Sampit (ANTARA) - Ketua DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah Rinie meminta masyarakat bersikap jujur jika terindikasi atau merasakan gejala seperti orang yang terpapar COVID-19 agar bisa ditangani dengan baik.
"Data penderita COVID-19 sebenarnya mulai menurun tapi aneh pemberitaan pasien COVID-19 yang meninggal karena COVID-19 malah meningkat. Harapan kami ini bisa ditangani. Jangan kondisi sudah parah baru mengaku terpapar COVID-19," kata Rinie di Sampit, Selasa.
Sebulan terakhir, peningkatan kasus COVID-19 di Kotawaringin Timur juga diikuti meningkatnya pasien yang meninggal dunia. Hampir setiap hari ada dua hingga empat pasien COVID-19 yang meninggal dunia.
Data Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Kotawaringin Timur pada Selasa siang terjadi penambahan penderita COVID-19 sebanyak 38 orang, pasien sembuh 46 orang dan pasien wafat tiga orang.
Secara keseluruhan jumlah kasus COVID-19 di daerah ini sudah mencapai 4.573 kasus, terdiri dari 4.137 kasus sembuh, 254 orang masih ditangani dan 182 orang telah wafat.
Sebagian besar penderita COVID-19 di Kotawaringin Timur menjalani isolasi mandiri karena tanpa gejala atau gejala ringan. Namun diduga tidak sedikit warga yang menderita gejala terpapar COVID-19 namun tidak jujur mengakui dan enggan memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan.
Warga terpapar COVID-19 namun belum terdata maupun penderita isolasi mandiri yang tidak disiplin, bisa membawa risiko bagi diri sendiri maupun orang lain.
Jika kondisi kesehatan mereka tidak diperiksakan kepada petugas kesehatan, dikhawatirkan terjadi hal yang tidak diinginkan ketika kondisi kesehatannya menurun. Sementara itu jika mereka tidak disiplin menjalankan isolasi mandiri dan malah pergi ke luar rumah, dikhawatirkan bisa menularkan COVID-19 kepada orang lain yang tidak sengaja kontak erat.
Baca juga: Dadang gantikan Hairis pimpin Fraksi PAN DPRD Kotim
Rinie meminta masyarakat menyadari bahwa apa yang dilakukan pemerintah adalah demi keselamatan dan kepentingan masyarakat. Jangan sampai ada warga yang ternyata terpapar COVID-19 dan kondisi kesehatannya memburuk, baru dibawa ke puskesmas atau rumah sakit sehingga sangat berisiko.
Untuk itu masyarakat diminta proaktif dan tidak ragu memeriksakan kondisi kesehatan, apalagi jika menderita gejala mirip penderita COVID-19. Dengan begitu ada kepastian sehingga jika memang terpapar COVID-19 maka akan ditangani sesuai aturan agar cepat sembuh dan tidak menularkan COVID-19 terhadap orang lain.
Menurut Rinie, pemerintah daerah terus melakukan berbagai cara menangani pandemi COVID-19 dan dampaknya. Warga yang menjalani isolasi mandiri akan dibantu sembako jika membutuhkan bantuan dari pemerintah.
Rumah jabatan dua Wakil Ketua DPRD Kotawaringin Timur juga direlakan dimanfaatkan menjadi rumah isolasi mandiri bagi penderita COVID-19 yang membutuhkan tempat yang ingin melakukan isolasi. Di rumah isolasi mandiri ini penderita COVID-19 akan dijamin kebutuhan konsumsinya sehari-hari oleh pemerintah sampai mereka sembuh.
"Dukungan masyarakat juga sangat penting agar penanganan pandemi COVID-19 ini bisa maksimal. Kita harus bersama-sama menyadari bahwa ini demi kepentingan kita semua. Kita berusaha sekuatnya memutus mata rantai penularan COVID-19 agar pandemi ini segera bisa diatasi," demikian Rinie.
Baca juga: Bupati Kotim perintahkan usut tuntas kebocoran CPO
Baca juga: DPRD Kotim segera bahas perubahan KUA-PPAS 2021
Baca juga: Pendaftaran online vaksinasi COVID-19 Pemkab Kotim disambut antusias masyarakat
"Data penderita COVID-19 sebenarnya mulai menurun tapi aneh pemberitaan pasien COVID-19 yang meninggal karena COVID-19 malah meningkat. Harapan kami ini bisa ditangani. Jangan kondisi sudah parah baru mengaku terpapar COVID-19," kata Rinie di Sampit, Selasa.
Sebulan terakhir, peningkatan kasus COVID-19 di Kotawaringin Timur juga diikuti meningkatnya pasien yang meninggal dunia. Hampir setiap hari ada dua hingga empat pasien COVID-19 yang meninggal dunia.
Data Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Kotawaringin Timur pada Selasa siang terjadi penambahan penderita COVID-19 sebanyak 38 orang, pasien sembuh 46 orang dan pasien wafat tiga orang.
Secara keseluruhan jumlah kasus COVID-19 di daerah ini sudah mencapai 4.573 kasus, terdiri dari 4.137 kasus sembuh, 254 orang masih ditangani dan 182 orang telah wafat.
Sebagian besar penderita COVID-19 di Kotawaringin Timur menjalani isolasi mandiri karena tanpa gejala atau gejala ringan. Namun diduga tidak sedikit warga yang menderita gejala terpapar COVID-19 namun tidak jujur mengakui dan enggan memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan.
Warga terpapar COVID-19 namun belum terdata maupun penderita isolasi mandiri yang tidak disiplin, bisa membawa risiko bagi diri sendiri maupun orang lain.
Jika kondisi kesehatan mereka tidak diperiksakan kepada petugas kesehatan, dikhawatirkan terjadi hal yang tidak diinginkan ketika kondisi kesehatannya menurun. Sementara itu jika mereka tidak disiplin menjalankan isolasi mandiri dan malah pergi ke luar rumah, dikhawatirkan bisa menularkan COVID-19 kepada orang lain yang tidak sengaja kontak erat.
Baca juga: Dadang gantikan Hairis pimpin Fraksi PAN DPRD Kotim
Rinie meminta masyarakat menyadari bahwa apa yang dilakukan pemerintah adalah demi keselamatan dan kepentingan masyarakat. Jangan sampai ada warga yang ternyata terpapar COVID-19 dan kondisi kesehatannya memburuk, baru dibawa ke puskesmas atau rumah sakit sehingga sangat berisiko.
Untuk itu masyarakat diminta proaktif dan tidak ragu memeriksakan kondisi kesehatan, apalagi jika menderita gejala mirip penderita COVID-19. Dengan begitu ada kepastian sehingga jika memang terpapar COVID-19 maka akan ditangani sesuai aturan agar cepat sembuh dan tidak menularkan COVID-19 terhadap orang lain.
Menurut Rinie, pemerintah daerah terus melakukan berbagai cara menangani pandemi COVID-19 dan dampaknya. Warga yang menjalani isolasi mandiri akan dibantu sembako jika membutuhkan bantuan dari pemerintah.
Rumah jabatan dua Wakil Ketua DPRD Kotawaringin Timur juga direlakan dimanfaatkan menjadi rumah isolasi mandiri bagi penderita COVID-19 yang membutuhkan tempat yang ingin melakukan isolasi. Di rumah isolasi mandiri ini penderita COVID-19 akan dijamin kebutuhan konsumsinya sehari-hari oleh pemerintah sampai mereka sembuh.
"Dukungan masyarakat juga sangat penting agar penanganan pandemi COVID-19 ini bisa maksimal. Kita harus bersama-sama menyadari bahwa ini demi kepentingan kita semua. Kita berusaha sekuatnya memutus mata rantai penularan COVID-19 agar pandemi ini segera bisa diatasi," demikian Rinie.
Baca juga: Bupati Kotim perintahkan usut tuntas kebocoran CPO
Baca juga: DPRD Kotim segera bahas perubahan KUA-PPAS 2021
Baca juga: Pendaftaran online vaksinasi COVID-19 Pemkab Kotim disambut antusias masyarakat