Sampit (ANTARA) - Lonjakan penumpang arus mudik melalui Pelabuhan Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah diperkirakan tidak terlalu signifikan namun tetap menjadi perhatian serius agar penyelenggaraannya berjalan aman dan lancar.
"Kalau untuk tahun ini kami memprediksi kenaikan jumlah penumpang tidak terlalu banyak, sekitar 10 sampai 15 persen. Karena kami melihat sewaktu musim Natal 2024 dan tahun baru 2025 lalu, target kami kenaikan 10 persen itu tidak tercapai," kata Kepala Seksi Lalu Lintas Angkutan Laut dan Usaha Kepelabuhanan Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas III Sampit, Gusti Muchlis di Sampit, Senin.
Penyelenggaraan arus mudik Lebaran Idul Fitri 1446 Hijriah akan dilaksanakan selama 20 hari, yakni mulai 21 Maret sampai dengan 8 April 2025. Hal ini sedikit berbeda karena pada tahun-tahun sebelumnya penyelenggaraan angkutan Lebaran dilakukan selama 30 hari yakni H-15 hingga H+15 Lebaran.
Meski sedikit lebih singkat, berbagai persiapan mulai dilakukan dan nantinya akan rapat koordinasi serta pembentukan posko terpadu. Posko tersebut nantinya melibatkan berbagai instansi terkait.
Muchlis menyebut, potensi calon penumpang di Pelabuhan Sampit cukup tinggi. Hanya, jumlah armada yang tersedia cukup terbatas sehingga warga tidak banyak pilihan.
Kondisi inilah yang diperkirakan membuat banyak calon penumpang yang berangkat melalui daerah lain, khususnya pelabuhan terdekat yakni Pelabuhan Kumai di Kabupaten Kotawaringin Barat. Jumlah armada serta frekuensi keberangkatan dan kedatangan kapal di pelabuhan tersebut jauh lebih banyak dibanding di Pelabuhan Sampit.
Faktor cuaca ekstrem juga bisa memengaruhi minat masyarakat untuk bepergian menggunakan kapal laut. Oleh karena itu cuaca saat musim arus mudik ini diharapkan normal dan aman untuk pelayaran.
Baca juga: Pemkab Kotim tangguhkan CPNS dan PPPK baru
Selain itu, warga juga punya alternatif lain yakni mudik menggunakan transportasi udara, baik melalui Bandara Haji Asan Sampit, maupun Bandara Iskandar Pangkalan Bun Kabupaten Kotawaringin Barat maupun Bandara Tjilik Riwut Palangka Raya.
Kondisi inilah yang diperkirakan memengaruhi sehingga lonjakan penumpang mudik melalui Pelabuhan Sampit tidak signifikan. Meski begitu, penyelenggaraan angkutan Lebaran di Pelabuhan Sampit tetap dilakukan secara ketat sesuai aturan.
"Tahun lalu jumlah penumpang saat angkutan laut Lebaran di tahun 2024 itu berkisar sekitar 9.800 orang untuk jumlah turun naik penumpang. Kalau tahun 2025 ini naik sekitar 15 persen, maka akan ada kenaikan sekitar 1.500 penumpang," tambah Muchlis.
Untuk kelancaran angkutan Lebaran, koordinasi juga dilakukan dengan operator pelayaran yang melayani angkutan di Pelabuhan Sampit yakni PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) dan PT Dharma Lautan Utama. Rute yang dilayani yaitu Sampit-Semarang dan Sampit-Surabaya serta sebaliknya.
PT Pelni akan mengoperasikan tiga kapal yakni KM Lawit, KM Kelimutu dan KM Leuser. Operasional kapal ini di antaranya akan melayani program mudik gratis bersama Pelni pada 24 Maret dengan kuota 500 penumpang dan mudik gratis bersama Kementerian Perhubungan pada 28 Maret dengan kuota 300 penumpang untuk tujuan Semarang.
Untuk keselamatan angkutan Lebaran, kata Muchlis, pihaknya sudah melakukan ramp check atau pemeriksaan kelaikan dan kelayakan armada kapal. Hal ini untuk memastikan kapal yang akan digunakan benar-benar memenuhi syarat keamanan dan keselamatan untuk digunakan mengangkut penumpang.
"Jadi kami sudah ada satu kapal untuk melakukan uji petik memastikan alat-alat keselamatan di kapal itu memenuhi standar keamanan. Ini penting demi keamanan, keselamatan dan kenyamanan penumpang," demikian Gusti Muchlis.
Baca juga: Legislator Kotim sarankan tambah ekskavator amfibi optimalkan pencegahan banjir
Baca juga: Pemkab Kotim tertarik kerja sama penguatan ketahanan pangan antardaerah
Baca juga: Disdik Kotim imbau sekolah optimalkan kegiatan keagamaan selama Ramadhan
