Palangka Raya (ANTARA) - Memasuki masa Lebaran ke-4 atau momentum arus balik, jalur Trans Kalimantan penghubung Kota Palangka Raya-Kabupaten Barito Selatan beserta sejumlah kabupaten lain di wilayah Provinsi Kalimantan Tengah semakin ramai pemudik.
"Hari ini tadi saya pulang dari Buntok (Kabupaten Barito Selatan) bersama keluarga. Di tempat-tempat istirahat di pinggir jalan, banyak juga warga pemudik yang singgah," kata Wahyu Almin di Palangka Raya, Kamis.
Dia mengatakan, selama perjalanan darat yang makan waktu tempuh sekitar empat jam lebih, rombongannya banyak bertemu pemudik lain, baik menggunakan motor, mobil pribadi maupun angkutan travel.
"Waktu singgah di warung, kebanyakan dari mereka merupakan warga yang kembali usai mudik. Kondisi jalan pun lebih ramai dari hari-hari biasa," katanya.
Pria yang sebelumnya berlebaran di Buntok itu mengaku memilih kembali ke Kota Palangka Raya lebih cepat karena ingin melanjutkan silaturahmi dengan para tetangga di sekitar rumah tinggal.
"Selain itu karena juga ada keluarga dari Buntok yang ingin berlibur di sini sebelum masa cuti dan Lebaran usai," kata ayah dua anak itu.
Sementara itu, salah seorang penjaga toko, Sri Maryani yang berada di kawasan Simpang Pujon yang biasa menjadi lokasi singgah para pengguna Jalan Trans Kalimantan itu, mengaku dua hari terakhir, banyak warga yang beristirahat di tokonya.
"Ada yang beli kopi, es ada yang makan, ngemil dan ada juga yang beli BBM atau bahkan hanya numpang beristirahat sambil ke toilet. Rata-rata mereka merupakan warga yang akan ke Palangka Raya usai Lebaran di kampungnya," katanya.
Selama dua hari terakhir di tokonya juga terjadi peningkatan pendapatan, dari sekitar Rp1 juta per hari untuk hari biasa menjadi Rp4 juta per hari.
"Biasanya kalau hari biasa maksimal Rp1 juta sehari, tapi saat arus mudik dan arus balik ini bisa mencapai Rp4 juta per hari," katanya.
Baca juga: Penumpang arus balik di Pelabuhan Sampit diperiksa ketat cegah barang terlarang
Sementara itu, berdasar pantauan, jalan Trans Kalimantan tersebut ramai pemudik, namun kondisi arus mudik tetap lancar. Hal itu karena memang, jalur yang rata-rata melintasi kawasan hutan dan perkebunan itu tidak sepadat jalur mudik di kawasan pulau Jawa.
Jalur itu sendiri merupakan penghubung Kota Palangka Raya dengan sejumlah wilayah lain di Kalteng, seperti wilayah Kabupaten Pulang Pisau, Kapuas, Gunung Mas, Barito Selatan, Barito Utara, Barito Timur dan Murung Raya.
Kondisi di jalan Trans Kalimantan tersebut rata-rata beraspal namun untuk di beberapa titik terdapat jalan berlubang, bergelombang dan jalan sempit. Kontur jalan yang cenderung datar dan tak banyak kelokan membuat pengendara harus selalu menjaga konsentrasi.
Baca juga: Alasan pemudik putuskan kembali lebih cepatkarena pekerjaan dan sekolah anak
Baca juga: DPRD Kapuas apresiasi pengamanan arus mudik berjalan lancar
"Hari ini tadi saya pulang dari Buntok (Kabupaten Barito Selatan) bersama keluarga. Di tempat-tempat istirahat di pinggir jalan, banyak juga warga pemudik yang singgah," kata Wahyu Almin di Palangka Raya, Kamis.
Dia mengatakan, selama perjalanan darat yang makan waktu tempuh sekitar empat jam lebih, rombongannya banyak bertemu pemudik lain, baik menggunakan motor, mobil pribadi maupun angkutan travel.
"Waktu singgah di warung, kebanyakan dari mereka merupakan warga yang kembali usai mudik. Kondisi jalan pun lebih ramai dari hari-hari biasa," katanya.
Pria yang sebelumnya berlebaran di Buntok itu mengaku memilih kembali ke Kota Palangka Raya lebih cepat karena ingin melanjutkan silaturahmi dengan para tetangga di sekitar rumah tinggal.
"Selain itu karena juga ada keluarga dari Buntok yang ingin berlibur di sini sebelum masa cuti dan Lebaran usai," kata ayah dua anak itu.
Sementara itu, salah seorang penjaga toko, Sri Maryani yang berada di kawasan Simpang Pujon yang biasa menjadi lokasi singgah para pengguna Jalan Trans Kalimantan itu, mengaku dua hari terakhir, banyak warga yang beristirahat di tokonya.
"Ada yang beli kopi, es ada yang makan, ngemil dan ada juga yang beli BBM atau bahkan hanya numpang beristirahat sambil ke toilet. Rata-rata mereka merupakan warga yang akan ke Palangka Raya usai Lebaran di kampungnya," katanya.
Selama dua hari terakhir di tokonya juga terjadi peningkatan pendapatan, dari sekitar Rp1 juta per hari untuk hari biasa menjadi Rp4 juta per hari.
"Biasanya kalau hari biasa maksimal Rp1 juta sehari, tapi saat arus mudik dan arus balik ini bisa mencapai Rp4 juta per hari," katanya.
Baca juga: Penumpang arus balik di Pelabuhan Sampit diperiksa ketat cegah barang terlarang
Sementara itu, berdasar pantauan, jalan Trans Kalimantan tersebut ramai pemudik, namun kondisi arus mudik tetap lancar. Hal itu karena memang, jalur yang rata-rata melintasi kawasan hutan dan perkebunan itu tidak sepadat jalur mudik di kawasan pulau Jawa.
Jalur itu sendiri merupakan penghubung Kota Palangka Raya dengan sejumlah wilayah lain di Kalteng, seperti wilayah Kabupaten Pulang Pisau, Kapuas, Gunung Mas, Barito Selatan, Barito Utara, Barito Timur dan Murung Raya.
Kondisi di jalan Trans Kalimantan tersebut rata-rata beraspal namun untuk di beberapa titik terdapat jalan berlubang, bergelombang dan jalan sempit. Kontur jalan yang cenderung datar dan tak banyak kelokan membuat pengendara harus selalu menjaga konsentrasi.
Baca juga: Alasan pemudik putuskan kembali lebih cepatkarena pekerjaan dan sekolah anak
Baca juga: DPRD Kapuas apresiasi pengamanan arus mudik berjalan lancar