Palangka Raya (ANTARA) - Satuan Tugas Pangan Provinsi Kalimantan Tengah memantau harga pangan dan kondisi pasokan barang kebutuhan pokok di sejumlah pasar di Kota Palangka Raya menjelang Natal dan tahun baru 2022.
Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagperin) Kalteng Aster Bonawaty di Palangka Raya, Rabu, mengatakan, pihaknya yang tergabung dalam Satgas Pangan melakukan pemantauan, untuk mengetahui perkembangan harga jual serta ketersediaan barang kebutuhan pokok.
"Hari ini setelah satu lokasi yang kami pantau yakni di pasar besar, yang cukup signifikan terjadi kenaikan adalah cabai dan minyak goreng," jelasnya di sela pemantauan.
Aster menjelaskan, untuk cabai, kenaikkan harga dipicu produksi di sentra-sentra pertanian yang semakin menurun di penghujung masa panen dan minyak goreng dipengaruhi harga CPO internasional yang mengalami kenaikan.
Diketahui dari pantauan Tim Satgas tersebut, minyak goreng dijual dengan harga mencapai Rp19-20 ribu per liter, sedangkan cabai rawit Rp100-120 ribu per kilogram dan cabai keriting rata-rata Rp80 atau lebih per kilogram.
"Berbagai upaya kami lakukan untuk menangani terjadinya kenaikkan harga sejumlah komoditas, baik dengan memperkuat koordinasi dan pengawasan bersama instansi lain, hingga menggelar pasar penyeimbang atau pasar murah," tegasnya.
Deputi Kepala Perwakilan BI Kalteng Yudo Herlambang menyampaikan, kendati beberapa komoditas mengalami kenaikan harga namun yang terpenting yakni barang tersebut masih tersedia di pasaran. Sebab apabila barangnya mengalami kelangkaan atau bahkan kosong, maka akan memicu kenaikan harga yang lebih tinggi lagi.
Menurutnya, faktor kenaikan harga minyak goreng dipicu biaya produksi yang sudah naik sehingga kemudian berpengaruh terhadap berbagai hal. Untuk itu perlu dukungan semua pihak guna mengatasinya, termasuk pemerintah pusat.
"Kedepan kami bersama TPID mencoba mengundang para distributor ataupun produsen di Kalteng, sehingga bersama-sama bisa merumuskan penanganan sebagai upaya menekan kenaikan harga minyak goreng," tambahnya.
Sementara itu perwakilan Polda yang tergabung dalam Satgas Pangan, AKP Wahyu menyampaikan, pihaknya yang merupakan bidang gakkum satgas terus melakukan pengawasan guna memastikan keamanan pendistribusian bahan kebutuhan pokok. Kegiatan yang dilakukan secara ketat tersebut, untuk mencegah terjadinya penimbunan maupun hal lain yang melanggar hukum.
Selanjutnya, salah seorang pedagang di Pasar Besar Palangka Raya, Wahidah mengatakan, harga minyak goreng berbagai merk rata-rata mengalami kenaikkan berkisar antara 19-21 ribu per liternya.
"Kalau komoditas lain stabil saja, gula juga masih stabil di eceran Rp13 ribu masih harga-harga kemarin gak ada kenaikkan," terangnya.
Selain di pasar besar, Tim Satgas juga memantau harga dan ketersediaan barang kebutuhan pokok di Pasar Kahayan serta beberapa lokasi lainnya.
Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagperin) Kalteng Aster Bonawaty di Palangka Raya, Rabu, mengatakan, pihaknya yang tergabung dalam Satgas Pangan melakukan pemantauan, untuk mengetahui perkembangan harga jual serta ketersediaan barang kebutuhan pokok.
"Hari ini setelah satu lokasi yang kami pantau yakni di pasar besar, yang cukup signifikan terjadi kenaikan adalah cabai dan minyak goreng," jelasnya di sela pemantauan.
Aster menjelaskan, untuk cabai, kenaikkan harga dipicu produksi di sentra-sentra pertanian yang semakin menurun di penghujung masa panen dan minyak goreng dipengaruhi harga CPO internasional yang mengalami kenaikan.
Diketahui dari pantauan Tim Satgas tersebut, minyak goreng dijual dengan harga mencapai Rp19-20 ribu per liter, sedangkan cabai rawit Rp100-120 ribu per kilogram dan cabai keriting rata-rata Rp80 atau lebih per kilogram.
"Berbagai upaya kami lakukan untuk menangani terjadinya kenaikkan harga sejumlah komoditas, baik dengan memperkuat koordinasi dan pengawasan bersama instansi lain, hingga menggelar pasar penyeimbang atau pasar murah," tegasnya.
Deputi Kepala Perwakilan BI Kalteng Yudo Herlambang menyampaikan, kendati beberapa komoditas mengalami kenaikan harga namun yang terpenting yakni barang tersebut masih tersedia di pasaran. Sebab apabila barangnya mengalami kelangkaan atau bahkan kosong, maka akan memicu kenaikan harga yang lebih tinggi lagi.
Menurutnya, faktor kenaikan harga minyak goreng dipicu biaya produksi yang sudah naik sehingga kemudian berpengaruh terhadap berbagai hal. Untuk itu perlu dukungan semua pihak guna mengatasinya, termasuk pemerintah pusat.
"Kedepan kami bersama TPID mencoba mengundang para distributor ataupun produsen di Kalteng, sehingga bersama-sama bisa merumuskan penanganan sebagai upaya menekan kenaikan harga minyak goreng," tambahnya.
Sementara itu perwakilan Polda yang tergabung dalam Satgas Pangan, AKP Wahyu menyampaikan, pihaknya yang merupakan bidang gakkum satgas terus melakukan pengawasan guna memastikan keamanan pendistribusian bahan kebutuhan pokok. Kegiatan yang dilakukan secara ketat tersebut, untuk mencegah terjadinya penimbunan maupun hal lain yang melanggar hukum.
Selanjutnya, salah seorang pedagang di Pasar Besar Palangka Raya, Wahidah mengatakan, harga minyak goreng berbagai merk rata-rata mengalami kenaikkan berkisar antara 19-21 ribu per liternya.
"Kalau komoditas lain stabil saja, gula juga masih stabil di eceran Rp13 ribu masih harga-harga kemarin gak ada kenaikkan," terangnya.
Selain di pasar besar, Tim Satgas juga memantau harga dan ketersediaan barang kebutuhan pokok di Pasar Kahayan serta beberapa lokasi lainnya.