Jakarta (ANTARA) - Proses penyembuhan luka berlangsung lebih cepat pada pasien yang menjalani operasi jantung dengan teknik sayatan yang kecil (Minimally Invasive Cardiac Surgery), kata spesialis bedah toraks dan kardiovaskular dr. Amin Tjubandi, Sp.BTKV(K).
Pasien yang menjalani operasi jantung dengan teknik ini dapat kembali bekerja dalam kurun dua hingga pekan pascaoperasi, sementara pasien yang menjalani operasi biasa butuh delapan hingga 12 pekan untuk beraktivitas normal.
"MICS merupakan inovasi terkini dalam teknik bedah jantung, dimana metode pembedahan menggunakan sayatan kecil sehingga kehilangan darah lebih sedikit," kata dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia itu di Jakarta, Kamis.
Amin menjelaskan teknik bedah jantung dengan sayatan kecil ini juga punya kelebihan lain, seperti mengurangi ketidaknyamanan pascaoperasi, waktu penyembuhan lebih cepat, menurunkan risiko infeksi, serta menghilangkan kemungkinan infeksi luka dalam sternum.
Prosedur ini juga dapat menjadi pilihan bagi pasien yang memiliki risiko tinggi, seperti karena usia atau riwayat medis lainnya.
Pada operasi jantung konvensional, tulang dada pasien akan dibelah agar tim medis bisa melakukan penanganan terhadap jantung. Dengan metode ini, luka sayatan di dada pasien bisa mencapai 20 cm.
Sementara itu, sayatan pada operasi dengan teknik insisi kecil umumnya sepanjang 6-8 cm di mana tulang dada pasien tidak perlu dibelah dengan gergaji. Sebagai gantinya, tulang iga akan diregangkan dengan alat khusus untuk menciptakan akses menuju jantung.
"Ini sedang jadi tren, perlu alat khusus dan dokternya harus skillful," jelas dokter yang praktik di Rumah Sakit Premier Jatinegara, Jakarta.
Pasien yang menjalani operasi dengan sayatan kecil rata-rata bisa lebih cepat sembuh karena kerusakan jaringan lebih sedikit dibandingkan operasi konvensional. Tingkat peradangan dan kerusakan jaringan juga lebih kecil dibandingkan operasi biasa.
Selain itu, angka infeksi lebih rendah karena tulang dada pasien tidak dibelah sehingga tidak ada risiko infeksi tulang dada. Dari sisi estetis, metode ini meninggalkan bekas luka yang lebih kecil.
Pasien yang cocok menjalani operasi dengan teknik Minimally Invasive Cardiac Surgery adalah pasien penyakit jantung koroner yang gejalanya tidak dapat diperbaiki lagi. Selain itu, teknik ini cocok untuk pasien jantung koroner yang sudah pernah menjalani pemasangan ring.
Teknik ini juga bisa dilakukan oleh orang yang belum pernah terkena serangan jantung serta pasien penyakit jantung koroner dengan penyumbatan sudah mencapai 50 persen, serta orang yang tidak obesitas.
Pasien yang menjalani operasi jantung dengan teknik ini dapat kembali bekerja dalam kurun dua hingga pekan pascaoperasi, sementara pasien yang menjalani operasi biasa butuh delapan hingga 12 pekan untuk beraktivitas normal.
"MICS merupakan inovasi terkini dalam teknik bedah jantung, dimana metode pembedahan menggunakan sayatan kecil sehingga kehilangan darah lebih sedikit," kata dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia itu di Jakarta, Kamis.
Amin menjelaskan teknik bedah jantung dengan sayatan kecil ini juga punya kelebihan lain, seperti mengurangi ketidaknyamanan pascaoperasi, waktu penyembuhan lebih cepat, menurunkan risiko infeksi, serta menghilangkan kemungkinan infeksi luka dalam sternum.
Prosedur ini juga dapat menjadi pilihan bagi pasien yang memiliki risiko tinggi, seperti karena usia atau riwayat medis lainnya.
Pada operasi jantung konvensional, tulang dada pasien akan dibelah agar tim medis bisa melakukan penanganan terhadap jantung. Dengan metode ini, luka sayatan di dada pasien bisa mencapai 20 cm.
Sementara itu, sayatan pada operasi dengan teknik insisi kecil umumnya sepanjang 6-8 cm di mana tulang dada pasien tidak perlu dibelah dengan gergaji. Sebagai gantinya, tulang iga akan diregangkan dengan alat khusus untuk menciptakan akses menuju jantung.
"Ini sedang jadi tren, perlu alat khusus dan dokternya harus skillful," jelas dokter yang praktik di Rumah Sakit Premier Jatinegara, Jakarta.
Pasien yang menjalani operasi dengan sayatan kecil rata-rata bisa lebih cepat sembuh karena kerusakan jaringan lebih sedikit dibandingkan operasi konvensional. Tingkat peradangan dan kerusakan jaringan juga lebih kecil dibandingkan operasi biasa.
Selain itu, angka infeksi lebih rendah karena tulang dada pasien tidak dibelah sehingga tidak ada risiko infeksi tulang dada. Dari sisi estetis, metode ini meninggalkan bekas luka yang lebih kecil.
Pasien yang cocok menjalani operasi dengan teknik Minimally Invasive Cardiac Surgery adalah pasien penyakit jantung koroner yang gejalanya tidak dapat diperbaiki lagi. Selain itu, teknik ini cocok untuk pasien jantung koroner yang sudah pernah menjalani pemasangan ring.
Teknik ini juga bisa dilakukan oleh orang yang belum pernah terkena serangan jantung serta pasien penyakit jantung koroner dengan penyumbatan sudah mencapai 50 persen, serta orang yang tidak obesitas.