Jakarta (ANTARA) - Kepala Bidang Pengembangan Profesi Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI) Masdalina Pane mengatakan bahwa masyarakat perlu mengenali gejala cacar monyet atau monkeypox agar dapat berperan aktif dalam upaya pencegahan penyakit tersebut.
"Mengingat pada saat ini telah ditemukan kasus pertama cacar monyet di Indonesia, masyarakat harus mengetahui tanda atau gejala cacar monyet," katanya ketika dihubungi dari Jakarta, Senin.
Dengan demikian, kata dia, jika ada anggota keluarga yang menderita gejala yang mengarah pada cacar monyet, bisa segera dibawa ke fasilitas kesehatan terdekat.
Baca juga: Menkes pastikan Cacar Monyet tak seganas COVID
"Dengan demikian, di fasilitas kesehatan akan bisa dipastikan apakah cacar monyet atau bukan lalu bisa segera ditindaklanjuti dan ditangani, hal ini penting untuk penanganan awal," katanya.
Peneliti Pusat Riset Kesehatan Masyarakat Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) itu menjelaskan bahwa seluruh pihak, termasuk masyarakat memiliki peran yang sangat penting dalam upaya pengendalian penyebaran penyakit.
"Pada upaya pengendalian suatu penyakit, semua dari kita berperan penting," katanya.
Dia menambahkan bahwa sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat perlu makin digencarkan agar masyarakat dapat mengenali apa itu cacar monyet dan dapat berperan aktif dalam upaya pencegahan.
Peneliti Pusat Riset Kesehatan Masyarakat BRIN itu menjelaskan bahwa monkeypox merupakan salah satu penyakit virus yang disebabkan oleh Orthopoxvirus.
"Masa inkubasi antara 5-21 hari, dengan gejala bervariasi pada setiap penderita, tetapi mirip dengan penyakit infeksi lain, pada umumnya gejala adalah demam, sakit kepala, nyeri otot, pembengkakan kelenjar getah bening dan yang khas adalah munculnya ruam di kulit," katanya.
Menurut pane, sejalan dengan laju transmisi penyakit ini, kewaspadaan masyarakat perlu ditingkatkan.
"Yang terpenting adalah jangan sampai ada stigma terkait dengan penyakit ini karena dikhawatirkan, stigma akan membuat seseorang yang merasakan gejala akan takut melapor atau memeriksakan diri," katanya.
Baca juga: Apa saja gejala terinfeksi cacar monyet?
Sementara itu, Juru Bicara Kementerian Kesehatan Mohammad Syahril mengumumkan adanya kasus terkonfirmasi cacar monyet pertama di Indonesia, yaitu seorang laki-laki berumur 27 tahun yang berasal dari DKI Jakarta.
Pihaknya menambahkan bahwa pasien tersebut merupakan pelaku perjalanan dari luar negeri dan memiliki gejala demam dan ruam di beberapa bagian tubuh.
"Ada demam, kemudian juga ada pembesaran kelenjar limpa, tapi keadaannya baik, artinya tidak sakit berat dan ada cacarnya atau ruam-ruamnya di muka, di telapak tangan, kaki dan sebagian di sekitar alat genitalia," katanya.
Baca juga: Rajin cuci tangan bantu cegah terserang cacar monyet
Baca juga: Kenali perbedaan cacar monyet dengan cacar air
Baca juga: Kemenkes umumkan kasus cacar monyet pertama
"Mengingat pada saat ini telah ditemukan kasus pertama cacar monyet di Indonesia, masyarakat harus mengetahui tanda atau gejala cacar monyet," katanya ketika dihubungi dari Jakarta, Senin.
Dengan demikian, kata dia, jika ada anggota keluarga yang menderita gejala yang mengarah pada cacar monyet, bisa segera dibawa ke fasilitas kesehatan terdekat.
Baca juga: Menkes pastikan Cacar Monyet tak seganas COVID
"Dengan demikian, di fasilitas kesehatan akan bisa dipastikan apakah cacar monyet atau bukan lalu bisa segera ditindaklanjuti dan ditangani, hal ini penting untuk penanganan awal," katanya.
Peneliti Pusat Riset Kesehatan Masyarakat Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) itu menjelaskan bahwa seluruh pihak, termasuk masyarakat memiliki peran yang sangat penting dalam upaya pengendalian penyebaran penyakit.
"Pada upaya pengendalian suatu penyakit, semua dari kita berperan penting," katanya.
Dia menambahkan bahwa sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat perlu makin digencarkan agar masyarakat dapat mengenali apa itu cacar monyet dan dapat berperan aktif dalam upaya pencegahan.
Peneliti Pusat Riset Kesehatan Masyarakat BRIN itu menjelaskan bahwa monkeypox merupakan salah satu penyakit virus yang disebabkan oleh Orthopoxvirus.
"Masa inkubasi antara 5-21 hari, dengan gejala bervariasi pada setiap penderita, tetapi mirip dengan penyakit infeksi lain, pada umumnya gejala adalah demam, sakit kepala, nyeri otot, pembengkakan kelenjar getah bening dan yang khas adalah munculnya ruam di kulit," katanya.
Menurut pane, sejalan dengan laju transmisi penyakit ini, kewaspadaan masyarakat perlu ditingkatkan.
"Yang terpenting adalah jangan sampai ada stigma terkait dengan penyakit ini karena dikhawatirkan, stigma akan membuat seseorang yang merasakan gejala akan takut melapor atau memeriksakan diri," katanya.
Baca juga: Apa saja gejala terinfeksi cacar monyet?
Sementara itu, Juru Bicara Kementerian Kesehatan Mohammad Syahril mengumumkan adanya kasus terkonfirmasi cacar monyet pertama di Indonesia, yaitu seorang laki-laki berumur 27 tahun yang berasal dari DKI Jakarta.
Pihaknya menambahkan bahwa pasien tersebut merupakan pelaku perjalanan dari luar negeri dan memiliki gejala demam dan ruam di beberapa bagian tubuh.
"Ada demam, kemudian juga ada pembesaran kelenjar limpa, tapi keadaannya baik, artinya tidak sakit berat dan ada cacarnya atau ruam-ruamnya di muka, di telapak tangan, kaki dan sebagian di sekitar alat genitalia," katanya.
Baca juga: Rajin cuci tangan bantu cegah terserang cacar monyet
Baca juga: Kenali perbedaan cacar monyet dengan cacar air
Baca juga: Kemenkes umumkan kasus cacar monyet pertama