Jakarta (ANTARA) - Sebuah studi baru, para peneliti menemukan bahwa konsumsi susu yang tidak difermentasi dapat meningkatkan risiko penyakit jantung pada wanita, sementara beralih ke alternatif yang difermentasi seperti yoghurt mungkin dapat mengurangi risikonya.
Dikutip dari Medical Daily, Selasa, sebuah studi baru-baru ini menyelidiki dampak konsumsi susu yang tidak difermentasi dan yang difermentasi terhadap risiko mengembangkan penyakit jantung iskemik (IHD) dan infark miokard akut (MI) pada sekitar 60 ribu wanita dan lebih dari 40 ribu pria dari dua studi di Swedia.
Penyakit jantung iskemik adalah kondisi yang terjadi ketika pasokan darah ke jantung terbatas karena adanya gumpalan darah atau penyempitan pembuluh darah.
Infark miokard, atau serangan jantung, adalah komplikasi yang mengancam jiwa yang terjadi ketika pasokan darah terblokir sepenuhnya.
Baca juga: Bahaya rokok bagi jantung wanita
Para peserta dalam studi ini tidak memiliki penyakit jantung atau kanker pada awal penelitian, mereka juga tidak merokok atau mengonsumsi alkohol.
Para peneliti mencatat jumlah porsi susu fermentasi dan susu tidak fermentasi yang dikonsumsi setiap peserta setiap hari.
Selama 33 tahun tindak lanjut, 17.896 orang mengembangkan IHD, termasuk 10.714 kasus MI. Analisis mengungkapkan bahwa konsumsi susu lebih dari 1,25 cangkir (300 mililiter) setiap hari terkait dengan peningkatan risiko penyakit jantung, termasuk IHD dan MI.
Secara khusus, risiko IHD meningkat sebesar 5 persen pada 400 mililiter, 12 persen pada 600 mililiter, dan 21 persen pada 800 mililiter.
Baca juga: Berdiri lama berkaitan dengan risiko penyakit jantung
Pola yang serupa ditemukan pada wanita terkait risiko MI akut. Risiko penyakit jantung ini tetap ada meskipun kandungan lemak susu berbeda.
Namun, pada pria, tidak ditemukan peningkatan risiko penyakit jantung terkait konsumsi susu.
Menariknya, ketika wanita menggantikan 200 ml konsumsi susu harian mereka dengan pilihan susu fermentasi, terdapat penurunan risiko IHD sebesar 5 persen dan penurunan risiko MI sebesar 4 persen.
Baca juga: Tanda-tanda tersembunyi pada seseorang yang mengalami sindrom metabolik
Para peneliti mengaitkan peningkatan risiko penyakit jantung yang disebabkan oleh susu dengan efeknya pada dua protein kardiometabolik: enzim pengubah angiotensin 2 (ACE2) dan faktor pertumbuhan fibroblas 21 (FGF21), yang memainkan peran penting dalam mengatur tekanan darah dan aliran darah.
"Analisis tambahan kami terhadap jalur protein potensial yang mendasari asosiasi yang diamati menunjukkan bahwa konsumsi susu tidak difermentasi berhubungan dengan arah yang berbeda dengan tingkat ACE2 dan FGF21 yang beredar pada wanita, dua protein kardiometabolik esensial, yang juga terkait dengan IHD pada wanita dalam studi kami," tulis para peneliti dalam studi yang diterbitkan di BMC Medicine.
Namun, para peneliti mengingatkan bahwa temuan ini mungkin tidak dapat digeneralisasi, karena para peserta hanya berasal dari Skandinavia.
Selain itu, karena ini adalah studi observasional, tidak dapat secara langsung menetapkan hubungan kausal antara konsumsi susu tidak difermentasi oleh wanita dan IHD.
Baca juga: Awas! Penyintas demam berdarah miliki risiko komplikasi jantung lebih tinggi
Baca juga: Benarkah menonton televisi berlebihan bisa tingkatkan risiko penyakit jantung?
Baca juga: Bantu kurangi risiko penyakit gagal jantung dengan diet sayur dan rendah gula
Berita Terkait
DPRD Kotim minta Dinkes antisipasi sebaran penyakit di musim hujan
Selasa, 5 November 2024 5:54 Wib
Benarkah HIV bisa menular melalui kontak langsung dengan cairan tubuh?
Rabu, 30 Oktober 2024 13:13 Wib
Kekurangan vitamin D dapat picu penyakit autoimun
Selasa, 22 Oktober 2024 15:13 Wib
Berdiri lama berkaitan dengan risiko penyakit jantung
Jumat, 18 Oktober 2024 11:07 Wib
Berikut batas aman berolahraga saat terserang penyakit
Minggu, 13 Oktober 2024 19:17 Wib
Peserta didik di Palangka Raya perbanyak konsumsi buah cegah terserang penyakit
Kamis, 3 Oktober 2024 18:36 Wib
Kenali rehabilitasi kardiovaskular pada penyakit jantung
Selasa, 1 Oktober 2024 17:20 Wib
Peserta didik di Palangka Raya diminta jaga kesehatan selama musim kemarau
Selasa, 24 September 2024 14:58 Wib