Tamiang Layang (ANTARA) - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Barito Timur, Kalimantan Tengah, Nur Sulistio berharap kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi maupun nonsubsidi, tidak terlalu berpengaruh terhadap sejumlah proyek infrastruktur daerah.
"Permasalahan kenaikan harga BBM dan dampaknya terhadap proyek pemkab ini akan segera kami tindaklanjuti dengan rapat kerja bersama instansi teknis," kata Nur Sulistio di Tamiang Layang, Rabu.
Menurutnya, saat ini terjadi lonjakan harga pada sejumlah material konstruksi akibat dari kenaikan harga BBM. Dia mencontohkan, harga satu rit pasir (isi enam kubik) dari Kabupaten Barito Selatan menuju Kecamatan Raren Batuah yang semula Rp750 ribu hingga Rp800 ribu naik menjadi Rp1,5 juta per rit. Demikian pula harga semen per sak yang semula Rp55 ribu menjadi Rp73 ribu.
"DPRD Barito Timur mengharapkan sekali pengaruhnya tidak menghambat pembangunan," kata Nur lagi.
Pemkab Bartim pun diharapkan menyikapi pengaruh kenaikan BBM terhadap proyek pembangunan infrastruktur, seperti penyesuaian harga satuan barang agar proyek infrastruktur pembangunan dapat terlaksana. Pemerintah pusat memberikan solusi yang tepat atas adanya kebijakan terkait kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).
Wakil rakyat Bartim itu mengatakan, harga BBM di kabupaten setempat sudah naik sebelum pemerintah menaikkan harganya BBM dan sebelumnya juga sudah sulit untuk didapatkan. Hal itu juga pun berdampak pada dari biaya angkutan menjadi mahal dan tidak mungkin meningkatkan harga produksi.
"Jika angkutan yang dilaksanakan si pengangkut tetap dilaksanakan maka si pengangkut tidak tidak dapat apa-apa. Ini terasa sangat berat," kata Nur Sulistio.
Baca juga: Tujuh Fraksi DPRD Bartim sampaikan pemandangan umum
Menurutnya, kenaikan BBM menjadi perhatian serius DPRD Barito Timur karena bisa memberikan dampak yang sangat memberatkan masyarakat.
Di Kabupaten Barito Timur terdapat dua tempat Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) yakni di Desa Jaar Kecamatan Dusun Timur dan Kelurahan Ampah Kota, Kecamatan Dusun Tengah. Selain itu ada beberapa Pertashop di sejumlah kecamatan.
Dua SPBU yang ada di Kabupaten Barito Timur tidak hanya melayani masyarakat lokal Barito Timur, tetapi masyarakat umum lainnya yang melintasi wilayah Kabupaten Barito Timur menuju Buntok, Timpah, Pujon atau ke wilayah Muara Teweh dan Puruk Cahu.
Baca juga: Warga Bartim diimbau tetap menerapkan protokol kesehatan
Baca juga: Pemkab Bartim verifikasi CPCL pengembangan sawit masyarakat
Baca juga: Berikut penjelasan RSUD Tamiang Layang terkait meninggalnya warga terkonfirmasi positif COVID-19
"Permasalahan kenaikan harga BBM dan dampaknya terhadap proyek pemkab ini akan segera kami tindaklanjuti dengan rapat kerja bersama instansi teknis," kata Nur Sulistio di Tamiang Layang, Rabu.
Menurutnya, saat ini terjadi lonjakan harga pada sejumlah material konstruksi akibat dari kenaikan harga BBM. Dia mencontohkan, harga satu rit pasir (isi enam kubik) dari Kabupaten Barito Selatan menuju Kecamatan Raren Batuah yang semula Rp750 ribu hingga Rp800 ribu naik menjadi Rp1,5 juta per rit. Demikian pula harga semen per sak yang semula Rp55 ribu menjadi Rp73 ribu.
"DPRD Barito Timur mengharapkan sekali pengaruhnya tidak menghambat pembangunan," kata Nur lagi.
Pemkab Bartim pun diharapkan menyikapi pengaruh kenaikan BBM terhadap proyek pembangunan infrastruktur, seperti penyesuaian harga satuan barang agar proyek infrastruktur pembangunan dapat terlaksana. Pemerintah pusat memberikan solusi yang tepat atas adanya kebijakan terkait kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).
Wakil rakyat Bartim itu mengatakan, harga BBM di kabupaten setempat sudah naik sebelum pemerintah menaikkan harganya BBM dan sebelumnya juga sudah sulit untuk didapatkan. Hal itu juga pun berdampak pada dari biaya angkutan menjadi mahal dan tidak mungkin meningkatkan harga produksi.
"Jika angkutan yang dilaksanakan si pengangkut tetap dilaksanakan maka si pengangkut tidak tidak dapat apa-apa. Ini terasa sangat berat," kata Nur Sulistio.
Baca juga: Tujuh Fraksi DPRD Bartim sampaikan pemandangan umum
Menurutnya, kenaikan BBM menjadi perhatian serius DPRD Barito Timur karena bisa memberikan dampak yang sangat memberatkan masyarakat.
Di Kabupaten Barito Timur terdapat dua tempat Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) yakni di Desa Jaar Kecamatan Dusun Timur dan Kelurahan Ampah Kota, Kecamatan Dusun Tengah. Selain itu ada beberapa Pertashop di sejumlah kecamatan.
Dua SPBU yang ada di Kabupaten Barito Timur tidak hanya melayani masyarakat lokal Barito Timur, tetapi masyarakat umum lainnya yang melintasi wilayah Kabupaten Barito Timur menuju Buntok, Timpah, Pujon atau ke wilayah Muara Teweh dan Puruk Cahu.
Baca juga: Warga Bartim diimbau tetap menerapkan protokol kesehatan
Baca juga: Pemkab Bartim verifikasi CPCL pengembangan sawit masyarakat
Baca juga: Berikut penjelasan RSUD Tamiang Layang terkait meninggalnya warga terkonfirmasi positif COVID-19