Sampit (ANTARA) - Banjir di sejumlah desa di Kecamatan Antang Kalang Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, semakin dalam, khususnya di Desa Tumbang Kalang yang merupakan ibu kota kecamatan setempat.
"Banjir di Desa Tumbang Kalang semakin dalam karena kiriman dari atas. Kalau di Tumbang Kalang seberang bisa sekitar satu meter lebih," kata Pelaksana Tugas Camat Antang Kalang, Watmin di Sampit, Jumat.
Watmin mengaku masih menunggu laporan dari kepala desa terkait kondisi di desa masing-masing. Sejauh ini baru empat desa yang mengirimkan laporan singkat kondisi banjir yaitu Desa Tumbang Gagu, Tumbang Ramei, Sungai Puring dan Tumbang Kalang.
Banjir terparah terjadi di Desa Sungai Puring karena banjir sangat dalam. Di beberapa titik ketinggian banjir hampir mencapai plafon rumah. Kantor desa setempat juga terendam banjir.
Dari 15 desa di kecamatan itu, ada 11 desa yang permukiman warganya banyak di sekitar Sungai Kalang sehingga rawan terendam ketika sungai meluap. Kepala desa banyak terkendala menyampaikan laporan karena sulitnya jaringan telekomunikasi, sementara jalan darat sangat terbatas.
Pemerintah kecamatan sudah meminta seluruh desa untuk meningkatkan kewaspadaan mengantisipasi kemungkinan banjir semakin parah. Pemerintah desa juga diminta segera melaporkan perkembangan kondisi serta jumlah rumah rumah dan kepala keluarga yang terdampak banjir.
Watmin bersama Polsek dan Koramil setempat turun memantau banjir di Desa Tumbang Kalang. Banjir di Tumbang Kalang semakin dalam karena posisinya rendah sehingga menjadi sasaran banjir kiriman.
Baca juga: Banjir parah melanda Antang Kalang
"Banjir hulu turun ke bawah sehingga permukiman yang ada di lokasi cukup rendah menjadi terendam. Mudah-mudahan segera surut," harap Watmin.
Sementara itu Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kotawaringin Timur, Yephi Hartady mengatakan, tim dari BPBD turun menuju Kecamatan Antang Kalang untuk memantau kondisi banjir tersebut.
"Tim langsung dipimpin Pak Kalak (Kepala Pelaksana BPBD Kotawaringin Timur Muhammad Yusuf). Saya tetap di Sampit karena jaga di Satgas Penanganan COVID-19," kata Yephi.
Jarak tempuh dari Sampit menuju Kecamatan Antang Kalang sekitar empat jam, bahkan lebih. Tim BPBD akan memantau sekaligus mendapatkan warga yang terdampak banjir sebagai dasar jika diperlukan penyaluran bantuan sembako.
Baca juga: Pelamar CASN Kotim banyak gagal sebelum ujian
"Banjir di Desa Tumbang Kalang semakin dalam karena kiriman dari atas. Kalau di Tumbang Kalang seberang bisa sekitar satu meter lebih," kata Pelaksana Tugas Camat Antang Kalang, Watmin di Sampit, Jumat.
Watmin mengaku masih menunggu laporan dari kepala desa terkait kondisi di desa masing-masing. Sejauh ini baru empat desa yang mengirimkan laporan singkat kondisi banjir yaitu Desa Tumbang Gagu, Tumbang Ramei, Sungai Puring dan Tumbang Kalang.
Banjir terparah terjadi di Desa Sungai Puring karena banjir sangat dalam. Di beberapa titik ketinggian banjir hampir mencapai plafon rumah. Kantor desa setempat juga terendam banjir.
Dari 15 desa di kecamatan itu, ada 11 desa yang permukiman warganya banyak di sekitar Sungai Kalang sehingga rawan terendam ketika sungai meluap. Kepala desa banyak terkendala menyampaikan laporan karena sulitnya jaringan telekomunikasi, sementara jalan darat sangat terbatas.
Pemerintah kecamatan sudah meminta seluruh desa untuk meningkatkan kewaspadaan mengantisipasi kemungkinan banjir semakin parah. Pemerintah desa juga diminta segera melaporkan perkembangan kondisi serta jumlah rumah rumah dan kepala keluarga yang terdampak banjir.
Watmin bersama Polsek dan Koramil setempat turun memantau banjir di Desa Tumbang Kalang. Banjir di Tumbang Kalang semakin dalam karena posisinya rendah sehingga menjadi sasaran banjir kiriman.
Baca juga: Banjir parah melanda Antang Kalang
"Banjir hulu turun ke bawah sehingga permukiman yang ada di lokasi cukup rendah menjadi terendam. Mudah-mudahan segera surut," harap Watmin.
Sementara itu Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kotawaringin Timur, Yephi Hartady mengatakan, tim dari BPBD turun menuju Kecamatan Antang Kalang untuk memantau kondisi banjir tersebut.
"Tim langsung dipimpin Pak Kalak (Kepala Pelaksana BPBD Kotawaringin Timur Muhammad Yusuf). Saya tetap di Sampit karena jaga di Satgas Penanganan COVID-19," kata Yephi.
Jarak tempuh dari Sampit menuju Kecamatan Antang Kalang sekitar empat jam, bahkan lebih. Tim BPBD akan memantau sekaligus mendapatkan warga yang terdampak banjir sebagai dasar jika diperlukan penyaluran bantuan sembako.
Baca juga: Pelamar CASN Kotim banyak gagal sebelum ujian