Jakarta (ANTARA) - Dokter sekaligus peneliti dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Dr. dr. Lili Legiawati, Sp.KK(K) menyebut sejumlah penyebab kebotakan berpola atau Androgenetic Alopecia (AGA) salah satunya faktor genetik.
Menurut Lili, dalam sebuah acara di Jakarta, Selasa (20/9), pada laki-laki hormon androgen berperan menyebabkan miniaturisasi atau mengecilnya folikel rambut dan kondisi ini banyak dialami mereka yang berusia di atas 50 tahun.
"Di atas 50 tahun hampir 50 persen botak tetapi pada orang Kaukasia itu lebih cepat. Pangeran Andrew usia 30 tahun sudah botak. Kalau kita orang Asia, orang Afrika lebih lambat botaknya," ujar dia.
Pada mereka yang sudah mengalami kebotakan di bawah usia 30 tahun, penyebabnya tak hanya genetik, tetapi juga faktor stres dan peranan mikronutrien seperti zinc, biotin yang mempengaruhi kesuburan rambut, namun ini masih memerlukan penelitian lebih lanjut.
Baca juga: Alami kebotakan? Awas berisiko terkena kanker prostat
Kolega Lili, dr. Farah Faulin Al Fauz Lubis mengatakan tak menutup kemungkinan mereka yang berusia di awal usia 20 tahun-an mengalami kebotakan.
Kemudian, tak hanya lelaki, perempuan juga berpeluang mengalami kebotakan berpola dengan gambaran rambut yang lebih tipis di bagian puncak kepala. Hanya saja, penyebabnya bukan didominasi hormon androgen.
Farah menyayangkan orang-orang di Indonesia yang cenderung pasrah menghadapinya. Padahal, sambung dia, kebotakan berpola sebenarnya disembuhkan dengan ketelatenan dalam perawatan.
Sejauh ini, terapi AGA yang diizinkan Food and Drugs Administration (FDA) menggunakan finasteride oral dan minoxidil topikal. Namun penggunaan finasteride oral dapat memberikan efek samping yang mengkhawatirkan bagi pasien, antara lain penurunan libido dan disfungsi ereksi.
Menurut penelitian yang dilakukan di Eropa, pengunaan finasteride topikal dapat memberikan khasiat yang sama dengan penggunaan finasteride oral dengan kemungkinan efek samping sistemik yang lebih kecil. Kombinasi dengan minoxidil topikaljuga diharapkan dapat meningkatkan efektivitas terapi.
Penelitian lanjutan mengenai keamanan finasteride oral dan monoxidil pun akan dilakukan Lili bersama Farah. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu pilihan bagi pria untuk dapat merawat dan mengobati AGA, dengan efek samping sistemik yang lebih kecil.
Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi dasar untuk penelitian lanjutan terkait efektivitas dan keamanan dalam pemberian kombinasi finasteride0,1 persen topikal dan minoxidil 5 persen topikalsebagai salah satu pilihan terapi AGA.
Berita Terkait
Ini warna rambut yang jadi tren di 2024
Jumat, 23 Agustus 2024 13:53 Wib
Ini alasan semir dan cat rambut hitam tak dianjurkan dalam Islam
Senin, 15 Juli 2024 8:35 Wib
Awas! Pertumbuhan rambut tak biasa tanda kondisi kulit langka
Selasa, 9 Juli 2024 13:53 Wib
Tanda-tanda rambut menua, tidak hanya beruban
Jumat, 22 Maret 2024 14:30 Wib
Ellips hadirkan vitamin rambut dengan kandungan Moroccan Oil
Jumat, 22 Maret 2024 14:29 Wib
Ini tiga jenis kebotakan yang umum terjadi di masyarakat
Rabu, 13 Maret 2024 14:27 Wib
Ini tips membuat rambut lurus dan tipis terlihat lebih 'berisi'
Kamis, 7 Maret 2024 13:56 Wib
Zee JKT48 potong rambut dan jalani diet rambut untuk film 'Ancika 1995'
Rabu, 27 Desember 2023 15:25 Wib