Palangka Raya (ANTARA) - Pemerintah Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah tengah fokus pada peningkatan kualitas jalan dengan menggunakan metode CTRB (cemen treated recycling base).
"Saat ini di beberapa ruas, kami mencoba untuk aspal menggunakan metode CTRB 'recycling'. Kemudian untuk sistem drainase mencoba metode U DITCH," kata Wali Kota Palangka Raya Fairid Naparin di Palangka Raya, Senin.
CTRB adalah teknik daur ulang perkerasan jalan untuk lapis pondasi yang memanfaatkan material agregat yang mengandung aspal dan material agregat yang tidak mengandung aspal yang berasal dari garukan perkerasan yang telah rusak, dicampur kembali lalu distabilisasikan dengan semen.
Dia menerangkan, penggunaan metode CTRB, selain terkait kualitas yang bagus dan cepat, pertimbangannya juga mengingat kontur dasar tanah kita masih labil maka diperlukan pondasi yang kuat.
Untuk drainase yang menggunakan metode U DITCH karena selain cepat dan tahan lama, bahu jalan tetap bisa dimanfaatkan dengan perawatan cenderung lebih muda.
"Untuk perawatan, drainase tinggal di buka saja karena tidak menggunakan batu. Untuk jangka panjang bisa dijadikan untuk 'Utility Corridor' atau untuk jalur kabel, dan pipa PDAM bawah tanah. Muaranya estetika kota pun menjadi rapi," katanya.
Fairid menambahkan, penggunaan teknologi untuk pengaspalan dan drainase itu juga telah digunakan di beberapa kota maju. Hasilnya, terbukti jauh lebih tahan lama, meski anggaran yang dikeluarkan lebih banyak dibanding metode biasa.
Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Palangka Raya Arbert Tombak menerangkan saat ini, sebanyak 14 ruas jalan di kota setempat sudah dimulai dalam proses peningkatan jalan.
Baca juga: Legislator Palangka Raya minta kenaikan tarif PPN dievaluasi
Dia menyebutkan, 14 jalan itu antara lain jalan pintu masuk wisata alam, Jalan Seram, Bangka, Halmahera, Iskandar, Jawa, Strawberry, Nyai Undang, Hasanuddin, Surung, Matal, Basir Jahan, Supra dan Jalan Danau Mare. Sementara itu juga ada drainase di kawasan Jalan Jati, Junjung Buih dan sejumlah titik lainnya.
“Pemkot Palangka Raya melalui PUPR saat ini juga tengah fokus melakukan peningkatan jalan dan drainase, termasuk di kawasan pasar. Sejauh ini sebagian sudah berproses," kata Arbert.
Selain itu pemerintah kota setempat juga fokus pada peningkatan jalan di kawasan permukiman. Hanya, untuk jalan permukiman, ada beberapa hal yang harus dipenuhi sebelum dilakukan perbaikan jalan, seperti, fasilitas umum dan fasilitas khususnya diserahkan kepada Pemerintah Kota Palangka Raya agar bisa dikelola.
"Pembangunan jalan akan terus bergulir. Kami berupaya agar meningkatkan infrastruktur di Kota Palangka Raya terus berjalan sesuai harapan Wali Kota Palangka Raya," demikian Fairid Naparin.
Baca juga: Pemprov Kalteng laksanakan PKP penuhi standar kompetensi ASN
Baca juga: Pemkot Palangka Raya larang THM beroperasi selama Ramadhan
Baca juga: Aplikasi 'Si Takir' bawa Palangka Raya raih penghargaan inovasi digital nasional
"Saat ini di beberapa ruas, kami mencoba untuk aspal menggunakan metode CTRB 'recycling'. Kemudian untuk sistem drainase mencoba metode U DITCH," kata Wali Kota Palangka Raya Fairid Naparin di Palangka Raya, Senin.
CTRB adalah teknik daur ulang perkerasan jalan untuk lapis pondasi yang memanfaatkan material agregat yang mengandung aspal dan material agregat yang tidak mengandung aspal yang berasal dari garukan perkerasan yang telah rusak, dicampur kembali lalu distabilisasikan dengan semen.
Dia menerangkan, penggunaan metode CTRB, selain terkait kualitas yang bagus dan cepat, pertimbangannya juga mengingat kontur dasar tanah kita masih labil maka diperlukan pondasi yang kuat.
Untuk drainase yang menggunakan metode U DITCH karena selain cepat dan tahan lama, bahu jalan tetap bisa dimanfaatkan dengan perawatan cenderung lebih muda.
"Untuk perawatan, drainase tinggal di buka saja karena tidak menggunakan batu. Untuk jangka panjang bisa dijadikan untuk 'Utility Corridor' atau untuk jalur kabel, dan pipa PDAM bawah tanah. Muaranya estetika kota pun menjadi rapi," katanya.
Fairid menambahkan, penggunaan teknologi untuk pengaspalan dan drainase itu juga telah digunakan di beberapa kota maju. Hasilnya, terbukti jauh lebih tahan lama, meski anggaran yang dikeluarkan lebih banyak dibanding metode biasa.
Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Palangka Raya Arbert Tombak menerangkan saat ini, sebanyak 14 ruas jalan di kota setempat sudah dimulai dalam proses peningkatan jalan.
Baca juga: Legislator Palangka Raya minta kenaikan tarif PPN dievaluasi
Dia menyebutkan, 14 jalan itu antara lain jalan pintu masuk wisata alam, Jalan Seram, Bangka, Halmahera, Iskandar, Jawa, Strawberry, Nyai Undang, Hasanuddin, Surung, Matal, Basir Jahan, Supra dan Jalan Danau Mare. Sementara itu juga ada drainase di kawasan Jalan Jati, Junjung Buih dan sejumlah titik lainnya.
“Pemkot Palangka Raya melalui PUPR saat ini juga tengah fokus melakukan peningkatan jalan dan drainase, termasuk di kawasan pasar. Sejauh ini sebagian sudah berproses," kata Arbert.
Selain itu pemerintah kota setempat juga fokus pada peningkatan jalan di kawasan permukiman. Hanya, untuk jalan permukiman, ada beberapa hal yang harus dipenuhi sebelum dilakukan perbaikan jalan, seperti, fasilitas umum dan fasilitas khususnya diserahkan kepada Pemerintah Kota Palangka Raya agar bisa dikelola.
"Pembangunan jalan akan terus bergulir. Kami berupaya agar meningkatkan infrastruktur di Kota Palangka Raya terus berjalan sesuai harapan Wali Kota Palangka Raya," demikian Fairid Naparin.
Baca juga: Pemprov Kalteng laksanakan PKP penuhi standar kompetensi ASN
Baca juga: Pemkot Palangka Raya larang THM beroperasi selama Ramadhan
Baca juga: Aplikasi 'Si Takir' bawa Palangka Raya raih penghargaan inovasi digital nasional