Jakarta (ANTARA) - Kepala Zoom Video Communications di Asia Pasifik (APAC) Ricky Kapur mengatakan terjadi pergeseran kultur bekerja yang tidak harus dilakukan dari kantor. Fleksibilitas ini kian menjadi pilihan baik bagi karyawan maupun perusahaan.
"Fleksibilitas adalah kunci di masa setelah pandemi. Tentu masih banyak hal untuk dipelajari lebih lanjut, dan semua orang mengalami perjalanan mereka masing-masing," kata Kapur dalam diskusi media secara daring, Selasa.
"Kini, karyawan menginginkan opsi-opsi lain (selain bekerja dari kantor) yang membuat mereka produktif dan memiliki lingkungan kerja yang inklusif dan nyaman," ujarnya menambahkan.
Di wilayah Asia, khususnya, Kapur melihat adanya fenomena dimana banyak orang harus pulang-pergi kerja (commuting) dan memakan waktu lama di perjalanan. Hal itu, menurut dia, mengganggu produktivitas dan semangat bekerja karyawan.
"Banyak orang di Asia melakukan commuting, dan bisa memakan waktu hingga 90 menit di setiap perjalanan mereka setiap hari. Itu adalah tantangan dalam produktivitas mereka," kata Kapur.
"Dan kini, rasanya banyak perusahaan yang menyadari hal tersebut dan memberikan mereka (karyawan) untuk memilih sendiri cara mereka untuk menjadi produktif termasuk bekerja di rumah, hibrida, dan lainnya," imbuhnya.
Sependapat, CIO Advisor Zoom Roger Burgess menambahkan pergeseran budaya bekerja ini semakin menyadarkan karyawan bahwa mereka pun memiliki pilihan dalam bekerja yang sesuai dengan kemampuan dan kondisi mereka masing-masing.
"Meski demikian, ini adalah hal yang kompleks, tidak semudah yang dipikirkan. Di Australia, kami sempat mengalami lockdown panjang, lalu ketika dilonggarkan, kami bekerja dari kantor. Dari sana, banyak orang menyadari bahwa kita lebih produktif kerja di rumah karena ada keseimbangan dan independensi," kata Burgess.
Ia juga berpendapat, kehadiran layanan teknologi digital pun semakin mempermudah perusahaan untuk melihat kemungkinan akan fleksibilitas dalam bekerja.
"Kita sekarang memiliki banyak cara untuk terkoneksi dan membuat komunitas. Memang, (kultur ini) cukup rumit di sisi manajemen orang untuk bekerja bersama (dari jauh), tapi, tren terus berkembang," imbuhnya.
"Fleksibilitas adalah kunci di masa setelah pandemi. Tentu masih banyak hal untuk dipelajari lebih lanjut, dan semua orang mengalami perjalanan mereka masing-masing," kata Kapur dalam diskusi media secara daring, Selasa.
"Kini, karyawan menginginkan opsi-opsi lain (selain bekerja dari kantor) yang membuat mereka produktif dan memiliki lingkungan kerja yang inklusif dan nyaman," ujarnya menambahkan.
Di wilayah Asia, khususnya, Kapur melihat adanya fenomena dimana banyak orang harus pulang-pergi kerja (commuting) dan memakan waktu lama di perjalanan. Hal itu, menurut dia, mengganggu produktivitas dan semangat bekerja karyawan.
"Banyak orang di Asia melakukan commuting, dan bisa memakan waktu hingga 90 menit di setiap perjalanan mereka setiap hari. Itu adalah tantangan dalam produktivitas mereka," kata Kapur.
"Dan kini, rasanya banyak perusahaan yang menyadari hal tersebut dan memberikan mereka (karyawan) untuk memilih sendiri cara mereka untuk menjadi produktif termasuk bekerja di rumah, hibrida, dan lainnya," imbuhnya.
Sependapat, CIO Advisor Zoom Roger Burgess menambahkan pergeseran budaya bekerja ini semakin menyadarkan karyawan bahwa mereka pun memiliki pilihan dalam bekerja yang sesuai dengan kemampuan dan kondisi mereka masing-masing.
"Meski demikian, ini adalah hal yang kompleks, tidak semudah yang dipikirkan. Di Australia, kami sempat mengalami lockdown panjang, lalu ketika dilonggarkan, kami bekerja dari kantor. Dari sana, banyak orang menyadari bahwa kita lebih produktif kerja di rumah karena ada keseimbangan dan independensi," kata Burgess.
Ia juga berpendapat, kehadiran layanan teknologi digital pun semakin mempermudah perusahaan untuk melihat kemungkinan akan fleksibilitas dalam bekerja.
"Kita sekarang memiliki banyak cara untuk terkoneksi dan membuat komunitas. Memang, (kultur ini) cukup rumit di sisi manajemen orang untuk bekerja bersama (dari jauh), tapi, tren terus berkembang," imbuhnya.