Sampit (ANTARA) - Masyarakat yang ingin mudik ke Pulau Jawa melalui Pelabuhan Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah perlu mempertimbangkan segera membeli tiket karena total tiket yang tersisa sekitar 1.370 tiket.
"Harapan saya tidak terjadi lonjakan karena sebenarnya tahun ini kita prediksi akan mengalami lonjakan sampai 400 persen namun karena di Kalteng ini ada Pelabuhan Kumai yang juga menyelenggarakan arus mudik sehingga penumpang bisa terdistribusi," kata Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Sampit Agustinus Maun di Sampit, Rabu.
Hal itu disampaikan Agus usai rapat koordinasi pelaksanaan pengendalian transportasi selama masa angkutan Lebaran tahun 2020 di Pelabuhan Sampit. Rapat diikuti seluruh instansi perhubungan yang terlibat dalam penyelenggaraan arus mudik.
Kegiatan dilanjutkan dengan apel kesiapan di dermaga Pelabuhan Sampit. Selain itu, ada juga posko angkutan lebaran yang akan berlangsung H-15 sampai dengan H+15 yaitu dari 17 April sampai 18 Mei 2022.
Saat ini jumlah penumpang dinilai masih dalam kategori normal. Puncak arus mudik diperkirakan terjadi pada H-5 hingga H-3 Lebaran nanti. Untuk itu perlu koordinasi semua pihak untuk mengantisipasi lonjakan penumpang tersebut.
Angkutan mudik Lebaran Idul Fitri 1437 Hijriah di Pelabuhan Sampit dilayani PT Dharma Lautan Utama dengan kapal yang dioperasikan yaitu KM Kirana I dan Kirana III, serta PT Pelni dengan kapal KM Kelimutu dan KM Lawit.
Data yang diterima KSOP Sampit dari PT Dharma Lautan Utama dan PT Pelni, hingga hari ini pemesanan tiket sampai H-1 sudah terjual sebanyak terjual sebanyak 5.548 tiket dari kapasitas yang tersedia sebanyak 6.918 penumpang.
Baca juga: DPRD Kotim ingatkan perencanaan anggaran pilkades 77 desa dimatangkan
Jika dihitung, saat ini masih tersisa sebanyak 1.370 tiket. Namun ditegaskan bahwa jumlah tersebut berdasarkan kapasitas kapal dalam kondisi normal atau belum ada dispensasi penambahan kapasitas penumpang.
"Kalaupun ada lonjakan penumpang maka kami akan berkoordinasi dengan operator kapal maupun dengan regulator untuk memastikan memberikan tambahan penumpang berupa dispensasi atau jumlah penumpangnya banyak yang belum mendapatkan tiket maka kami akan meminta operator menambah kapal karena itu dimungkinkan," kata Agustinus.
Agustinus menambahkan, pihaknya juga memeriksa kesiapan pihak operator dalam hal kondisi armada yang digunakan untuk mengangkut penumpang mudik Lebaran tahun ini.
Uji petik dilakukan terhadap semua kapal penumpang yang melayani penumpang di Pelabuhan Sampit yakni dua kapal milik PT Dharma Lautan Utama yaitu Kirana I dan Kirana III serta dua kapal PT Pelni yaitu KM Kelimutu dan KM Lawit.
"Hasil uji petik, keempat kapal ini dinyatakan laik untuk dioperasikan selama masa angkutan lebaran Tahun 2022 di Pelabuhan Sampit," demikian Agustinus Maun.
Baca juga: ASN Kotim bakal disanksi jika mudik menggunakan kendaraan dinas
Baca juga: Seluruh desa di Kotim ditargetkan tersambung listrik paling lambat 2024
Baca juga: DPRD Kotim rekomendasikan pencopotan Asisten I
"Harapan saya tidak terjadi lonjakan karena sebenarnya tahun ini kita prediksi akan mengalami lonjakan sampai 400 persen namun karena di Kalteng ini ada Pelabuhan Kumai yang juga menyelenggarakan arus mudik sehingga penumpang bisa terdistribusi," kata Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Sampit Agustinus Maun di Sampit, Rabu.
Hal itu disampaikan Agus usai rapat koordinasi pelaksanaan pengendalian transportasi selama masa angkutan Lebaran tahun 2020 di Pelabuhan Sampit. Rapat diikuti seluruh instansi perhubungan yang terlibat dalam penyelenggaraan arus mudik.
Kegiatan dilanjutkan dengan apel kesiapan di dermaga Pelabuhan Sampit. Selain itu, ada juga posko angkutan lebaran yang akan berlangsung H-15 sampai dengan H+15 yaitu dari 17 April sampai 18 Mei 2022.
Saat ini jumlah penumpang dinilai masih dalam kategori normal. Puncak arus mudik diperkirakan terjadi pada H-5 hingga H-3 Lebaran nanti. Untuk itu perlu koordinasi semua pihak untuk mengantisipasi lonjakan penumpang tersebut.
Angkutan mudik Lebaran Idul Fitri 1437 Hijriah di Pelabuhan Sampit dilayani PT Dharma Lautan Utama dengan kapal yang dioperasikan yaitu KM Kirana I dan Kirana III, serta PT Pelni dengan kapal KM Kelimutu dan KM Lawit.
Data yang diterima KSOP Sampit dari PT Dharma Lautan Utama dan PT Pelni, hingga hari ini pemesanan tiket sampai H-1 sudah terjual sebanyak terjual sebanyak 5.548 tiket dari kapasitas yang tersedia sebanyak 6.918 penumpang.
Baca juga: DPRD Kotim ingatkan perencanaan anggaran pilkades 77 desa dimatangkan
Jika dihitung, saat ini masih tersisa sebanyak 1.370 tiket. Namun ditegaskan bahwa jumlah tersebut berdasarkan kapasitas kapal dalam kondisi normal atau belum ada dispensasi penambahan kapasitas penumpang.
"Kalaupun ada lonjakan penumpang maka kami akan berkoordinasi dengan operator kapal maupun dengan regulator untuk memastikan memberikan tambahan penumpang berupa dispensasi atau jumlah penumpangnya banyak yang belum mendapatkan tiket maka kami akan meminta operator menambah kapal karena itu dimungkinkan," kata Agustinus.
Agustinus menambahkan, pihaknya juga memeriksa kesiapan pihak operator dalam hal kondisi armada yang digunakan untuk mengangkut penumpang mudik Lebaran tahun ini.
Uji petik dilakukan terhadap semua kapal penumpang yang melayani penumpang di Pelabuhan Sampit yakni dua kapal milik PT Dharma Lautan Utama yaitu Kirana I dan Kirana III serta dua kapal PT Pelni yaitu KM Kelimutu dan KM Lawit.
"Hasil uji petik, keempat kapal ini dinyatakan laik untuk dioperasikan selama masa angkutan lebaran Tahun 2022 di Pelabuhan Sampit," demikian Agustinus Maun.
Baca juga: ASN Kotim bakal disanksi jika mudik menggunakan kendaraan dinas
Baca juga: Seluruh desa di Kotim ditargetkan tersambung listrik paling lambat 2024
Baca juga: DPRD Kotim rekomendasikan pencopotan Asisten I