Kuala KurunĀ  (ANTARA) - Bupati Gunung Mas, Kalimantan Tengah Jaya S Monong melalui Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, Persandian dan Statistik (Diskominfosantik) Ruby Haris mengimbau masyarakat mewaspadai penipuan mengatasnamakan sejumlah pejabat.

Bahkan guna mengecoh calon korban oknum yang tidak bertanggung jawab tersebut menggunakan bahasa daerah, kata Ruby saat dibincangi di Kuala Kurun, Senin.

“Awalnya ada penipu yang mengatasnamakan pejabat Gumas, namun penipu tersebut menggunakan bahasa Indonesia. Aksinya gagal karena calon korban merasa curiga,” kata dia.

Calon korban merasa curiga, karena biasanya warga Gumas cenderung menggunakan bahasa daerah untuk komunikasi sehari-hari. Saat penipu yang mengaku pejabat Gumas tersebut tidak menggunakan bahasa daerah, maka kedoknya dapat diketahui dengan mudah.

Namun saat ini penipu yang mengatasnamakan pejabat Gumas ternyata sudah menggunakan bahasa daerah. Entah penipu tersebut memang orang yang bisa berbahasa daerah, orang asli Kalteng, atau menggunakan suatu mesin penerjemah.

Oleh sebab itu, dia mengimbau masyarakat agar lebih berhati-hati jika ada nomor telepon atau akun media sosial yang mengatasnamakan pejabat Gumas. Masyarakat diminta jangan ragu bertanya ke Diskominfosantik Gumas jika ada orang yang mengaku pejabat kabupaten.

Baru-baru ini kembali muncul akun media sosial Facebook yang mengatasnamakan Bupati Gumas Jaya S Monong. Diskominfosantik Gumas telah melaporkan akun tersebut kepada Facebook agar dapat segera dihapus.

Baca juga: Masyarakat Gumas diimbau sudahi perbaiki jalan

Sejauh ini, Diskominfosantik Gumas mencatat ada empat nomor kontak dan beberapa akun media sosial palsu yang mengaku sebagai Bupati. Untuk nomor WhatsApp sudah berhasil dihapus, begitu juga dengan sejumlah akun media sosial tadi.

Sebelumnya, Bupati Gumas Jaya S Monong meminta kepada masyarakat agar waspada terhadap aksi penipuan dengan nomor telepon seluler palsu, yang mengatasnamakan dirinya dan Wakil Bupati Efrensia L.P Umbing.

Menurutnya, sangat mudah untuk mendeteksi apakah nomor ponsel tersebut asli atau palsu. Nomor palsu biasanya meminta uang atau jasa demi keuntungan pribadi.

“Kalau ada nomor yang mengatasnamakan saya dan bertanya macam-macam, mintanya aneh-aneh dalam arti untuk kepentingan pribadi, itu nomor palsu. Saya tidak pernah melakukan hal seperti itu,” demikian Jaya.

Baca juga: Pemkab Gumas fasilitasi keinginan warga tukar guling aset daerah

Baca juga: Baru empat perangkat daerah capai realisasi PAD lampaui 20 persen

Baca juga: DPRD Gumas minta pemkab tingkatkan kemampuan bisnis kelompok pembudidaya

Pewarta : Chandra
Uploader : Admin 2
Copyright © ANTARA 2024