Sri Mulyani sebut tantangan ekonomi RI ke depan berasal dari eksternal

Jumat, 5 Agustus 2022 17:31 WIB

Jakarta (ANTARA) - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan tantangan keberlangsungan ekonomi Indonesia ke depan akan berasal dari eksternal termasuk situasi geopolitik yang tidak menentu hingga agresivitas kebijakan negara maju.

“Tantangan ke depan seperti apa? Well, it is certainly coming from luar,” katanya dalam acara Soft Launching Buku: Keeping Indonesia Safe from COVID-19 di Jakarta, Jumat.

Sri Mulyani menuturkan tekanan geopolitik termasuk perang merupakan situasi yang sangat sulit diprediksi mengingat jika kemarin dunia terfokus pada perang Ukraina dan Rusia kini tiba-tiba mengarah ke Taiwan dan China.

Situasi geopolitik yang tidak menentu tersebut menimbulkan berbagai gejolak termasuk krisis harga energi, pangan dan pupuk saat ini akibat perang Rusia dan Ukraina.

Selain itu, langkah The Federal Reserve (The Fed) yang menaikkan suku bunganya secara lebih agresif turut menambah tantangan bagi berbagai negara termasuk negara berkembang seperti Indonesia.

Baca juga: Digitalisasi persempit peluang praktik korupsi, kata Sri Mulyani

Sri Mulyani mengibaratkan langkah The Fed dalam menaikkan suku bunga secara agresif seperti orang menggunakan antibiotik dengan dosis tinggi untuk mengobati suatu penyakit dalam tubuh.

“Ini sudah menggunakan instrumen kebijakan yang sangat powerfull. Nanti siapa yang kena terlebih dahulu dari antibiotiknya? Apa kah penyakitnya yaitu inflasi? Atau growth-nya atau excess-nya,” kata Sri Mulyani.

Menurutnya, apabila badan atau fondasi pemulihan Amerika Serikat belum kuat maka langkah The Fed yang awalnya ditujukan untuk menekan laju inflasi justru membuat pertumbuhan ekonominya tertahan.

“Bisa saja badannya tidak kuat, yang mau dihajar inflasi yang kena growth-nya duluan. We never know apa yang akan terjadi tergantung data ke depan. Tapi apapun itu harus kita antisipasi. The same thing di Eropa,” jelasnya.

Sri Mulyani mengingatkan bahwa tidak akan ada yang pernah tahu situasi yang akan terjadi ke depan sehingga saat ini data menjadi aspek penting dalam melihat potensi di masa depan dan mengantisipasi spillover effect dari kebijakan negara maju.

“Itu yang harus kita hadapi yaitu spillover dari ekonomi maupun kebijakan negara-negara yang mereka adopsi,” tegasnya.

Baca juga: Sri Mulyani sebut Jokowi sangat utamakan kualitas pendidikan

Baca juga: Anggaran perlindungan sosial ditambah Rp18,6 triliun, kata Sri Mulyani

Baca juga: APBN jadi 'shock absorber' hadapi gejolak global, kata Sri Mulyani

Pewarta : Astrid Faidlatul Habibah
Uploader : Admin Kalteng
Copyright © ANTARA 2024

Terkait

Erick Thohir dan Sri Mulyani beri materi di retret kabinet

26 October 2024 13:50 Wib

Sri Mulyani: Proses pensiun dini PLTU Cirebon masih berlangsung

07 September 2024 14:09 Wib

Menkeu sebut utang Indonesia relatif terjaga di tengah ketidakpastian dunia

02 September 2024 20:05 Wib

Wamen Keuangan Thomas Djiwandono bakal gantikan Sri Mulyani

21 August 2024 18:54 Wib

Menkeu Sri Mulyani anggarkan Rp504,7 triliun untuk perlinsos pada RAPBN 2025

17 August 2024 13:05 Wib
Terpopuler

Disarpustaka Kapuas sambut siswa SD Islam Azza dalam kegiatan literasi

Kabar Daerah - 17 December 2024 10:52 Wib

Waket DPRD Bartim jadi dewan pakar Pemuda Katolik Pusat

Kabar Daerah - 18 December 2024 12:17 Wib

Menjadi produktif bisa bantu bertahan dalam menghadapi masalah

Lifestyle - 20 December 2024 11:15 Wib

Kia akan perbanyak hybrid dengan harga lebih rendah

Lifestyle - 2 jam lalu

DPRD Palangka Raya sepakat bahas raperda Penyelenggaraan Ketenagakerjaan

Kabar Daerah - 17 December 2024 11:56 Wib