Korea Utara diduga luncurkan rudal balistik

Selasa, 11 Januari 2022 15:40 WIB

Seoul (ANTARA) - Korea Utara pada Selasa menembakkan benda yang tampaknya merupakan peluru kendali (rudal) balistik, kata badan keamanan laut Jepang.

Aksi itu tampaknya merupakan peluncuran rudal kedua yang dilakukan Korut dalam waktu kurang dari sepekan setelah pemimpin negara tersebut memerintahkan militernya untuk mencapai lebih banyak kemajuan.

Sementara itu, militer Korea Selatan juga memastikan bahwa ada peluncuran "proyektil yang tidak teridentifikasi" namun tidak memberikan keterangan lebih lanjut.

Pekan lalu, Korut mengatakan pihaknya menembakkan sebuah "rudal hipersonik" yang sukses menghantam suatu target pada Rabu (12/1).

Aksi-aksi peluncuran terbaru oleh Korut itu menggarisbawahi janji yang dinyatakan Kim Jong Un, pemimpin negara yang bersenjata nuklir itu, pada Tahun Baru.

Baca juga: Presiden Korsel janjikan dorongan terobosan diplomatik untuk perdamaian dengan Korut

Saat itu, Kim menyatakan akan mendukung militer untuk menghadapi situasi internasional yang tak stabil di tengah kemacetan perundingan dengan Korsel dan Amerika Serikat.

Uji coba terbaru itu berlangsung satu hari setelah misi AS untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), bersama Prancis, Irlandia, Jepang, Inggris, dan Albania, mengeluarkan pernyataan bersama yang berisi kecaman terhadap uji coba rudal pekan lalu.

"Tindakan-tindakan ini meningkatkan risiko salah perhitungan, juga bisa meningkatkan dan menimbulkan ancaman yang signifikan terhadap stabilitas keamanan," kata Duta Besar AS untuk PBB Linda Thomas-Greenfield melalui pernyataan pada Senin (10/1).

Thomas-Greenfield juga menekankan seruan kepada Korut agar kembali ke meja perundingan serta menghentikan program rudal dan senjata nuklirnya.

Baca juga: Korut tembakkan rudal rudal anti pesawat yang baru dikembangkan

Melalui resolusi, Dewan Keamanan PBB melarang Korut melakukan pengujian rudal balistik dan nuklir. Dewan telah memberlakukan sanksi terhadap negara itu terkait program-program tersebut.

Korut, sementara itu, telah menyatakan terbuka untuk melakukan pembicaraan, tapi dengan syarat bahwa AS dan pihak-pihak terkait lainnya harus mencabut "kebijakan-kebijakan yang bermusuhan", seperti pemberlakuan sanksi dan latihan militer.

Hanya sedikit pengamat yang memperkirakan bahwa Kim akan menyerahkan persenjataan nuklirnya secara penuh.

Korut sendiri berargumen bahwa uji coba rudal dan kegiatan-kegiatan militer lainnya dilakukan untuk kepentingan pertahanan dan merupakan langkah serupa yang dilakukan oleh negara-negara lain.

Sumber: Reuters

Baca juga: Korut dituding curi 281 juta dolar di bursa uang kripto

Baca juga: Media Korut tutup mulut terkait keberadaan Kim Jong Un

Baca juga: Korea Utara: Sikap terhadap Korea Selatan harus diubah layaknya musuh

Pewarta : Tia Mutiasari
Uploader : Admin Kalteng
Copyright © ANTARA 2024

Terkait

Nadalsyah dan keluarga mencoblos di TPS 15 pada Pilkada 2024

14 jam lalu

KPU Barito Utara distribusikan logistik Pilkada 2024

25 November 2024 16:39 Wib

Pemkab Barut-Jasa Raharja optimalkan kepatuhan membayar pajak kendaraan bermotor

22 November 2024 17:18 Wib

Tingkatkan SDM, Disnakertranskop UKM Barut adakan pelatihan akuntansi koperasi

21 November 2024 16:41 Wib

Palestina tolak rencana Israel buat zona penyangga di Gaza utara

21 November 2024 7:35 Wib
Terpopuler

Kedubes Arab Saudi kembali berangkatkan 50 WNI umrah gratis

Kabar Daerah - 21 November 2024 19:48 Wib

Disarpustaka Kapuas gencar sosialisasikan akreditasi perpustakaan sekolah

Kabar Daerah - 22 November 2024 15:47 Wib

Harga emas melonjak hingga capai Rp1,541 juta per gram

Bisnis - 23 November 2024 13:51 Wib

Veronica Tan sebut pentingnya mengubah paradigma pengajaran PAUD

Kabar Daerah - 24 November 2024 17:10 Wib

Sebanyak 7.200 personel gabungan siap amankan pilkada di Kalteng

Kabar Daerah - 25 November 2024 17:13 Wib