Pangkalan Bun (ANTARA) - Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, mencatat adanya penurunan populasi hewan ternak, khususnya sapi, akibat penyebaran virus penyakit mulut dan kuku (PMK). 

Kepala Bidang Pembibitan dan Produksi Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kobar Risanty di Pangkalan Bun, Kamis, mengatakan sebelum adanya PMK masuk, populasi sapi di Kobar sebanyak 20 ribu ekor lebih. 

"Setelah adanya PMK, populasi menurun, dan saat ini populasi yang terdata yakni 17.492 ekor sapi yang tersebar di enam kecamatan bahkan akan terus menyusut atau berkurang setiap harinya, " ujarnya.

Dijelaskannya, Kobar sendiri memiliki dua lumbung hewan ternak khususnya sapi yang berada di Kecamatan Arut Selatan dan Pangkalan Lada.

"Adanya penurunan populasi ini dikarenakan adanya kebijakan pemerintah untuk menutup akses pengiriman sapi dari luar daerah dan pulau ke Kobar dikarenakan untuk pencegahan PMK, " kata dia.

Dikatakannya, keperluan sapi potong untuk di wilayah Kobar sendiri sehari mencapai sepuluh ekor sapi, ditambah ada beberapa ekor sapi potong juga untuk beberapa daerah sekitar seperti Kabupaten Sukamara, Lamandau, dan lainnya. 

Baca juga: Pemkab Kobar bantu pelaku UMKM optimalkan digitalisasi

"Sebulan untuk sapi potong, kita memerlukan sekitar 400 ekor, untuk kebutuhan di Kabar sendiri dan daerah sekitarnya," ujar Risanty. 

Untuk pencegahan penyebaran PMK di Kobar, Dinas PKH sudah melakukan antisipasi, seperti pemberian vaksin PMK ke hewan-hewan, memberikan sosialisasi kepada para peternak hewan, pembentukan tim pengendalian PMK dan lainnya. 

"Hingga saat ini tidak ada ditemukan kematian hewan karena PMK, " demikian Risanty.

Baca juga: Setiap hari 100 ekor sapi di Kobar divaksinasi cegah PMK

Baca juga: TN Tanjung Puting jadi habitat burung terlangka di dunia

Pewarta : M Husein Asyari
Uploader : Admin 3
Copyright © ANTARA 2024