Palangka Raya  (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah terus menggencarkan upaya antisipasi penyebaran kasus malaria di daerah setempat.

"Sampai saat ini di Palangka Raya tidak ditemukan kasus penyebaran malaria indigenous. Namun kita terus menggencarkan upaya antisipasi agar tidak terjadi penyebaran malaria," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya Andjar Hari Purnomo di Palangka Raya, Selasa.

Berdasarkan Kepmenkes RI Nomor 293/Menkes/SK/IV/2009 tentang Eliminasi Malaria, berbagai upaya telah dilakukan Dinas Kesehatan "Kota Cantik" mulai dari deteksi dini, pemeriksaan di laboratorium, pengendalian vektor hingga pengobatan.

Andjar mengatakan, beberapa waktu lalu salah satu pusat layanan kesehatan di Kota Palangka Raya menangani pasien terserang malaria. Namun, pasien tersebut merupakan rujukan dari daerah lain.

"Terkait penanganan malaria, Kota Palangka Raya sendiri telah menerima sertifikat Eliminasi Malaria pada tahun 2018. Eliminasi malaria adalah upaya untuk menghentikan penularan malaria setempat atau indigenous," katanya.

Sertifikat eliminasi malaria diberikan kepada daerah yang mampu membuktikan tidak ada penularan selama tiga tahun berturut-turut. Hal itu, juga dibuktikan dengan kartu penderita malaria.

“Jadi terkait penularan malaria di wilayah Palangka Raya, kasus terakhir tercatat pada 2018 lalu," kata Andjar.

Meski demikian, dia pun mengajak seluruh elemen masyarakat yang ada di kota setempat tetap waspada serta bersama-sama mengantisipasi penularan penyakit malaria.

penyakit yang disebabkan oleh parasit plasomodium. Penyakit ini ditularkan melalui gigitan nyamuk anopheles betina yang terinfeksi parasit tersebut.

Baca juga: Porprov Kalteng 2023 pertandingkan 28 cabang olahraga

Dia mengatakan, malaria harus segera ditangani untuk mencegah risiko komplikasi yang berbahaya. Penanganan malaria dapat dilakukan dengan pemberian obat antimalaria.

"Namun, langkah yang paling ampuh dalam antisipasi dengan menjalankan pola hidup bersih dan sehat serta menerapkan program Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara 3M Plus," katanya.

Cara 3M plus itu seperti menguras, menutup dan mengubur barang bekas serta menaburkan bubuk abate, menggunakan obat nyamuk, menggunakan kelambu dan memastikan tidak ada jentik nyamuk yang berkembang di lingkungan tempat tinggal.

"Untuk itu, untuk mengantisipasi malaria tidak bisa diselesaikan oleh tenaga kesehatan atau pemerintah saja, tetapi juga memerlukan peran aktif seluruh masyarakat," demikian Andjar.

Baca juga: Kemenag Kalteng ingatkan calon haji segera lunasi BPIH

Baca juga: Kemenkumham Kalteng resmikan pusat KI di IAIN Palangka Raya

Baca juga: Diskominfosantik sampaikan komitmen 'Kalteng Merdeka Sinyal 2024' pada karnaval FBIM

Pewarta : Rendhik Andika
Uploader : Admin 2
Copyright © ANTARA 2024