Sampit (ANTARA) - Kebakaran rumah dan gudang di Jalan Kopi Selatan, Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, menimbulkan kerugian materi cukup besar yakni diperkirakan sekitar Rp15,2 miliar.
"Kerugian paling besar itu tentu dari gudang besar yang terbakar itu karena di dalamnya banyak barang kelontongan dan bahan bangunan, serta perabotan," kata Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kabupaten Kotawaringin Timur, Hawianan di Sampit, Senin.
Kebakaran terjadi Minggu (13/6) sekitar pukul 15.00 WIB. Api berhasil dikendalikan pada malam hari, namun pemadaman baru tuntas pada Senin sekitar pukul 12.00 WIB atau sekitar 21 jam.
Saat kebakaran, Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan mengerahkan tujuh armada dengan 105 personel. Mereka dibantu regu pemadam kebakaran dari BPBD, PMI dan PDAM Tirta Mentaya Sampit.
Selama api masih berkobar, petugas dari Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan terus berupaya memadamkan api yang membakar isi gudang. Senin siang, baru api benar-benar padam sehingga petugas meninggalkan lokasi.
Baca juga: Legislator Kotim dorong peningkatan bantuan untuk petani
Lamanya pemadam lantaran banyak barang yang mudah terbakar di dalam gedung tersebut seperti plastik, seng, minyak rambut, parfum, makanan dan lainnya. Akibatnya petugas harus bekerja kertas memadamkan api dalam gudang karena api terus menyala hingga tengah malam.
Kebakaran ini menghanguskan gudang berukuran 26x50 meter yang berisi barang kelontongan dan bahan bangunan. Selain itu satu rumah warga ludes terbakar, serta dua bangunan lainnya terkena dampak kebakaran tersebut.
Hasil pendataan Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan, total kerugian material Rp15.215.000.000. Terdiri dari kerugian gudang berisi barang Rp15 miliar, sebuah rumah Rp200 juta, satu bangunan rusak 5 persen Rp5 juta dan bangunan rusak 10 persen Rp10 juta.
"Keterbatasan peralatan juga menjadi kendala bagi kami, seperti tidak adanya baju pelindung dan oksigen, tapi kami terus berupaya semaksimal mungkin. Kami bersyukur api sudah berhasil dipadamkan," ujar Hawianan.
Hawianan menegaskan, tidak ada korban jiwa dalam musibah kebakaran ini. Terkait penyebab kebakaran, pihaknya menyerahkan sepenuhnya kepada kepolisian yang memang berwenang menangani hal itu.
Baca juga: Pemkab Kotim tambah bantuan ekskavator untuk 12 kecamatan
Baca juga: Kebakaran gudang besar di Sampit membuat warga panik
Baca juga: DPRD Kotim minta pemkab serius telusuri dugaan pencemaran di Sungai Sampit
"Kerugian paling besar itu tentu dari gudang besar yang terbakar itu karena di dalamnya banyak barang kelontongan dan bahan bangunan, serta perabotan," kata Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kabupaten Kotawaringin Timur, Hawianan di Sampit, Senin.
Kebakaran terjadi Minggu (13/6) sekitar pukul 15.00 WIB. Api berhasil dikendalikan pada malam hari, namun pemadaman baru tuntas pada Senin sekitar pukul 12.00 WIB atau sekitar 21 jam.
Saat kebakaran, Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan mengerahkan tujuh armada dengan 105 personel. Mereka dibantu regu pemadam kebakaran dari BPBD, PMI dan PDAM Tirta Mentaya Sampit.
Selama api masih berkobar, petugas dari Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan terus berupaya memadamkan api yang membakar isi gudang. Senin siang, baru api benar-benar padam sehingga petugas meninggalkan lokasi.
Baca juga: Legislator Kotim dorong peningkatan bantuan untuk petani
Lamanya pemadam lantaran banyak barang yang mudah terbakar di dalam gedung tersebut seperti plastik, seng, minyak rambut, parfum, makanan dan lainnya. Akibatnya petugas harus bekerja kertas memadamkan api dalam gudang karena api terus menyala hingga tengah malam.
Kebakaran ini menghanguskan gudang berukuran 26x50 meter yang berisi barang kelontongan dan bahan bangunan. Selain itu satu rumah warga ludes terbakar, serta dua bangunan lainnya terkena dampak kebakaran tersebut.
Hasil pendataan Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan, total kerugian material Rp15.215.000.000. Terdiri dari kerugian gudang berisi barang Rp15 miliar, sebuah rumah Rp200 juta, satu bangunan rusak 5 persen Rp5 juta dan bangunan rusak 10 persen Rp10 juta.
"Keterbatasan peralatan juga menjadi kendala bagi kami, seperti tidak adanya baju pelindung dan oksigen, tapi kami terus berupaya semaksimal mungkin. Kami bersyukur api sudah berhasil dipadamkan," ujar Hawianan.
Hawianan menegaskan, tidak ada korban jiwa dalam musibah kebakaran ini. Terkait penyebab kebakaran, pihaknya menyerahkan sepenuhnya kepada kepolisian yang memang berwenang menangani hal itu.
Baca juga: Pemkab Kotim tambah bantuan ekskavator untuk 12 kecamatan
Baca juga: Kebakaran gudang besar di Sampit membuat warga panik
Baca juga: DPRD Kotim minta pemkab serius telusuri dugaan pencemaran di Sungai Sampit