Sampit (ANTARA) - Kepala Kantor Imigrasi Kelas II TPI Sampit Kalimantan Tengah Bugie Kurniawan menyatakan dukungannya terhadap modernisasi sistem pengawasan Keimigrasian yang saat ini prosesnya dimulai.
"Kami seluruh jajaran di Kantor Imigrasi Sampit siap mendukung dan menyukseskan teknologi modernisasi pengawasan keimigrasian ini karena pengawasan utama akan dimulai di pintu masuk," kata Bugie di Sampit, Jumat.
Hal itu disampaikannya saat mengikuti kegiatan Konsultasi Publik Rencana Modernisasi Sistem Pengawasan Keimigrasian oleh Direktur Pengawasan dan Penindakan Keimigrasian yang diikuti secara virtual.
Bugie Kurniawan didampingi Kepala Seksi Inteldakim TB Nur Muhammad, Kasubsi Intelijen Adintya Hutama, Kasubsi Penindakan Manguntur Raya dan seluruh staff Inteldakim Kantor Imigrasi Sampit.
Rapat virtual Konsultasi Publik Rencana Modernisasi Sistem Pengawasan Keimigrasian dibuka Direktur Pengawasan dan Penindakan Keimigrasian, Pria Wibawa dan Ketua Satgas Percepatan Perumusan Peraturan Perundangan, Ujo Sujoto.
Pria Wibawa menjelaskan latar belakang maksud modernisasi teknologi sistem pengawasan keimigrasian adalah tersedianya modernisasi Sistem Informasi Teknologi Keimigrasian (Simkim) yang up to date, aman dan handal.
Kepala Kantor Imigrasi Kelas II TPI Sampit Bugie Kurniawan bersama jajaran mengikuti secara virtual Konsultasi Publik Rencana Modernisasi Sistem Pengawasan Keimigrasian oleh Direktur Pengawasan dan Penindakan Keimigrasian, Jumat (17/12/2021). ANTARA/HO-Kantor Imigrasi Sampit
Tujuannya antara lain untuk meningkatkan pelayanan publik menjadi prima dan meningkatkan sistem teknologi dalam pelaksanaan tugas dan fungsi imigrasi.
Sementara itu Ujo Sujoto menambahkan dalam paparan materi Simkim yg berbasis Immigration Control System atau ICS akan dilengkapi dengan fitur-fitur modern.
Fitur tersebut seperti Passenger Name Record, Advanced Passenger Information, didukung dengan bantuan Artificial Intelligence (AI), Big Data Analysis untuk dapat mengolah data dan informasi, Face Recognition atau pengenalan wajah dan Behavioural Recognition yakni pendeteksian gerak-gerik mencurigakan yang digunakan dalam rangka dukungan pengawasan keimigrasian, terutama di tempat pemeriksaan imigrasi.
Rencana tahap awal implementasi sistem pengawasan keimigrasian di tujuh bandara internasional yaitu Soekarno Hatta, Ngurah Rai, Bandung, Medan, Manado, Yogyakarta dan Surabaya.
Dalam kesempatan diskusi dalam rapat itu Bugie Kurniawan untuk memberikan saran berdasarkan pengalaman di lapangan. Menurutnya, untuk ujicoba sistem di tempat pemeriksaan imigrasi, khususnya di bandara, disarankan tidak diujicoba di semua counter untuk menghindari error sistem yang akan menimbulkan masalah.
Saran tersebut disambut positif dan diapresiasi oleh Direktur Pengawasan dan Penindakan Keimigrasian, Pria Wibawa. Pihaknya akan berusaha mengantisipasi semua kendala yang nantinya akan menerapkan sistem modernisasi pengawasan keimigrasian.
Baca juga: Imigrasi Sampit raih penghargaan P2HAM 2021
Baca juga: Terima DIPA, Imigrasi Sampit siap optimalkan pelaksanaan program kerja 2022
Baca juga: Imigrasi Sampit sosialisasikan aturan perjalanan cegah varian baru COVID-19 B.1.1.529
"Kami seluruh jajaran di Kantor Imigrasi Sampit siap mendukung dan menyukseskan teknologi modernisasi pengawasan keimigrasian ini karena pengawasan utama akan dimulai di pintu masuk," kata Bugie di Sampit, Jumat.
Hal itu disampaikannya saat mengikuti kegiatan Konsultasi Publik Rencana Modernisasi Sistem Pengawasan Keimigrasian oleh Direktur Pengawasan dan Penindakan Keimigrasian yang diikuti secara virtual.
Bugie Kurniawan didampingi Kepala Seksi Inteldakim TB Nur Muhammad, Kasubsi Intelijen Adintya Hutama, Kasubsi Penindakan Manguntur Raya dan seluruh staff Inteldakim Kantor Imigrasi Sampit.
Rapat virtual Konsultasi Publik Rencana Modernisasi Sistem Pengawasan Keimigrasian dibuka Direktur Pengawasan dan Penindakan Keimigrasian, Pria Wibawa dan Ketua Satgas Percepatan Perumusan Peraturan Perundangan, Ujo Sujoto.
Pria Wibawa menjelaskan latar belakang maksud modernisasi teknologi sistem pengawasan keimigrasian adalah tersedianya modernisasi Sistem Informasi Teknologi Keimigrasian (Simkim) yang up to date, aman dan handal.
Tujuannya antara lain untuk meningkatkan pelayanan publik menjadi prima dan meningkatkan sistem teknologi dalam pelaksanaan tugas dan fungsi imigrasi.
Sementara itu Ujo Sujoto menambahkan dalam paparan materi Simkim yg berbasis Immigration Control System atau ICS akan dilengkapi dengan fitur-fitur modern.
Fitur tersebut seperti Passenger Name Record, Advanced Passenger Information, didukung dengan bantuan Artificial Intelligence (AI), Big Data Analysis untuk dapat mengolah data dan informasi, Face Recognition atau pengenalan wajah dan Behavioural Recognition yakni pendeteksian gerak-gerik mencurigakan yang digunakan dalam rangka dukungan pengawasan keimigrasian, terutama di tempat pemeriksaan imigrasi.
Rencana tahap awal implementasi sistem pengawasan keimigrasian di tujuh bandara internasional yaitu Soekarno Hatta, Ngurah Rai, Bandung, Medan, Manado, Yogyakarta dan Surabaya.
Dalam kesempatan diskusi dalam rapat itu Bugie Kurniawan untuk memberikan saran berdasarkan pengalaman di lapangan. Menurutnya, untuk ujicoba sistem di tempat pemeriksaan imigrasi, khususnya di bandara, disarankan tidak diujicoba di semua counter untuk menghindari error sistem yang akan menimbulkan masalah.
Saran tersebut disambut positif dan diapresiasi oleh Direktur Pengawasan dan Penindakan Keimigrasian, Pria Wibawa. Pihaknya akan berusaha mengantisipasi semua kendala yang nantinya akan menerapkan sistem modernisasi pengawasan keimigrasian.
Baca juga: Imigrasi Sampit raih penghargaan P2HAM 2021
Baca juga: Terima DIPA, Imigrasi Sampit siap optimalkan pelaksanaan program kerja 2022
Baca juga: Imigrasi Sampit sosialisasikan aturan perjalanan cegah varian baru COVID-19 B.1.1.529