Palangka Raya (ANTARA) - Ketua Komisi B DPRD Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Nenie Adriati Lambung terus mendorong pemerintah kota (pemkot) setempat untuk melakukan sosialisasi pemanfaatan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) yakni terkait keuangan digital.
"Sosialisasi wajib digencarkan, dengan tujuan agar diajarkan bagaimana masyarakat dapat menerima sepenuhnya terkait transisi keuangan konvensional menuju digitalisasi," katanya, Rabu.
Dia menuturkan, selain itu tentunya harus ada keseimbangan antara infrastruktur dan pemahaman masyarakat selaku pengguna. Meskipun pihak pemkot juga sudah mulai menerapkan sistem digitalisasi, yakni program pembayaran non tunai melalui QRIS di pasar tradisional yang dikelola pemkot.
Tidak hanya itu, pemerintah pusat dan daerah juga telah merencanakan arah kebijakan sistem pembayaran dengan akselerasi digitalisasi di tahun ini.
Seperti integrasi, interkoneksi serta interoperabilitas pembayaran digital melalui BIFAST, SNAP dan menambahkan penggunaan QRIS hingga penerbitan digital rupiah.
"Saya harapkan agar ada literasi yang lebih luas, sehingga tidak ada permasalahan dalam pergeseran budaya sistem keuangan ini yang bisa berdampak negatif bagi masyarakat," ungkap Nenie.
Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDIP Kota Palangka Raya itu menambahkan, manfaat transaksi menggunakan sistem digitalisasi atau QRIS juga dapat mengantisipasi beredarnya uang palsu atau upal yang biasanya marak beredar menjelang hari-hari keagamaan.
Namun masyarakat juga disarankan untuk benar-benar mempelajari cara transaksi menggunakan sistem digital tersebut, sehingga proses pembayaran lancar dan tidak ada hambatan.
"Dengan adanya sistem tersebut mempermudah masyarakat dalam pembayaran ketika hendak berbelanja apa saja, namun para pedagang yang menggunakan sistem itu wajib mempelajarinya dengan benar agar tidak menjadi persoalan di kemudian hari," tambahnya.
Sebelumnya, Kepala Bidang Perdagangan, Dinas Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian (DPKUKMP) Kota Palangka Raya Hadriansyah menjelaskan, bahwa sebanyak 35 pedagang di kawasan Pasar Kahayan siap menerapkan SIAP QRIS.
Ia menjelaskan, SIAP QRIS itu merupakan akronim dari Sehat, Inovatif dan Amanah Pakai Quick Response Code Indonesia Standard. Program ini merupakan upaya mempermudah masyarakat yang hendak berbelanja.
"Saat bertransaksi tinggal scan dan klik, bayar. Artinya, pembayaran di pasar ini dapat dilakukan secara digital. Program ini juga untuk memberikan kenyamanan dan keamanan dalam bertransaksi," tutup Hadriansyah.
"Sosialisasi wajib digencarkan, dengan tujuan agar diajarkan bagaimana masyarakat dapat menerima sepenuhnya terkait transisi keuangan konvensional menuju digitalisasi," katanya, Rabu.
Dia menuturkan, selain itu tentunya harus ada keseimbangan antara infrastruktur dan pemahaman masyarakat selaku pengguna. Meskipun pihak pemkot juga sudah mulai menerapkan sistem digitalisasi, yakni program pembayaran non tunai melalui QRIS di pasar tradisional yang dikelola pemkot.
Tidak hanya itu, pemerintah pusat dan daerah juga telah merencanakan arah kebijakan sistem pembayaran dengan akselerasi digitalisasi di tahun ini.
Seperti integrasi, interkoneksi serta interoperabilitas pembayaran digital melalui BIFAST, SNAP dan menambahkan penggunaan QRIS hingga penerbitan digital rupiah.
"Saya harapkan agar ada literasi yang lebih luas, sehingga tidak ada permasalahan dalam pergeseran budaya sistem keuangan ini yang bisa berdampak negatif bagi masyarakat," ungkap Nenie.
Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDIP Kota Palangka Raya itu menambahkan, manfaat transaksi menggunakan sistem digitalisasi atau QRIS juga dapat mengantisipasi beredarnya uang palsu atau upal yang biasanya marak beredar menjelang hari-hari keagamaan.
Namun masyarakat juga disarankan untuk benar-benar mempelajari cara transaksi menggunakan sistem digital tersebut, sehingga proses pembayaran lancar dan tidak ada hambatan.
"Dengan adanya sistem tersebut mempermudah masyarakat dalam pembayaran ketika hendak berbelanja apa saja, namun para pedagang yang menggunakan sistem itu wajib mempelajarinya dengan benar agar tidak menjadi persoalan di kemudian hari," tambahnya.
Sebelumnya, Kepala Bidang Perdagangan, Dinas Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian (DPKUKMP) Kota Palangka Raya Hadriansyah menjelaskan, bahwa sebanyak 35 pedagang di kawasan Pasar Kahayan siap menerapkan SIAP QRIS.
Ia menjelaskan, SIAP QRIS itu merupakan akronim dari Sehat, Inovatif dan Amanah Pakai Quick Response Code Indonesia Standard. Program ini merupakan upaya mempermudah masyarakat yang hendak berbelanja.
"Saat bertransaksi tinggal scan dan klik, bayar. Artinya, pembayaran di pasar ini dapat dilakukan secara digital. Program ini juga untuk memberikan kenyamanan dan keamanan dalam bertransaksi," tutup Hadriansyah.