Sampit (ANTARA) - Anggota Komisi II DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah Darmawati berharap pemerintah kabupaten kembali memperjuangkan pembangunan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan (SPBN) untuk membantu nelayan mendapatkan bahan bakar minyak.
"Beberapa tahun lalu pernah akan dibangun SPBN di Desa Ujung Pandaran, tetapi gagal. Saya berharap ini bisa diperjuangkan lagi karena itu dibutuhkan nelayan kita," kata Darmawati di Sampit, Sabtu.
Saat ini ada 2.000 lebih rumah tangga nelayan di Kotawaringin Timur. Sebagian besar merupakan nelayan tangkap yang aktivitasnya mencari ikan di laut dan sungai yang tersebar di Kecamatan Mentaya Hilir Selatan, Teluk Sampit dan Pulau Hanaut.
Untuk aktivitas tersebut nelayan membutuhkan bahan bakar minyak, khususnya solar untuk menghidupkan mesin kapal mereka.
Nelayan harus mengeluarkan biaya lebih tinggi jika harus membeli solar di tingkat eceran. Padahal bahan bakar tersebut merupakan kebuntuan utama agar mereka bisa melaut.
Selain nelayan, bahan bakar juga dibutuhkan oleh petani untuk mengoperasikan mesin produksi pertanian. Kebutuhan juga tinggi karena ketiga kecamatan tersebut, khususnya Teluk Sampit merupakan lumbung beras Kotawaringin Timur.
Baca juga: Tempat usaha di Kotim diwajibkan fasilitasi pemasaran produk unggulan daerah
Tahun 2015 lalu sudah direncanakan pembangunan SPBN yang berlokasi di Pusat Pendaratan Ikan Ujung Pandaran Kecamatan Teluk Sampit. Pembangunannya dialokasikan dari dana APBD Kotawaringin Timur tahun 2015 sebesar Rp997 juta.
Kontrak pembangunannya dimulai pada 21 April dan harus sudah selesai pada 18 Agustus 2015. Sayangnya pembangunannya gagal lantaran pihak ketiga tidak melaksanakannya hingga tuntas.
Pembangunan SPBN tersebut sempat kembali diupayakan tahun 2016, namun tidak terlaksana. Kini rencana pembangunan SPBN itu tidak terdengar lagi, padahal keberadaannya sangat dibutuhkan nelayan.
"SPBN ini untuk membantu nelayan agar mudah mendapatkan solar dengan harga normal. Saya berharap ini bisa diperjuangkan lagi," demikian Darmawati.
Baca juga: Blusukan ke lokasi banjir, legislator Kotim temukan warga belum terima bantuan
Baca juga: LKBN ANTARA dan Radar Sampit tingkatkan sinergi diseminasi informasi
Baca juga: Wakil Ketua DPRD dan Wabup Kotim bawa bantuan untuk korban banjir
"Beberapa tahun lalu pernah akan dibangun SPBN di Desa Ujung Pandaran, tetapi gagal. Saya berharap ini bisa diperjuangkan lagi karena itu dibutuhkan nelayan kita," kata Darmawati di Sampit, Sabtu.
Saat ini ada 2.000 lebih rumah tangga nelayan di Kotawaringin Timur. Sebagian besar merupakan nelayan tangkap yang aktivitasnya mencari ikan di laut dan sungai yang tersebar di Kecamatan Mentaya Hilir Selatan, Teluk Sampit dan Pulau Hanaut.
Untuk aktivitas tersebut nelayan membutuhkan bahan bakar minyak, khususnya solar untuk menghidupkan mesin kapal mereka.
Nelayan harus mengeluarkan biaya lebih tinggi jika harus membeli solar di tingkat eceran. Padahal bahan bakar tersebut merupakan kebuntuan utama agar mereka bisa melaut.
Selain nelayan, bahan bakar juga dibutuhkan oleh petani untuk mengoperasikan mesin produksi pertanian. Kebutuhan juga tinggi karena ketiga kecamatan tersebut, khususnya Teluk Sampit merupakan lumbung beras Kotawaringin Timur.
Baca juga: Tempat usaha di Kotim diwajibkan fasilitasi pemasaran produk unggulan daerah
Tahun 2015 lalu sudah direncanakan pembangunan SPBN yang berlokasi di Pusat Pendaratan Ikan Ujung Pandaran Kecamatan Teluk Sampit. Pembangunannya dialokasikan dari dana APBD Kotawaringin Timur tahun 2015 sebesar Rp997 juta.
Kontrak pembangunannya dimulai pada 21 April dan harus sudah selesai pada 18 Agustus 2015. Sayangnya pembangunannya gagal lantaran pihak ketiga tidak melaksanakannya hingga tuntas.
Pembangunan SPBN tersebut sempat kembali diupayakan tahun 2016, namun tidak terlaksana. Kini rencana pembangunan SPBN itu tidak terdengar lagi, padahal keberadaannya sangat dibutuhkan nelayan.
"SPBN ini untuk membantu nelayan agar mudah mendapatkan solar dengan harga normal. Saya berharap ini bisa diperjuangkan lagi," demikian Darmawati.
Baca juga: Blusukan ke lokasi banjir, legislator Kotim temukan warga belum terima bantuan
Baca juga: LKBN ANTARA dan Radar Sampit tingkatkan sinergi diseminasi informasi
Baca juga: Wakil Ketua DPRD dan Wabup Kotim bawa bantuan untuk korban banjir