Biopsi robotik bisa deteksi kanker prostat dengan akurasi tinggi

Senin, 20 Desember 2021 16:44 WIB

Jakarta (ANTARA) - Spesialis bedah urologi lulusan Universitas Indonesia dr. Hery Tiera, Sp.U, dalam konferensi pers, Jumat, mengatakan bahwa biopsi prostat robotik memiliki keakuratan yang lebih tinggi dibandingkan metode lain saat mendeteksi kanker prostat.

“Keakuratan robotic prostate biopsy memungkinkan dilakukannya biopsi yang lebih terarah, pada lesi atau daerah yang dicurigai memiliki indikasi jaringan kanker. Oleh karena itu, nilai deteksinya lebih tinggi dibandingkan dengan metode lainnya, dan prognosisnya pun lebih baik," kata Hery.

Selain itu, Hery melanjutkan, tindakan tersebut bersifat minimal invasif sehingga dapat mengurangi risiko komplikasi dan pendarahan pasca tindakan, serta minim risiko infeksi dengan proses pemulihan yang lebih singkat dan tanpa memerlukan rawat inap.

Baca juga: Operasi angkat kanker prostat SBY berjalan baik

Teknologi robotik MRI/US fusion prostate biopsy akan dipandu oleh gambar dari pencitraan MRI. Potongan gambar dari hasil MRI yang dicurigai memiliki indikasi jaringan kanker akan dikontemplasi ke dalam sebuah robot platform untuk dipindai secara digital dan menggabungkannya dengan gambar USG real time. Selanjutnya, titik-titik biopsi akan ditentukan secara otomatis selama proses pengambilan sampel jaringan.

Sementara itu, kata Hery, MRI/US fusion-guided targeted biopsy berhasil meningkatkan angka deteksi kanker prostat yang signifikan sebesar 30 persen dari biopsi standar dan menurunkan diagnosis kasus insignifikan atau low-risk sebesar 89,4 persen.

"Dibandingkan dengan USG, MRI lebih baik dalam membedakan jaringan prostat abnormal dari jaringan normal," ujar dia.

Baca juga: Deteksi kanker prostat tak hanya sekedar lewat perabaan

Meski hanya diderita oleh pasien laki-laki, kanker prostat telah menjadi salah satu kanker dengan kasus terbanyak di dunia. Di Indonesia sendiri, pada 2018, sebanyak 7,1 persen dari total kasus kanker adalah kanker prostat, kata Hery mengutip data Global Burden of Cancer Study (Globocan) dari World Health Organization (WHO).

Adapun gejala-gejala kanker prostat, kata Hery, di antaranya terlalu sering buang air kecil, pancaran kencing lemah, disfungsi ereksi, hingga buang air kecil yang disertai darah.

"Angka kejadian memang paling banyak pada pasien yang berusia lebih dari 50 tahun. Sangat jarang ditemukan di bawah 50 tahun. Namun jika ada kondisi-kondisi tertentu, merasakan gejala tertentu, dan disertai adanya faktor risiko seperti riwayat keluarga, bisa (lakukan) deteksi di usia lebih muda," kata Hery.

Baca juga: Waktu tepat pria lakukan skrining untuk deteksi dini kanker prostat

Baca juga: Ini solusi bila mengompol usai operasi kanker prostat

Baca juga: Asupan daging yang direkomendasikan untuk pasien kanker prostat

Pewarta : Suci Nurhaliza
Uploader : Admin Kalteng
Copyright © ANTARA 2024

Terkait

Pria di atas 55 tahun disarankan tidak banyak minum pada malam hari

06 June 2024 18:00 Wib

Berikut gejala kanker prostat yang perlu diwaspadai

27 February 2024 13:26 Wib

Berikut cara 'CERDIK' hindari kanker prostat

21 February 2024 9:23 Wib

Raja Charles kembali tampil di publik usai didiagnosa kanker

12 February 2024 10:58 Wib

Pola 'workout' rutin yang jadi kunci kebugaran Raja Charles III

08 February 2024 20:05 Wib
Terpopuler

Veronica Tan sebut pentingnya mengubah paradigma pengajaran PAUD

Kabar Daerah - 24 November 2024 17:10 Wib

Sebanyak 7.200 personel gabungan siap amankan pilkada di Kalteng

Kabar Daerah - 25 November 2024 17:13 Wib

West Ham tekuk tuan rumah Newcastle

Olahraga - 26 November 2024 15:56 Wib

Usai mencoblos di TPS, begini harapan peserta Pilkada Kapuas

Kabar Daerah - 27 November 2024 16:12 Wib

Dishub Kobar periksa kelaikan angkutan umum jelang Natal dan Tahun Baru

Kabar Daerah - 28 November 2024 7:46 Wib