Risiko hipertensi meningkat tajam seiring bertambahnya usia

Selasa, 17 Mei 2022 15:26 WIB

Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua Perhimpunan Dokter Hipertensi atau Indonesian Society of Hypertension (InaSH), dr. Eka Harmeiwaty, Sp.S, mengatakan bahwa risiko hipertensi akan meningkat tajam seiring dengan bertambahnya usia, oleh karena itu disarankan untuk melakukan pemeriksaan tekanan darah mulai usia 18 tahun.

Peningkatan itu terjadi ketika seseorang pria atau wanita mulai menginjak usia 46 tahun. Pemeriksaan tekanan darah secara regular disarankan dimulai pada usia 18 tahun, terutama yang mempunyai riwayat keluarga dengan hipertensi atau penyakit kardiovaskular.

"Pasien diabetes berisiko mengalami hipertensi sehingga dengan demikian harus dilakukan pemeriksaan darah berkala untuk mendeteksi adanya hipertensi," ujar dr. Eka dalam webinar World Hypertension Day (WHD) 2022 pada Selasa.

Selain pengukuran tekanan darah di fasilitas kesehatan, pemeriksaan juga dapat dilakukan secara mandiri di rumah atau di komunitas tertentu yang dikenal dengan Home Blood Pressure Monitoring (HBPM) atau disebut dengan Pengukuran Tekanan Darah di Rumah (PTDR).

Dengan melakukan pengukuran yang benar dan akurat, akan didapatkan hasil yang tepat. PTDR sangat membantu untuk mendeteksi hipertensi jas putih, yaitu peningkatan tekanan darah saat diukur di klinik atau RS namun saat dilakukan pengukuran di luar klinik didapatkan tekanan darah normal.

"PTDR juga dapat digunakan untuk memonitor hasil pengobatan. Selain itu dengan melakukan pengukuran mandiri membuat pasien menjadi lebih patuh dalam pengobatan," jelasnya.

Baca juga: Pentingnya kendalikan tekanan darah untuk hidup berkualitas

Hipertensi merupakan masalah kesehatan global termasuk di Indonesia. Survei yang dilakukan oleh oleh InaSH bekerjasama dengan Kementrian Kesehatan RI pada tahun 2018 menunjukkan pada sampel 68.846 orang dengan rentang usia rata-rata 45 hingga kurang lebih 16,3 tahun ditemukan bahwa 27.331 orang (30,8 peraen) mengidap hipertensi.

Angka ini lebih rendah dari survei tahun 2017 yaitu 34,5 persen, hal ini disebabkan pada survei tahun 2018 terdapat 18,6 partisipan berusia 18-29 tahun.

Dalam kelompok hipertensi hanya 13.018 (47,6 persen) yang menyadari adanya hipertensi dan hanya 47,4 persen yang mengkonsumsi obat anti hipertensi. Survei juga menunjukkan target pengobatan tidak tercapai pada 10.106 pasien (78,0 persen).

Dengan kondisi tersebut, tidak heran jika di Indonesia angka insiden penyakit jantung koroner, stroke dan gagal ginjal masih tinggi.

dr. Eka mengemukan bahwa hipertensi dapat dicegah walaupun faktor genetik dan usia sulit untuk dimodifikasi. Namun banyak faktor risiko lain yang dapat dihindari agar tidak terjadi hipertensi yakni dengan menanamkan pola hidup sehat sejak usia dini yang dilakukan dalam keluarga dan melalui edukasi di sekolah.

Hal ini lebih mudah dibandingkan menyarankan perubahan gaya hidup bagi orang dewasa. Orangtua dan guru juga mempunyai peranan penting dalam menanamkan pola hidup sehat pada anak-anak yang akan terus diingat dalam memorinya hingga mereka dewasa.

"Mengurangi paparan terhadap polusi udara juga merupakan upaya pencegahan terhadap hipertensi, selain mengatasi stresor dan tidur yang cukup," kata dr. Eka.

Baca juga: Lakukan gaya hidup sehat dan berhenti merokok untuk cegah hipertensi

Baca juga: Cegah hipertensi dengan berhenti merokok

Baca juga: Pentingnya kontrol kalori dan nutrisi untuk cegah hipertensi pada bumil

Pewarta : Maria Cicilia
Uploader : Admin Kalteng
Copyright © ANTARA 2024

Terkait

Awas! Hipertensi dapat tingkatkan risiko Mioma Uteri

21 April 2024 13:53 Wib

Rutin ukur hipertensi bantu minimalisasi penyakit jantung

25 February 2024 10:16 Wib

Qatar siap pertahankan gelar Piala Asia tanpa tekanan

02 February 2024 21:09 Wib

Apri/Fadia atasi tekanan pada laga pertama WTF

13 December 2023 20:20 Wib

Pemprov Kalteng berhasil turunkan tekanan inflasi beras

01 December 2023 18:26 Wib
Terpopuler

Kalteng harus berani mencari pemimpin terbaik di Pilkada 2024

Kabar Daerah - 29 April 2024 15:52 Wib

Dokter Anak : Hindari pemberian paracetamol pada anak usai imunisasi

Lifestyle - 30 April 2024 17:43 Wib

Diduga peras investor Rp10 M, Kejati Bali OTT Bendesa Adat Berawa

Kabar Daerah - 03 May 2024 15:22 Wib

Performa Sancho bawa Dortmund menang atas PSG di leg pertama

Olahraga - 02 May 2024 8:57 Wib

Microsoft akan beri pelatihan AI pada ratusan ribu orang di Indonesia

Lifestyle - 30 April 2024 17:45 Wib