Sao Paulo (ANTARA) - Virus corona bangkit lagi di benua Amerika saat banyak negara sudah menghapus aturan seperti pemakaian masker dan jarak sosial dan ketika program vaksinasi melambat, kata Organisasi Kesehatan Pan Amerika (PAHO), Rabu.
Jumlah kasus di seluruh Amerika naik 27,2 persen pekan lalu dibanding pekan sebelumnya, terutama didorong oleh lonjakan infeksi di Amerika Serikat, kata PAHO.
Separuh lebih dari 918.000 infeksi berasal dari Amerika Utara saat kasus AS naik 33 persen menjadi 605.000 pekan lalu. Infeksi di wilayah itu melonjak selama tujuh pekan terakhir.
Direktur PAHO Dr Carissa Etienne menegaskan bahwa banyak negara dan pemerintah daerah yang menyudahi protokol kesehatan dan kembali membuka perbatasan setelah menjalani periode dengan penularan yang lebih rendah.
Baca juga: Pasien COVID-19 rawat inap di Kalteng tersisa 12 orang
"Masker dan jarak sosial membantu kami dengan baik sejak awal pandemi dan masih menjadi langkah valid untuk mengurangi penularan virus," katanya.
Ia menambahkan bahwa pemerintah harus siap meningkatkan langkah-langkah ini setiap kali kasus atau kematian meningkat.
Masih terlalu banyak orang yang berisiko, kata PAHO, sebab hanya 14 dari 51 negara dan wilayah di benua Amerika yang memenuhi target vaksinasi 70 persen populasi yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), katanya saat konferensi pers.
PAHO mengatakan infeksi dan kematian baru COVID-19 di wilayah tersebut terus meningkat dalam empat pekan terakhir dengan 3.500 lebih kematian pekan lalu.
Amerika Tengah mencatat persentase peningkatan kasus tertinggi, yakni 80 persen. Di Brazil, negara terpadat kedua di Amerika, mencatat kenaikan kasus COVID 9 persen menjadi 120.000.
"Sudah waktunya untuk mengkaji ulang angka-angka ini dan bertindak. COVID-19 bangkit lagi di Amerika... virus ini tidak akan lenyap dalam waktu dekat," kata Etienne.
Sumber: Reuters
Baca juga: Gubernur Kalteng minta penyediaan gerai vaksin hadapi mudik Lebaran
Baca juga: Tingkat kesembuhan COVID-19 Kalteng capai 94,97 persen
Baca juga: Konsumsi vitamin tak kurangi risiko meninggal akibat COVID-19
Jumlah kasus di seluruh Amerika naik 27,2 persen pekan lalu dibanding pekan sebelumnya, terutama didorong oleh lonjakan infeksi di Amerika Serikat, kata PAHO.
Separuh lebih dari 918.000 infeksi berasal dari Amerika Utara saat kasus AS naik 33 persen menjadi 605.000 pekan lalu. Infeksi di wilayah itu melonjak selama tujuh pekan terakhir.
Direktur PAHO Dr Carissa Etienne menegaskan bahwa banyak negara dan pemerintah daerah yang menyudahi protokol kesehatan dan kembali membuka perbatasan setelah menjalani periode dengan penularan yang lebih rendah.
Baca juga: Pasien COVID-19 rawat inap di Kalteng tersisa 12 orang
"Masker dan jarak sosial membantu kami dengan baik sejak awal pandemi dan masih menjadi langkah valid untuk mengurangi penularan virus," katanya.
Ia menambahkan bahwa pemerintah harus siap meningkatkan langkah-langkah ini setiap kali kasus atau kematian meningkat.
Masih terlalu banyak orang yang berisiko, kata PAHO, sebab hanya 14 dari 51 negara dan wilayah di benua Amerika yang memenuhi target vaksinasi 70 persen populasi yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), katanya saat konferensi pers.
PAHO mengatakan infeksi dan kematian baru COVID-19 di wilayah tersebut terus meningkat dalam empat pekan terakhir dengan 3.500 lebih kematian pekan lalu.
Amerika Tengah mencatat persentase peningkatan kasus tertinggi, yakni 80 persen. Di Brazil, negara terpadat kedua di Amerika, mencatat kenaikan kasus COVID 9 persen menjadi 120.000.
"Sudah waktunya untuk mengkaji ulang angka-angka ini dan bertindak. COVID-19 bangkit lagi di Amerika... virus ini tidak akan lenyap dalam waktu dekat," kata Etienne.
Sumber: Reuters
Baca juga: Gubernur Kalteng minta penyediaan gerai vaksin hadapi mudik Lebaran
Baca juga: Tingkat kesembuhan COVID-19 Kalteng capai 94,97 persen
Baca juga: Konsumsi vitamin tak kurangi risiko meninggal akibat COVID-19