Hampir separuh konsumen Indonesia tertarik miliki mobil listrik

Rabu, 27 Oktober 2021 11:13 WIB

Jakarta (ANTARA) - Kendaraan listrik tanpa diragukan lagi adalah masa depan mobilitas dan pada konferensi iklim COP26 PBB awal November nanti mobilitas hijau akan menjadi fokus.

Industri otomotif, sebagaimana industri lainnya, sedang bergulat dengan peran yang dimainkan dalam menciptakan planet yang lebih berkelanjutan dan mobilitas bersih sedang diupayakan di Asia Tenggara maupun belahan dunia lainnya.
 
Transportasi di Asia Tenggara (SEA) bertanggung jawab atas 40 persen emisi gas rumah kaca global dan 23 persen karbon dioksida. Namun, karena ekonomi kawasan ini menangani pertumbuhan secara berkelanjutan, transportasi berkelanjutan sebagai fokus utama.

Regulator dan pelaku industri sama-sama menyadari peluang bahwa transisi ke kendaraan listrik (EV) hadiah bagi ekonomi mereka untuk secara bersamaan memajukan tujuan mereka untuk pertumbuhan ekonomi dan pembangunan berkelanjutan.

Baca juga: Tesla naikkan harga empat kendaraan listrik

Lalu, seberapa antusiasmenya kah masyarakat di kawasan ini menyambut mobilitas hijau? Berdasarkan survei perusahaan riset Milieu Insight baru-baru ini sekitar kurang dari setengah konsumen Indonesia tertarik untuk membeli kendaraan listrik.
  Data minat pembelian mobil listrik di Asia Tenggara. (ANTARA/Milieu)

Minat tertinggi di Thailand dan Singapura, di mana 56 persen dari konsumen di sana menyatakan tertarik untuk membeli kendaraan listrik untuk pembelian berikutnya. Di Vietnam 51 persen konsumen menyatakan hal yang sama, sedangkan di Indonesia dan Filipina 47 persen.

Terendah adalah Malaysia dengan hanya 39 persen yang menyatakan berminat membeli kendaraan listrik pada pembelian kendaraan berikutnya.

"Untuk responden yang menyatakan tidak akan mempertimbangkan untuk membeli mobil listrik, kami ingin lebih memahami mengapa. Di Singapura, 71 persen mengatakan ada terlalu sedikit stasiun pengisian daya," kata Milieu Insight, dalam pernyataannya, dikutip Rabu.

Alasan yang sama juga diungkapkan oleh 59 persen konsumen di Thailand dan 57 persen di Vietnam. Di Malaysia, harga menjadi alasan utama, 56 persen, diikuti oleh kurangnya stasiun pengisian 55 persen.

Harga juga menjadi perhatian utama konsumen di Indonesia (47 persen). Di Filipina, perhatian utama adalah waktu isi ulang yang lama, 50 persen.

Untuk pembuat kebijakan, mengatasi masalah stasiun pengisian mungkin menjadi langkah selanjutnya yang jelas, karena jelas bahwa pengisian daya yang dapat diakses secara luas dan komprehensif jaringan sangat penting untuk kenyamanan dan untuk mengurangi kecemasan jangkauan.

Baca juga: Pemilik Polestar 2 bisa ngecas mobil secara gratis

Baca juga: Xiaomi produksi mobil listrik secara massal pada 2024

Baca juga: Penjualan mobil listrik VW Group meningkat di kuartal ketiga

Pewarta : S026
Uploader : Admin Kalteng
Copyright © ANTARA 2024

Terkait

PLN Kalselteng kerahkan 2.075 petugas amankan listrik sukseskan pilkada

28 November 2024 19:24 Wib

PLN Kalselteng resmikan bengkel "Elvi Sukesi" perkuat transisi kendaraan listrik

28 November 2024 17:44 Wib

Dukung mitigasi perubahan iklim, PLN gelar 'Energizing Green Spaces' di Nyaru Menteng

28 November 2024 15:31 Wib

Komitmen PT SLK wujudkan pembangunan berkelanjutan, curi perhatian China Datang Corporation

26 November 2024 8:11 Wib

Ini spesifikasi dan harga SUV off-road listrik Chery J6 yang baru meluncur

25 November 2024 9:04 Wib
Terpopuler

Sebanyak 7.200 personel gabungan siap amankan pilkada di Kalteng

Kabar Daerah - 25 November 2024 17:13 Wib

West Ham tekuk tuan rumah Newcastle

Olahraga - 26 November 2024 15:56 Wib

Usai mencoblos di TPS, begini harapan peserta Pilkada Kapuas

Kabar Daerah - 27 November 2024 16:12 Wib

Dishub Kobar periksa kelaikan angkutan umum jelang Natal dan Tahun Baru

Kabar Daerah - 28 November 2024 7:46 Wib

Kylian Mbappe alami krisis kepercayaan diri

Olahraga - 28 November 2024 20:13 Wib