Peretas China mencuri data pemerintah Kamboja

Kamis, 22 Juli 2021 16:57 WIB

Phnom Penh/Hanoi (ANTARA) - Terkubur dalam dakwaan Amerika Serikat yang panjang terhadap aksi mata-mata global China di dunia maya, ada hal yang mengundang penasaran.

Kamboja, salah satu sekutu Beijing paling loyal di Asia, ternyata juga menjadi target serangan siber China.

Serangan itu mengungkap data pembicaraan antara China dan Kamboja tentang penggunaan Sungai Mekong.

Sungai Mekong dianggap sebagai medan perang baru antara AS dan China dalam menancapkan pengaruh mereka di Asia Tenggara.

Empat warga negara China --tiga pejabat keamanan dan seorang peretas yang dikontrak-- telah didakwa melakukan serangan terhadap puluhan perusahaan, universitas dan badan-badan pemerintah di AS dan negara lain, kata Departemen Kehakiman AS, Senin.

Belum ada tanggapan dari mereka yang disebut dalam dakwaan itu.

Baca juga: McDonald's di Taiwan dan Korsel diretas

Tuduhan tersebut, yang menurut China dibuat-buat dan bermotivasi politik, tercantum dalam dakwaan pengadilan AS sepanjang 30 halaman tentang aktivitas sebuah perusahaan yang dikelola kementerian luar negeri China di Hainan, provinsi kepulauan China dekat Asia Tenggara.

Menurut dakwaan, salah satu target serangan adalah "Kementerian A Pemerintah Kamboja", di mana peretas "mencuri data terkait pembicaraan pemerintah China dan Kamboja tentang penggunaan Sungai Mekong" pada Januari 2018.

Kementerian yang dimaksud adalah Kementerian Luar Negeri Kamboja, kata dua sumber yang mengetahui langsung dakwaan itu.

Kedutaan besar China di Kamboja dan Kemenlu China belum memberi tanggapan tentang hal itu.

Seorang juru bicara Kemenlu Kamboja meneruskan pertanyaan Reuters ke kementerian telekomunikasi, yang menolak berkomentar. Juru bicara pemerintah Kamboja Phay Siphan juga menolak memberi tanggapan.

Rahasia dan Data

Sungai Mekong sepanjang 4.350 km, yang dikenal sebagai Lancang di bagian hulunya, mengalir dari China di sepanjang perbatasan Myanmar, Laos, dan Thailand melalui Kamboja dan Vietnam. Sungai itu telah menghidupi masyarakat petani dan nelayan selama ribuan tahun.

Seperti Laut China Selatan, Sungai Mekong telah menjadi garis depan perseteruan AS dan China.

Beijing menyalip Washington dalam hal pengeluaran dana dan pengaruh di negara-negara hilir karena memegang kendali atas perairan sungai itu.

Menurut dakwaan, para peretas China mendapatkan data dari kementerian China pada hari yang sama saat Kamboja menjadi tuan rumah pertemuan puncak Kerja Sama Lancang-Mekong (LMC) yang didukung China dan dihadiri para pemimpin China, Laos, Myanmar, Thailand, dan Vietnam di Phnom Penh pada 10 Januari 2018.

Baca juga: Peretas asal Swiss didakwa karena curi data Intel dan Nissan

Data itu berisi pembicaraan dalam pertemuan tersebut, kata dakwaan tanpa menjelaskan detilnya.

Pada hari yang sama, para peretas menyembunyikan dan mengirimkan "rahasia perdagangan dan data hidroakustik" dalam gambar koala dan Presiden AS Donald Trump ke sebuah akun daring yang mereka kendalikan, menurut dakwaan itu.

Belum jelas apakah data hidroakustik --data yang dikumpulkan lewat sonar dan digunakan untuk mengawasi objek di bawah air-- berasal dari wilayah Sungai Mekong.

Pekan lalu, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan kepada menteri-menteri luar negeri di Asia Tenggara bahwa AS mendukung sebuah "kawasan Mekong yang bebas dan terbuka" di bawah Kemitraan Mekong-AS yang didukung Washington.

Sumber: Reuters

Baca juga: Peretas menyusupkan malware tidur ke puluhan ribu perangkat Mac

Baca juga: Seorang peretas ditunjuk jadi kepala keamanan Twitter

Baca juga: Microsoft sebut peneliti COVID-19 jadi target peretas Rusia dan Korea Utara

Pewarta : Anton Santoso
Uploader : Admin Kalteng
Copyright © ANTARA 2024

Terkait

China telan Bahrain, didrama menit akhir

15 November 2024 9:38 Wib

Ana/Tiwi alihkan fokus ke China Masters

14 November 2024 21:38 Wib

Cedera pinggang, Ginting absen di China Masters

12 November 2024 8:16 Wib

Presiden Prabowo tinggalkan China menuju AS

10 November 2024 17:32 Wib

Audi pamerkan mobil konsep di China tanpa logo cincin ikonik

08 November 2024 17:22 Wib
Terpopuler

Hendra-Budiman perkuat tim kemenangan hadapi Pilkada 2024

Kabar Daerah - 10 November 2024 16:37 Wib

Liverpool perlebar jarak dengan City di klasemen Liga Inggris

Olahraga - 11 November 2024 19:55 Wib

Pemkab Bartim bantu atasi masalah pelaku UMKM di Kecamatan Awang

Kabar Daerah - 12 November 2024 15:04 Wib

Timnas MLBB putra Indonesia menang atas Guam di IESF WEC 2024

Olahraga - 13 November 2024 8:39 Wib

Rodri mulai membaik, ingin tetap tampil musim ini

Olahraga - 13 November 2024 20:41 Wib