Pulang Pisau (ANTARA) - Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Pulang Pisau Usis I Sangkai melalui Kepala Bidang Bina Marga (BM) Denny Eko Setyadi mengungkapkan keterbatasan anggaran pembangunan dan pemeliharaan, membuat tidak semua jembatan bisa mendapatkan pemeliharaan tahun ini.
“Seperti usulan dari masyarakat seperti di Desa Papuyu I, Desa Papuyu II, dan Desa Papuyu III masih belum bisa kita akomodir karena keterbatasan anggaran pemeliharaan tahun ini,” kata Denny, Rabu.
Dijelaskan Denny, seperti pemeliharaan jembatan-jembatan yang ada di Kecamatan Kahayan Kuala membutuhkan anggaran yang cukup besar. Menurutnya, cukup banyak jembatan yang ada di kecamatan setempat yang bukan saja membutuhkan pemeliharaan, tetapi juga harus dibangun baru dan memenuhi standar kelayakan.
“Banyak jembatan yang masih terbuat dari bahan kayu dan usianya sudah cukup lama. Rata-rata jembatan kayu ini dibangun sejak tahun 2002 lalu,” terang Denny.
Denny berharap kepada masyarakat di Kecamatan Kahayan Kuala bisa bersabar, karena pemerintah melalui Dinas PUPR setiap tahun berusaha mengalokasikan anggaran untuk peningkatan dan pemeliharaan. Namun, untuk tahun ini pihak Bidang Bina Marga memastikan turun melakukan survei untuk menginventarisir mana jembatan yang memerlukan penanganan, sehingga tahun depan bisa didahulukan mendapatkan prioritas.
Baca juga: Bapak dan anak di Pulang Pisau diduga edarkan sabu
Lebih lanjut dijelaskan Denny, dari Desa Bahaur hingga menuju Desa Pandan Sari ada sekitar 20 jembatan dengan kondisi bentang yang berbeda. Perhitungan untuk pemeliharaan satu jembatan dibutuhkan anggaran sebesar Rp100 juta-Rp150 Juta yang digunakan untuk perbaikan dan pergantian kayu-kayu jembatan agar kondisi jembatan bisa layak dilalui masyarakat.
“Tahun ini anggaran yang dialokasikan hanya sebesar Rp400 juta, sehingga kami hanya bisa melaksanakan pemeliharaan untuk beberapa jembatan saja,” paparnya.
Denny mengungkapkan, untuk tahun 2022 ada beberapa jembatan di Kecamatan Kahayan Kuala yang ditingkatkan dari jembatan kontruksi kayu yang memiliki bentang kecil menjadi box culvet. Sedangkan jembatan yang memiliki bentang lebar, pada tahun 2022 dimasukan ke dalam perencanaan atau Detail Engineering Design (DED) yang selanjutnya diusulkan kepada pemerintah pusat agar bisa mendapatkan bantuan melalui Dana Alokasi Khusus (DAK).
“Selain jembatan-jembatan di Kecamatan Kahayan Kuala, beberapa jembatan dengan kontruksi kayu di Kecamatan Maliku juga membutuhkan pemeliharaan dan peningkatan. Mudah-mudah secara bertahap, jembatan yang layak bisa terpenuhi,” demikian Denny.
Baca juga: Pemkab Pulang Pisau mulai persiapkan pendirian Perumda
“Seperti usulan dari masyarakat seperti di Desa Papuyu I, Desa Papuyu II, dan Desa Papuyu III masih belum bisa kita akomodir karena keterbatasan anggaran pemeliharaan tahun ini,” kata Denny, Rabu.
Dijelaskan Denny, seperti pemeliharaan jembatan-jembatan yang ada di Kecamatan Kahayan Kuala membutuhkan anggaran yang cukup besar. Menurutnya, cukup banyak jembatan yang ada di kecamatan setempat yang bukan saja membutuhkan pemeliharaan, tetapi juga harus dibangun baru dan memenuhi standar kelayakan.
“Banyak jembatan yang masih terbuat dari bahan kayu dan usianya sudah cukup lama. Rata-rata jembatan kayu ini dibangun sejak tahun 2002 lalu,” terang Denny.
Denny berharap kepada masyarakat di Kecamatan Kahayan Kuala bisa bersabar, karena pemerintah melalui Dinas PUPR setiap tahun berusaha mengalokasikan anggaran untuk peningkatan dan pemeliharaan. Namun, untuk tahun ini pihak Bidang Bina Marga memastikan turun melakukan survei untuk menginventarisir mana jembatan yang memerlukan penanganan, sehingga tahun depan bisa didahulukan mendapatkan prioritas.
Baca juga: Bapak dan anak di Pulang Pisau diduga edarkan sabu
Lebih lanjut dijelaskan Denny, dari Desa Bahaur hingga menuju Desa Pandan Sari ada sekitar 20 jembatan dengan kondisi bentang yang berbeda. Perhitungan untuk pemeliharaan satu jembatan dibutuhkan anggaran sebesar Rp100 juta-Rp150 Juta yang digunakan untuk perbaikan dan pergantian kayu-kayu jembatan agar kondisi jembatan bisa layak dilalui masyarakat.
“Tahun ini anggaran yang dialokasikan hanya sebesar Rp400 juta, sehingga kami hanya bisa melaksanakan pemeliharaan untuk beberapa jembatan saja,” paparnya.
Denny mengungkapkan, untuk tahun 2022 ada beberapa jembatan di Kecamatan Kahayan Kuala yang ditingkatkan dari jembatan kontruksi kayu yang memiliki bentang kecil menjadi box culvet. Sedangkan jembatan yang memiliki bentang lebar, pada tahun 2022 dimasukan ke dalam perencanaan atau Detail Engineering Design (DED) yang selanjutnya diusulkan kepada pemerintah pusat agar bisa mendapatkan bantuan melalui Dana Alokasi Khusus (DAK).
“Selain jembatan-jembatan di Kecamatan Kahayan Kuala, beberapa jembatan dengan kontruksi kayu di Kecamatan Maliku juga membutuhkan pemeliharaan dan peningkatan. Mudah-mudah secara bertahap, jembatan yang layak bisa terpenuhi,” demikian Denny.
Baca juga: Pemkab Pulang Pisau mulai persiapkan pendirian Perumda