Jakarta (ANTARA) - Captain Barbershop menginisiasi kampanye sosial yang bertajuk "Captain Cancer Care" berupa layanan cukur botak gratis sebagai dukungan kepada para pejuang kanker yang saat ini tengah berjuang.
"Kami memiliki dua aktivitas yang sudah dimulai sejak 15 Juli dan akan terus berlangsung hingga 15 Agustus 2022 dan bisa dilakukan di semua cabang Captain Barbershop," kata Yogi Ang selaku Chief Marketing Officer Captain Barbershop dalam siaran pers pada Selasa.
Aktivitas yang pertama kampanye yakni layanan gratis bagi konsumen yang bersedia untuk dicukur botak, mereka bahkan mendapatkan suvenir menarik dari Captain Barbershop.
"Rambut yang telah terpotong akan ditimbang dan akan dihargai per gramnya sebesar Rp5000 dan disumbangkan ke pejuang kanker melalui kitabisa.com sebagai langkah nyata kepedulian kami. Dengan melihat antusias konsumen di kampanye yang sedang berjalan ini, kami optimistis bahwa konsumen yang berpartisipasi dapat menyentuh 1000 kepala."
Untuk aktivitas kedua akan diadakan di bulan Agustus mendatang di mana Captain Barbershop berkolaborasi bersama dengan influencer Yoshua Marcellos @celloszxz dan kitabisa.com menjalankan gerakan #100pasukanbotak, yaitu 100 kapster Captain Barbershop secara serentak akan mencukur gundul 100 orang yang mempunyai rambut sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan dan akan diberikan imbalan Rp500.000 untuk tiap orang.
Lalu rambut yang telah terpotong akan disumbangkan untuk pejuang kanker. Adapun kriteria partisipan yang bisa mengikuti aktivitas kedua adalah pria dan wanita dengan rambut sehat, tidak diwarnai dengan panjang rambut minimal 25 cm.
"Kami ingin mengajak konsumen Captain Barbershop untuk turut andil, menggerakkan hati dan memberikan dukungan kepada para pejuang kanker dengan cara yang sangat mudah melalui dua aktivitas yang dihadirkan. Bahkan untuk memperkuat komitmen, secara internal kami juga tergerak untuk ikut mencukur botak mulai dari jajaran kapster hingga jajaran direksi," kata Yogi.
Kanker merupakan salah satu masalah kesehatan tertinggi di dunia maupun di Indonesia. Sekitar 10 juta orang meninggal akibat kanker setiap tahunnya dan bahkan, 70 persen angka kematian akibat kanker terjadi pada negara berkembang, salah satunya Indonesia.
Selain itu, berdasarkan data International Agency for Research on Cancer (IARC), pada tahun 2040, diperkirakan akan ada sekitar 29,5 juta kasus baru dan 16,3 juta kematian akibat penyakit kanker di dunia. Memahami hal tersebut,