Orang dengan masalah psikologis berpotensi lakukan kekerasan dalam pacaran

Selasa, 22 Februari 2022 16:01 WIB

Jakarta (ANTARA) - Ketua Ikatan Psikologi Perkembangan Indonesia (IPPI)  Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI), Wiwin Hendriani mengatakan pelaku yang memiliki masalah psikologis, baik berupa kejadian traumatik atau permasalahan keluarga di masa lalu dapat berpotensi melakukan kekerasan dalam berpacaran.

"Hasil penelitian menunjukkan bahwa umumnya pelaku memiliki persoalan psikologis yang terkait dengan pengalaman masa lalunya. Baik itu kejadian traumatik tertentu atau hal-hal lain yang terkait dengan kondisi keluarga dan pengasuhannya dulu," kata Wiwin melalui siaran pers di Jakarta, Selasa.

Baca juga: Mengenal 'Gaslighting', kekerasan psikis dalam hubungan tak sehat

Dia meminta para orang tua untuk mulai memberikan edukasi yang tepat terkait hubungan percintaan dengan lawan jenis kepada anak di usia remaja agar perilaku menyimpang seperti kekerasan dalam pacaran dapat dicegah.

Wiwin menambahkan bahwa pola pengasuhan orang tua memiliki peranan penting untuk membentuk perilaku anak.

Sementara Faith and Development Manager Wahana Visi Indonesia Anil Dawan menyebutkan bahwa usia remaja merupakan tahap penting dalam perkembangan emosional anak, sehingga harus diarahkan ke hal-hal yang positif.

Anil meminta orang tua untuk menjadi teman bagi anak yang mampu mendengar dan memberikan saran kepada anak ketika mereka sedang menghadapi masalah atau membutuhkan nasihat.

Baca juga: Rapper Tyga ditangkap polisi setelah lakukan kekerasan pada mantan kekasih

"Jika merasa kesulitan untuk memulai pembahasan tersebut, menonton film bertema keluarga atau bertema romantis bersama anak dapat menjadi pintu masuk untuk memulai diskusi. Jelaskan bahwa jatuh cinta ke lawan jenis itu wajar dan normal, bahkan merupakan anugerah dari Sang Pencipta. Intinya adalah terus membangun komunikasi dan keterbukaan dengan anak," kata Anil.

Pihaknya juga meminta orang tua untuk tidak menghakimi atau justru menertawakan anak yang dapat berakibat buruk terhadap hubungan komunikasi orang tua dan anak.

Baca juga: Apa yang bisa dilakukan untuk dukung penyintas kekerasan seksual?

Baca juga: Pelaku percobaan penculikan anak hingga kekerasan ditangkap Tim Resmob

Baca juga: KSP dukung revisi Qanun soal Penanganan Kekerasan Perempuan-Anak di Aceh
 

Pewarta : Anita Permata Dewi
Uploader : Admin Kalteng
Copyright © ANTARA 2024

Terkait

Waspada, ternyata candaan bisa pengaruhi psikologis jika berlebihan

06 December 2024 6:57 Wib

Psikologis timnas Indonesia positif jelang lawan Australia

09 September 2024 7:31 Wib

Kenali dampak psikologis pada anak usai jadi korban kekerasan

04 August 2024 11:17 Wib

Psikologis anak penting diperhatikan saat terapi diabetes

18 April 2024 14:58 Wib

Ini dampak psikologis saat gerhana

27 March 2024 9:07 Wib
Terpopuler

APBN 2025 terbanyak di Pusat, Teras Narang sebut kepala daerah dituntut inovatif

Kabar Daerah - 14 December 2024 18:23 Wib

Disarpustaka Kapuas sambut siswa SD Islam Azza dalam kegiatan literasi

Kabar Daerah - 17 December 2024 10:52 Wib

Waket DPRD Bartim jadi dewan pakar Pemuda Katolik Pusat

Kabar Daerah - 18 December 2024 12:17 Wib

DPUPR Perkim: Proyek peningkatan jalan lingkar timur berlanjut 2025

Kabar Daerah - 15 December 2024 6:52 Wib

DPRD Palangka Raya sepakat bahas raperda Penyelenggaraan Ketenagakerjaan

Kabar Daerah - 17 December 2024 11:56 Wib