Sampit (ANTARA) - Bupati Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah Halikinnor berharap pengembangan Bandara Haji Asan Sampit bisa membuat harga tiket pesawat lebih murah sehingga semakin banyak warga yang menggunakan moda transportasi udara.
"Diskusi saya dengan pihak maskapai, biaya operasional untuk pesawat kecil dengan pesawat besar itu perbedaannya tidak terlalu banyak. Tapi dengan mengoperasikan pesawat besar, otomatis mereka bisa mengangkut penumpang lebih banyak," kata Halikinnor di Sampit, Minggu.
Menurut Halikinnor, pengguna transportasi udara di Kotawaringin Timur cukup tinggi. Hanya, frekuensi dan rute penerbangan di Bandara Haji Asan Sampit masih terbatas.
Selain itu, masalah yang sering dikeluhkan masyarakat adalah harga tiket pesawat di Sampit yang lebih tinggi dibanding di daerah lain. Seperti tiket Sampit-Jakarta biasanya antara Rp1,5 juta bahkan hampir Rp2 juta, padahal tiket Palangka Raya-Jakarta terkadang di bawah Rp1,5 juta.
Hal inilah yang membuat banyak calon penumpang banyak memilih terbang melalui Bandara Tjilik Riwut Palangka Raya. Meski harus menempuh perjalanan darat selama empat jam dan mengeluarkan biaya angkutan Rp150.000, namun biaya itu masih jauh lebih murah dibanding terbang melalui Sampit.
Untuk itulah Halikinnor getol memperjuangkan pengembangan Bandara Haji Asan Sampit, khususnya penambahan landasan pacu atau run way. Tujuannya agar bandara ini bisa didarati pesawat berbadan lebar sehingga bisa mengangkut penumpang lebih banyak.
Baca juga: Pekan Raya Sampit bantu percepatan pemulihan ekonomi
"Dengan begitu harapannya maskapai juga bisa menurunkan harga tiket pesawat menjadi lebih murah. Selanjutnya, diharapkan semakin banyak maskapai yang tertarik beroperasi di Sampit sehingga frekuensi dan rute penerbangan bisa bertambah," harap Halikinnor.
Halikinnor bersyukur karena saat pertemuan mereka dengan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan jajarannya di kantor Kementerian Perhubungan pada Kamis (4/8) lalu, Menteri berjanji mengabulkan usulan penambahan landasan pacu.
Saat ini panjang landasan pacu atau "run way" bandara ini sepanjang 2.040 meter dengan lebar 30 meter. Perpanjangan landasan pacu diharapkan bisa dilakukan menjadi 2.500 meter sehingga bandara ini bisa didarati pesawat berbadan lebar.
"Saya jelaskan bahwa lahannya sudah siap. Kita mengusulkan penambahan 500 meter, tapi kata beliau 200 meter sudah cukup. Sudah bisa didarati pesawat berbadan lebar. Kita tentu bersyukur atas dukungan beliau. Semoga itu segera terealisasi," harap Halikinnor.
Halikinnor menambahkan, pengembangan Bandara Haji Asan Sampit diperlukan karena sesuai dengan perkembangan kebutuhan transportasi udara. Sektor perkebunan kelapa sawit, dunia usaha lainnya serta pemerintah sangat memerlukan transportasi udara konsisten, cepat dan murah.
Baca juga: Legislator dukung Pemkab Kotim gelar pasar murah
Baca juga: Pemkab Kotim siapkan pasar murah untuk meringankan beban masyarakat
Baca juga: Masyarakat apresiasi bupati Kotim bantu perbaikan darurat dua jembatan
"Diskusi saya dengan pihak maskapai, biaya operasional untuk pesawat kecil dengan pesawat besar itu perbedaannya tidak terlalu banyak. Tapi dengan mengoperasikan pesawat besar, otomatis mereka bisa mengangkut penumpang lebih banyak," kata Halikinnor di Sampit, Minggu.
Menurut Halikinnor, pengguna transportasi udara di Kotawaringin Timur cukup tinggi. Hanya, frekuensi dan rute penerbangan di Bandara Haji Asan Sampit masih terbatas.
Selain itu, masalah yang sering dikeluhkan masyarakat adalah harga tiket pesawat di Sampit yang lebih tinggi dibanding di daerah lain. Seperti tiket Sampit-Jakarta biasanya antara Rp1,5 juta bahkan hampir Rp2 juta, padahal tiket Palangka Raya-Jakarta terkadang di bawah Rp1,5 juta.
Hal inilah yang membuat banyak calon penumpang banyak memilih terbang melalui Bandara Tjilik Riwut Palangka Raya. Meski harus menempuh perjalanan darat selama empat jam dan mengeluarkan biaya angkutan Rp150.000, namun biaya itu masih jauh lebih murah dibanding terbang melalui Sampit.
Untuk itulah Halikinnor getol memperjuangkan pengembangan Bandara Haji Asan Sampit, khususnya penambahan landasan pacu atau run way. Tujuannya agar bandara ini bisa didarati pesawat berbadan lebar sehingga bisa mengangkut penumpang lebih banyak.
Baca juga: Pekan Raya Sampit bantu percepatan pemulihan ekonomi
"Dengan begitu harapannya maskapai juga bisa menurunkan harga tiket pesawat menjadi lebih murah. Selanjutnya, diharapkan semakin banyak maskapai yang tertarik beroperasi di Sampit sehingga frekuensi dan rute penerbangan bisa bertambah," harap Halikinnor.
Halikinnor bersyukur karena saat pertemuan mereka dengan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan jajarannya di kantor Kementerian Perhubungan pada Kamis (4/8) lalu, Menteri berjanji mengabulkan usulan penambahan landasan pacu.
Saat ini panjang landasan pacu atau "run way" bandara ini sepanjang 2.040 meter dengan lebar 30 meter. Perpanjangan landasan pacu diharapkan bisa dilakukan menjadi 2.500 meter sehingga bandara ini bisa didarati pesawat berbadan lebar.
"Saya jelaskan bahwa lahannya sudah siap. Kita mengusulkan penambahan 500 meter, tapi kata beliau 200 meter sudah cukup. Sudah bisa didarati pesawat berbadan lebar. Kita tentu bersyukur atas dukungan beliau. Semoga itu segera terealisasi," harap Halikinnor.
Halikinnor menambahkan, pengembangan Bandara Haji Asan Sampit diperlukan karena sesuai dengan perkembangan kebutuhan transportasi udara. Sektor perkebunan kelapa sawit, dunia usaha lainnya serta pemerintah sangat memerlukan transportasi udara konsisten, cepat dan murah.
Baca juga: Legislator dukung Pemkab Kotim gelar pasar murah
Baca juga: Pemkab Kotim siapkan pasar murah untuk meringankan beban masyarakat
Baca juga: Masyarakat apresiasi bupati Kotim bantu perbaikan darurat dua jembatan