Pulang Pisau (ANTARA) - Bupati Pulang Pisau, Kalimantan Tengah Pudjirustaty Narang mengatakan, untuk membantu menyerap hasil produksi sekaligus membuat petani merasa bangga, dirinya meminta ASN di lingkungan pemerintah kabupaten setempat mengonsumsi beras dari petani lokal.
"Yang kita tanamkan adalah rasa kepedulian," kata Pudjirustaty di Pulang Pisau, Senin.
Menurutnya strategi ini juga dilakukan, agar petani merasa ada keterlibatan pemerintah yang mencintai dan menampung hasil beras mereka.
"Saya terus memberikan saran dan mendorong agar ASN setempat membeli beras dari petani lokal," ucapnya.
Dorongan tersebut, terang Pudjirustaty, disampaikannya di hadapan seluruh pimpinan masing-masing organisasi perangkat daerah (OPD) untuk memulai gerakan mengonsumsi beras para petani setempat.
Tidak dalam bentuk jumlah besar, tetapi memulai dari sedikit demi sedikit, namun sangat berarti dan menunjukan kepedulian kepada petani.
Pudjirustaty juga meminta Dinas Pertanian menjaga dan meningkatkan hasil produksi beras para petani dengan memanfaatkan teknologi yang terus berkembang.
Kepala Dinas Pertanian Pulang Pisau Slamet Untung Rianto mengatakan, keinginan tersebut sudah dimulai dan berjalan.
"Kami sudah menyampaikan kepada OPD dan mayoritas ASN saat ini sudah mulai membeli beras dari para petani," papar Slamet.
Ia mengakui, peluang keterlibatan ASN untuk menyerap hasil beras petani ini ada. Dalam gaji yang diterima ada tunjangan beras, namun tunjangan beras sekarang ini berbentuk uang dan bukan bentuk beras.
Apabila tunjangan beras ini nantinya memang dibelikan untuk beras, maka diperlukan regulasi atau payung hukum untuk proses pembeliannya.
"Para petani juga kami harapkan harus terus meningkatkan kualitas dari hasil produksinya," terang Slamet.
Menurutnya apabila rencana ini berjalan maka penyerapan beras petani bisa jauh lebih besar lagi. Diharapkan regulasi yang saat ini sudah dipersiapkan, berjalan tahun depan.
Gerakan kosumsi beras petani lokal ini masih dilakukan secara 'door to door' di kalangan ASN dan dari gerakan yang belum lama dimulai tersebut, sudah menyerap sebanyak tiga ton beras dari petani lokal.
"Yang kita tanamkan adalah rasa kepedulian," kata Pudjirustaty di Pulang Pisau, Senin.
Menurutnya strategi ini juga dilakukan, agar petani merasa ada keterlibatan pemerintah yang mencintai dan menampung hasil beras mereka.
"Saya terus memberikan saran dan mendorong agar ASN setempat membeli beras dari petani lokal," ucapnya.
Dorongan tersebut, terang Pudjirustaty, disampaikannya di hadapan seluruh pimpinan masing-masing organisasi perangkat daerah (OPD) untuk memulai gerakan mengonsumsi beras para petani setempat.
Tidak dalam bentuk jumlah besar, tetapi memulai dari sedikit demi sedikit, namun sangat berarti dan menunjukan kepedulian kepada petani.
Pudjirustaty juga meminta Dinas Pertanian menjaga dan meningkatkan hasil produksi beras para petani dengan memanfaatkan teknologi yang terus berkembang.
Kepala Dinas Pertanian Pulang Pisau Slamet Untung Rianto mengatakan, keinginan tersebut sudah dimulai dan berjalan.
"Kami sudah menyampaikan kepada OPD dan mayoritas ASN saat ini sudah mulai membeli beras dari para petani," papar Slamet.
Ia mengakui, peluang keterlibatan ASN untuk menyerap hasil beras petani ini ada. Dalam gaji yang diterima ada tunjangan beras, namun tunjangan beras sekarang ini berbentuk uang dan bukan bentuk beras.
Apabila tunjangan beras ini nantinya memang dibelikan untuk beras, maka diperlukan regulasi atau payung hukum untuk proses pembeliannya.
"Para petani juga kami harapkan harus terus meningkatkan kualitas dari hasil produksinya," terang Slamet.
Menurutnya apabila rencana ini berjalan maka penyerapan beras petani bisa jauh lebih besar lagi. Diharapkan regulasi yang saat ini sudah dipersiapkan, berjalan tahun depan.
Gerakan kosumsi beras petani lokal ini masih dilakukan secara 'door to door' di kalangan ASN dan dari gerakan yang belum lama dimulai tersebut, sudah menyerap sebanyak tiga ton beras dari petani lokal.