Jakarta (ANTARA) - Rambut rontok bisa dialami 3-6 bulan setelah seseorang dinyatakan sembuh dari COVID-19, ungkap dr. Alexandra Clarin Hayes dari Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.
"Kerontokan ini bisa bertahan 3-6 bulan setelah dinyatakan benar-benar sembuh atau dinamakan gejala sisa," ujar dia seperti dikutip dari tayangan Program Dear Doctor diproduksi di Media Center KPC PEN (Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional), Kamis.
Clarin menjelaskan, rambut menjadi lebih mudah rontok karena berbagai hal misalnya faktor fisik seperti rambut rapuh, pergantian sel rambut meningkat atau rambut rontok secara mendadak yang biasanya dipengaruhi banyak faktor seperti perubahan hormon dalam tubuh, obat-obatan yang dikonsumsi serta tingkat stres tinggi.
Kondisi ini bisa terjadi saat seseorang terinfeksi COVID-19, belum lagi adanya kecenderungan pola tidur yang terganggu, makan tidak teratur dan asupan nutrisi berkurang selama sakit.
Setelah sembuh dari COVID-19, para penyintas juga kerap merasa cemas misalnya karena efek ekonomi saat pandemi atau mendengar berita tertentu yang akhirnya membuat mereka stres. Menurut Clarin, efek cemas ini termasuk stressoryang bisa menyebabkan rambut rontok.
Upaya yang bisa dilakukan demi mengurangi rambut rontok yakni mengelola atau manajemen stres seperti melakukan latihan pernapasan, meditasi, yoga dan lainnya.
Selain itu, sebaiknya gunakan produk perawatan rambut yang sesuai dengan karakter rambut agar bisa memperkuat rambut secara fisik supaya kerontokan berkurang.
Infeksi COVID-19 selain menyerang sistem pernapasan juga diketahui menyebabkan sejumlah masalah lain bahkan setelah pasien dinyatakan sembuh, salah satunya rambut rontok.
Sebuah survei dari grup Facebook Survivor Corps yang melibatkan 1700 responden menunjukkan lebih dari sepertiga orang mengalami kerontokan rambut setelah bertahan dari COVID-19.
Pakar gizi dari India, Rujuta Diwekar menyarankan penyintas COVID-19 dengan keluhan rambut rontok berhenti merasa resah dan marah, mencari informasi tak valid di internet. Dia, seperti dikutip dari Indian Express mengimbau mereka tak melewatkan sarapan, menghilangkan nasi dari diet dan tidur larut malam.
"Kerontokan ini bisa bertahan 3-6 bulan setelah dinyatakan benar-benar sembuh atau dinamakan gejala sisa," ujar dia seperti dikutip dari tayangan Program Dear Doctor diproduksi di Media Center KPC PEN (Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional), Kamis.
Clarin menjelaskan, rambut menjadi lebih mudah rontok karena berbagai hal misalnya faktor fisik seperti rambut rapuh, pergantian sel rambut meningkat atau rambut rontok secara mendadak yang biasanya dipengaruhi banyak faktor seperti perubahan hormon dalam tubuh, obat-obatan yang dikonsumsi serta tingkat stres tinggi.
Kondisi ini bisa terjadi saat seseorang terinfeksi COVID-19, belum lagi adanya kecenderungan pola tidur yang terganggu, makan tidak teratur dan asupan nutrisi berkurang selama sakit.
Setelah sembuh dari COVID-19, para penyintas juga kerap merasa cemas misalnya karena efek ekonomi saat pandemi atau mendengar berita tertentu yang akhirnya membuat mereka stres. Menurut Clarin, efek cemas ini termasuk stressoryang bisa menyebabkan rambut rontok.
Upaya yang bisa dilakukan demi mengurangi rambut rontok yakni mengelola atau manajemen stres seperti melakukan latihan pernapasan, meditasi, yoga dan lainnya.
Selain itu, sebaiknya gunakan produk perawatan rambut yang sesuai dengan karakter rambut agar bisa memperkuat rambut secara fisik supaya kerontokan berkurang.
Infeksi COVID-19 selain menyerang sistem pernapasan juga diketahui menyebabkan sejumlah masalah lain bahkan setelah pasien dinyatakan sembuh, salah satunya rambut rontok.
Sebuah survei dari grup Facebook Survivor Corps yang melibatkan 1700 responden menunjukkan lebih dari sepertiga orang mengalami kerontokan rambut setelah bertahan dari COVID-19.
Pakar gizi dari India, Rujuta Diwekar menyarankan penyintas COVID-19 dengan keluhan rambut rontok berhenti merasa resah dan marah, mencari informasi tak valid di internet. Dia, seperti dikutip dari Indian Express mengimbau mereka tak melewatkan sarapan, menghilangkan nasi dari diet dan tidur larut malam.