Palangka Raya (ANTARA) - Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah menyebut kemampuan vaksinasi COVID-19 di wilayah setempat mampu mencapai hingga 50 ribu dosis per harinya.
"Kemampuan kita bisa sampai 50 ribu dosis dalam sehari," katanya di Palangka Raya.
Untuk wilayah Kalteng harus menyuntikkan sekitar 4 juta dosis vaksin secara keseluruhan dan saat ini realisasinya sudah mencapai sekitar 1 juta dosis vaksin.
"Jadi untuk 3 juta dosis vaksin selanjutnya, apabila kemampuan sekitar 50 ribu per hari, maka hanya memerlukan sekitar 60 hari," jelasnya.
Namun hal tersebut bisa direalisasikan jika distribusi vaksin yang datang ke Kalteng sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan. Adapun saat ini datang cukup banyak vaksin, yakni sekitar 170 ribu dosis.
"Meski pun tidak semuanya (vaksin) itu dalam penguasaan pemerintah atau Dinkes provinsi termasuk Dinkes kabupaten, karena itu juga banyak punya mitra seperti halnya DPR, OJK, BKKBN, serta TNI-Polri," ungkapnya.
Untuk itu pihaknya terus berupaya berkolaborasi bersama seluruh pemangku kepentingan guna mendorong secepatnya pelaksanaan vaksinasi kepada masyarakat.
Berdasarkan data yang dirilis Tim Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Kalteng pada Rabu (29/9), data fasilitas kesehatan di seluruh kabupaten dan kota yang melayani vaksinasi berjumlah 233 unit, sedangkan tenaga vaksinator yang sudah dilatih mencapai 1.832 orang.
Adapun berdasarkan data per 28 September 2021, dari target vaksinasi Kalteng sekitar 2 juta orang lebih, realisasi vaksinasi tahap I mencapai 35,31 persen atau 718.893 orang, sedangkan vaksinasi tahap II mencapai 20,92 persen atau 426.015 orang.
Sebelumnya Wakil Gubernur Kalteng Edy Pratowo menyebut jika pasokan vaksin tetap menjadi salah satu kebutuhan utama di tengah pandemi COVID-19.
"Hanya saja yang perlu kita sinkronkan adalah, beberapa vaksin yang di luar dari pemerintah provinsi-kabupaten, baik pada DPR dan lainnya. Ini harus dikoordinasikan agar penyerapannya cepat," jelasnya.
Menurutnya hal ini penting, mengingat pemerintah pusat yakni Kemenkes melihat rata-rata kecepatan daerah dalam menghabiskan stok vaksin dan hal ini yang harus terus didorong.
"Kami selalu mengingatkan agar dilakukan koordinasi dalam hal percepatan vaksinasi. Makanya monitoring ke lapangan yang seringkali kami lakukan, sekaligus untuk pengecekan vaksin," tegasnya.
"Kemampuan kita bisa sampai 50 ribu dosis dalam sehari," katanya di Palangka Raya.
Untuk wilayah Kalteng harus menyuntikkan sekitar 4 juta dosis vaksin secara keseluruhan dan saat ini realisasinya sudah mencapai sekitar 1 juta dosis vaksin.
"Jadi untuk 3 juta dosis vaksin selanjutnya, apabila kemampuan sekitar 50 ribu per hari, maka hanya memerlukan sekitar 60 hari," jelasnya.
Namun hal tersebut bisa direalisasikan jika distribusi vaksin yang datang ke Kalteng sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan. Adapun saat ini datang cukup banyak vaksin, yakni sekitar 170 ribu dosis.
"Meski pun tidak semuanya (vaksin) itu dalam penguasaan pemerintah atau Dinkes provinsi termasuk Dinkes kabupaten, karena itu juga banyak punya mitra seperti halnya DPR, OJK, BKKBN, serta TNI-Polri," ungkapnya.
Untuk itu pihaknya terus berupaya berkolaborasi bersama seluruh pemangku kepentingan guna mendorong secepatnya pelaksanaan vaksinasi kepada masyarakat.
Berdasarkan data yang dirilis Tim Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Kalteng pada Rabu (29/9), data fasilitas kesehatan di seluruh kabupaten dan kota yang melayani vaksinasi berjumlah 233 unit, sedangkan tenaga vaksinator yang sudah dilatih mencapai 1.832 orang.
Adapun berdasarkan data per 28 September 2021, dari target vaksinasi Kalteng sekitar 2 juta orang lebih, realisasi vaksinasi tahap I mencapai 35,31 persen atau 718.893 orang, sedangkan vaksinasi tahap II mencapai 20,92 persen atau 426.015 orang.
Sebelumnya Wakil Gubernur Kalteng Edy Pratowo menyebut jika pasokan vaksin tetap menjadi salah satu kebutuhan utama di tengah pandemi COVID-19.
"Hanya saja yang perlu kita sinkronkan adalah, beberapa vaksin yang di luar dari pemerintah provinsi-kabupaten, baik pada DPR dan lainnya. Ini harus dikoordinasikan agar penyerapannya cepat," jelasnya.
Menurutnya hal ini penting, mengingat pemerintah pusat yakni Kemenkes melihat rata-rata kecepatan daerah dalam menghabiskan stok vaksin dan hal ini yang harus terus didorong.
"Kami selalu mengingatkan agar dilakukan koordinasi dalam hal percepatan vaksinasi. Makanya monitoring ke lapangan yang seringkali kami lakukan, sekaligus untuk pengecekan vaksin," tegasnya.