehatan karena ini demi kebaikan kita semua," jelas Halikinnor.
Untuk mencegah masuknya dan terus bertambahnya penularan COVID-19, dibangun tiga pos penyekatan yakni di Desa Pundu Kecamatan Cempaga Hulu, Sebabi Kecamatan Telawang dan Ujung Pandaran Kecamatan Teluk Sampit.
Ini sebagai upaya mencegah maupun mendeteksi kemungkinan adanya warga terpapar COVID-19 yang hendak masuk ke Kotawaringin Timur, maupun terjadi penularan semakin parah di daerah sendiri.
Sementara itu, dalam dua hari ini, tercatat empat orang penderita COVID-19 di Kotawaringin Timur meninggal dunia. Kemarin tercatat dua orang meninggal dunia dan hari ini dua orang lagi yang meninggal dunia.
Data pada Kamis siang, terdapat penambahan 52 orang terpapar COVID-19, 20 orang sembuh dan dua orang meninggal dunia. Secara keseluruhan kasus COVID-19 di daerah ini sudah sebanyak 3.487 kasus terdiri dari 2.961 kasus, 428 orang penderita masih ditangani dan 98 orang meninggal dunia.
Baca juga: DPRD Kotim berharap RPJMD mampu wujudkan kesejahteraan masyarakat
"Bagi yang hasilnya positif COVID-19 tapi tidak bergejala maka diarahkan menjalani isolasi mandiri, tapi dipantau oleh puskesmas dan Posko PPKM Skala Mikro. Kalau mereka bandel dan keluyuran maka akan dibawa ke ruang isolasi. Begitu juga bagi penderita COVID-19 bergejala, akan dirawat di ruang isolasi," kata Halikinnor di Sampit.
Turut hadir dalam kegiatan itu Kapolres AKBP Abdoel Harris Jakin, Dandim 1015/Spt Letkol Czi Akhmad Safari, Kepala Kejari Kotawaringin Timur Erwin Purba, Penjabat Sekretaris Daerah Fajrurrahman.
Tim dibagi tiga kelompok untuk menyisir jalan-jalan yang ada di pusat Kota Sampit. Sasarannya yaitu kafe, rumah makan, angkringan, tempat biliar dan tempat hiburan malam.
Warga yang tidak menggunakan masker maupun yang berada serta baru keluar dari tempat hiburan melebihi batas waktu yang ditetapkan, langsung diperiksa dengan tes swab antigen.
Sedikitnya ada 18 warga yang diperiksa di tempat. Dari jumlah tersebut, satu orang yang pemeriksaannya menunjukkan hasil positif.
Tim tenaga kesehatan yang didampingi Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Umar Kaderi langsung mendata secara rinci warga tersebut. Selanjutnya, rencananya akan dilakukan tes lanjutan terhadap orang tersebut yaitu swab PCR untuk memastikan apakah positif terpapar COVID-19 atau tidak.
Halikinnor menegaskan, Operasi Yustisi ini akan digelar setiap malam, setidaknya hingga 20 Juli nanti. Rencananya pekan depan penyemprotan desinfektan di pasar, perkantoran dan pusat kegiatan masyarakat untuk memutus mata rantai penularan COVID-19.
Baca juga: Kotim aktifkan tiga pos penyekatan di perbatasan tekan penyebaran COVID-19
Malam ini dianggap sebagai sosialisasi dimulainya Operasi Yustisi ini. Selanjutnya jika masih ada pengunjung maupun pengelola tempat usaha yang tidak mematuhi protokol kesehatan maupun melanggar jam operasional maka dipastikan akan ditindak tegas.
"Kalau ada yang bandel maka kami pastikan bahwa tindakan tegas akan diambil. Saya memahami warga perlu ekonomi, tapi situasi saat ini belum memungkinkan. Kita sama-sama memaklumi dan menjalankan protokol kesehatan karena ini demi kebaikan kita semua," jelas Halikinnor.
Untuk mencegah masuknya dan terus bertambahnya penularan COVID-19, dibangun tiga pos penyekatan yakni di Desa Pundu Kecamatan Cempaga Hulu, Sebabi Kecamatan Telawang dan Ujung Pandaran Kecamatan Teluk Sampit.
Ini sebagai upaya mencegah maupun mendeteksi kemungkinan adanya warga terpapar COVID-19 yang hendak masuk ke Kotawaringin Timur, maupun terjadi penularan semakin parah di daerah sendiri.
Sementara itu, dalam dua hari ini, tercatat empat orang penderita COVID-19 di Kotawaringin Timur meninggal dunia. Kemarin tercatat dua orang meninggal dunia dan hari ini dua orang lagi yang meninggal dunia.
Data pada Kamis siang, terdapat penambahan 52 orang terpapar COVID-19, 20 orang sembuh dan dua orang meninggal dunia. Secara keseluruhan kasus COVID-19 di daerah ini sudah sebanyak 3.487 kasus terdiri dari 2.961 kasus, 428 orang penderita masih ditangani dan 98 orang meninggal dunia.
Baca juga: DPRD Kotim berharap RPJMD mampu wujudkan kesejahteraan masyarakat