Tamiang Layang (ANTARA) - Tim Ekonomi Kerakyatan dipimpin Bupati Barito Timur, Kalimantan Tengah, Ampera AY Mebas melakukan kaji banding ke Pontianak, Kalimantan Barat, terkait bagaimana mensukseskan pengelolaan dan pemasaran bokar atau getah karet.
Kaji banding ini mengkaji sekaligus menggali kiat-kiat dalam peningkatan harga karet petani di Pontianak, kata Ampera saat dihubungi dari Tamiang Layang, Selasa.
"Hasol dari belajar ini akan kami diaplikasikan ke dalam program daerah, agar diterapkan di Barito Timur," tambahnya.
Dikatakan, dipilihnya lokasi Pontianak karena adanya Unit Pengolahan dan Pemasaran Bokar atau UPPB petani karet binaan Dinas Perkebunan Kalimantan Barat, yang berhasil mengolah dan memasarkan bokar.
Bahan olah karet rakyat (bokar) merupakan bahan baku industri karet remah (crumb rubber). Secara umum memiliki kesamaan dengan kondisi masyarakat yang pada umumnya bertani karet dan visi misi Kabupaten Barito Timur di bidang ekonomi kerakyatan.
"Kita ingin harga getah atau karet hasil sadap masyarakat memiliki nilai ekonomis yang cukup baik dan menjadi salah satu andalan dalam kesejahteraan masyarakat," kata Ampera.
Selain pengolahan dan pemasaran, kata Ampera, Tim Ekonomi Kerakyatan Barito Timur juga akan melakukan studi harga pada pabrik pengolahan karet yang menerima penjualan bokar UPPB petani karet binaan Dinas Perkebunan Kalimantan Barat.
Ketua Tim Ekonomi Kerakyatan Barito Timur dipimpin Sekda Panahan Moetar dengan mengikutsertakan Badan Penelitian dan Pembangunan Daerah (Balitbangda), Dinas Pemberdayaan MAsyarakat dan Desa dan Sosial (DPMDSos), Dinas Perdagangan, Koperasi dan UKM (Disdagkop UKM).
Kemudian, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, Dinas Perikanan dan Peternakan, Dinas Kominfosantik, Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), kelompok tani dan sejumlah wartawan.
"Saya harapkan ini akan bisa memberikan manfaat bagi pembangunan dan kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Barito Timur," demikian Ampera.
Baca juga: RSUD: WN Malaysia di Bartim meninggal diduga karena COVID-19
Baca juga: WN Malaysia terpapar COVID-19 dimakamkan di Barito Timur
Baca juga: Pemkab Bartim gencar sosialisasikan HET minyak goreng
Kaji banding ini mengkaji sekaligus menggali kiat-kiat dalam peningkatan harga karet petani di Pontianak, kata Ampera saat dihubungi dari Tamiang Layang, Selasa.
"Hasol dari belajar ini akan kami diaplikasikan ke dalam program daerah, agar diterapkan di Barito Timur," tambahnya.
Dikatakan, dipilihnya lokasi Pontianak karena adanya Unit Pengolahan dan Pemasaran Bokar atau UPPB petani karet binaan Dinas Perkebunan Kalimantan Barat, yang berhasil mengolah dan memasarkan bokar.
Bahan olah karet rakyat (bokar) merupakan bahan baku industri karet remah (crumb rubber). Secara umum memiliki kesamaan dengan kondisi masyarakat yang pada umumnya bertani karet dan visi misi Kabupaten Barito Timur di bidang ekonomi kerakyatan.
"Kita ingin harga getah atau karet hasil sadap masyarakat memiliki nilai ekonomis yang cukup baik dan menjadi salah satu andalan dalam kesejahteraan masyarakat," kata Ampera.
Selain pengolahan dan pemasaran, kata Ampera, Tim Ekonomi Kerakyatan Barito Timur juga akan melakukan studi harga pada pabrik pengolahan karet yang menerima penjualan bokar UPPB petani karet binaan Dinas Perkebunan Kalimantan Barat.
Ketua Tim Ekonomi Kerakyatan Barito Timur dipimpin Sekda Panahan Moetar dengan mengikutsertakan Badan Penelitian dan Pembangunan Daerah (Balitbangda), Dinas Pemberdayaan MAsyarakat dan Desa dan Sosial (DPMDSos), Dinas Perdagangan, Koperasi dan UKM (Disdagkop UKM).
Kemudian, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, Dinas Perikanan dan Peternakan, Dinas Kominfosantik, Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), kelompok tani dan sejumlah wartawan.
"Saya harapkan ini akan bisa memberikan manfaat bagi pembangunan dan kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Barito Timur," demikian Ampera.
Baca juga: RSUD: WN Malaysia di Bartim meninggal diduga karena COVID-19
Baca juga: WN Malaysia terpapar COVID-19 dimakamkan di Barito Timur
Baca juga: Pemkab Bartim gencar sosialisasikan HET minyak goreng