Sampit (ANTARA) - Wakil Ketua I DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah Rudianur meminta pemerintah kabupaten melalui Dinas Pertanian menyiapkan untuk petani yang merugi akibat banjir yang menyebabkan puluhan hektare hortikultura di Kecamatan Mentaya Hilir Utara gagal panen.
"Petani merugi akibat banjir ini. Mereka harus dibantu agar bisa kembali menanam lahan pertanian mereka, misalnya melalui bantuan bibit dan pupuk dari pemerintah," kata Rudianur di Sampit, Minggu.
Sudah sekitar sepekan banjir melanda sejumlah desa di Kecamatan Mentaya Hilir Utara yaitu Natai Baru, Natai Nangka, Ramban atau Bagendang Tengah dan Sumber Agung.
Banjir cukup parah terjadi di Desa Sumber Makmur karena ada 36 rumah yang terendam. Selain itu, sejumlah fasilitas umum dan puluhan hektare lahan pertanian diperkirakan gagal panen akibat terendam banjir berhari-hari.
Rudianur turun ke beberapa lokasi banjir untuk melihat kondisi warganya. Dia juga meninjau lahan pertanian sayuran warga yang juga terendam cukup parah akibat banjir tersebut.
Baca juga: Futsal Kotim diharapkan mampu tingkatkan prestasi di Porprov Kalteng
Apresiasi disampaikan Rudianur kepada pemerintah kabupaten yang telah menyalurkan bantuan berupa kebutuhan pokok untuk korban banjir. Namun sesuai aspirasi masyarakat, dia berharap pemerintah juga memberi bantuan di bidang pertanian agar petani bisa kembali menanam hortikultura saat banjir surut nantinya untuk mengganti tanaman yang gagal dipanen akibat banjir.
"Banjir kali ini memang cukup parah sehingga banyak tanaman yang terendam. Untuk itulah kami berharap Dinas Pertanian bisa membantu petani agar mereka bisa kembali menanami lahan mereka," ujar Rudianur.
Kepala Desa Sumber Makmur Supriyo mengatakan, total luas lahan pertanian yang terendam banjir dan dipastikan gagal panen lebih dari 25 hektare. Sementara itu jumlah rumah yang terendam sebanyak 35 rumah.
"Banjir terjadi akibat hujan deras dibarengi pasang air sungai yang ada di sekitar desa. Tidak hanya rumah warga dan kawasan pertanian, banjir juga menggenangi halaman sekolah dasar yang ada di desa kami," kata Supriyo.
Wilayah pertanian yang paling parah mengalami kerusakan akibat terendam banjir terletak di Desa Sumber Makmur. Banjir terjadi dengan ketinggian air di lahan pertanian antara 50 centimeter hingga satu meter dan sudah enam hari sehingga dikhawatirkan membuat gagal panen.
Baca juga: Legislator Kotim minta pemkab tegas terhadap bangunan ganggu fungsi drainase
Baca juga: BPBD Kotim kembali salurkan bantuan untuk korban banjir
Baca juga: Masyarakat Kotim diingatkan tetap waspadai penyakit menular mematikan
"Petani merugi akibat banjir ini. Mereka harus dibantu agar bisa kembali menanam lahan pertanian mereka, misalnya melalui bantuan bibit dan pupuk dari pemerintah," kata Rudianur di Sampit, Minggu.
Sudah sekitar sepekan banjir melanda sejumlah desa di Kecamatan Mentaya Hilir Utara yaitu Natai Baru, Natai Nangka, Ramban atau Bagendang Tengah dan Sumber Agung.
Banjir cukup parah terjadi di Desa Sumber Makmur karena ada 36 rumah yang terendam. Selain itu, sejumlah fasilitas umum dan puluhan hektare lahan pertanian diperkirakan gagal panen akibat terendam banjir berhari-hari.
Rudianur turun ke beberapa lokasi banjir untuk melihat kondisi warganya. Dia juga meninjau lahan pertanian sayuran warga yang juga terendam cukup parah akibat banjir tersebut.
Baca juga: Futsal Kotim diharapkan mampu tingkatkan prestasi di Porprov Kalteng
Apresiasi disampaikan Rudianur kepada pemerintah kabupaten yang telah menyalurkan bantuan berupa kebutuhan pokok untuk korban banjir. Namun sesuai aspirasi masyarakat, dia berharap pemerintah juga memberi bantuan di bidang pertanian agar petani bisa kembali menanam hortikultura saat banjir surut nantinya untuk mengganti tanaman yang gagal dipanen akibat banjir.
"Banjir kali ini memang cukup parah sehingga banyak tanaman yang terendam. Untuk itulah kami berharap Dinas Pertanian bisa membantu petani agar mereka bisa kembali menanami lahan mereka," ujar Rudianur.
Kepala Desa Sumber Makmur Supriyo mengatakan, total luas lahan pertanian yang terendam banjir dan dipastikan gagal panen lebih dari 25 hektare. Sementara itu jumlah rumah yang terendam sebanyak 35 rumah.
"Banjir terjadi akibat hujan deras dibarengi pasang air sungai yang ada di sekitar desa. Tidak hanya rumah warga dan kawasan pertanian, banjir juga menggenangi halaman sekolah dasar yang ada di desa kami," kata Supriyo.
Wilayah pertanian yang paling parah mengalami kerusakan akibat terendam banjir terletak di Desa Sumber Makmur. Banjir terjadi dengan ketinggian air di lahan pertanian antara 50 centimeter hingga satu meter dan sudah enam hari sehingga dikhawatirkan membuat gagal panen.
Baca juga: Legislator Kotim minta pemkab tegas terhadap bangunan ganggu fungsi drainase
Baca juga: BPBD Kotim kembali salurkan bantuan untuk korban banjir
Baca juga: Masyarakat Kotim diingatkan tetap waspadai penyakit menular mematikan