Jakarta (ANTARA) - Dokter spesialis penyakit dalam konsultan hematologi onkologi dari RS Cipto Mangunkusumo Kencana Jakarta dr. Andhika Rachman Sp.PD-KHOM mengatakan penyakit Human Immunodeficiency Virus (HIV) bisa ditularkan melalui kontak langsung dengan cairan tubuh seperti luka terbuka atau darah dari penderita kepada yang merawat.
"Pada kasus anak kecil yang merawat ibu dengan HIV, potensi risiko bisa muncul jika ada kontak langsung antara luka terbuka anak dengan darah ibunya," kata Andhika saat dihubungi ANTARA, Rabu.
Andhika mengatakan pada kasus anak yang meninggal ketika merawat ibu yang sakit HIV kemungkinan disebabkan karena adanya kontak dengan darah atau cairan tubuh yang terinfeksi. Selain darah, cairan tubuh juga bisa berupa cairan vagina, air mani dan ASI.
Penggunaan peralatan medis atau jarum yang tidak steril, atau saat menyusui, kata Andhika juga bisa memperbesar risiko tertular pada anak apabila ibu memiliki viral load atau jumlah virus HIV dalam darah yang tidak terkendali.
Baca juga: Tiga wanita terinfeksi HIV usai lakukan perawatan wajah
"Gunakan sarung tangan saat merawat luka, hindari penggunaan jarum suntik atau peralatan medis yang tidak steril, dan jangan berbagi benda tajam seperti gunting kuku atau sikat gigi," katanya.
Andhika mengatakan, penting juga bagi orang tua untuk mengetahui apakah anak memiliki risiko tertular HIV jika ibu memang diketahui positif HIV.
Idealnya, bayi yang lahir dari ibu dengan HIV positif harus menjalani skrining dalam 48 jam pertama setelah kelahiran, dilanjutkan pemeriksaan pada usia 1 sampai 2 bulan dan 4 sampai 6 bulan untuk memastikan apakah bayi tertular atau tidak.
"Pemeriksaan PCR-DNA pada bayi baru lahir bisa dilakukan untuk mendeteksi adanya HIV," tambahnya.
Baca juga: Berikut rekomendasi IDI untuk penanganan HIV AIDS lebih efisien
Anak yang terinfeksi HIV juga biasanya menunjukkan gejala berupa pertumbuhan yang terhambat, berat badan yang sulit naik, sering mengalami diare kronis, batuk berulang, infeksi oportunistik seperti pneumonia, atau adanya pembesaran kelenjar getah bening di beberapa bagian tubuh.
Andhika juga menjelaskan tanda-tanda lainnya bisa berupa infeksi kulit yang berulang atau infeksi jamur pada mulut yang sulit sembuh.
Maka itu penting bagi orang tua atau pengasuh untuk memperhatikan tanda-tanda pada anak dan segera melakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Penularan HIV tidak terjadi melalui sentuhan, pelukan, penggunaan peralatan makan bersama, atau tinggal serumah dengan penderita HIV
Dokter lulusan Universitas Indonesia ini mengingatkan penularan HIV tidak terjadi melalui sentuhan, pelukan, penggunaan peralatan makan bersama, atau tinggal serumah dengan penderita HIV.
Adanya edukasi lebih lanjut juga penting untuk mengurangi stigma dan memastikan setiap orang tahu bahwa HIV tidak menular melalui interaksi sehari-hari.
Baca juga: Ini alasan penyandang HIV wajib segera konsumsi obat cegah TBC
Baca juga: Awas! Seks usia dini tingkatkan risiko kanker serviks
Berita Terkait
Pemkab Kotim tingkatkan upaya penanggulangan AIDS, tuberkulosis dan malaria
Kamis, 15 Agustus 2024 21:13 Wib
Lapas Sampit cegah penularan HIV/AIDS
Jumat, 2 Agustus 2024 21:58 Wib
KPA catat HIV/AIDS di Kalteng capai 2.400 kasus
Rabu, 24 April 2024 19:40 Wib
PMJ hadirkan aplikasi layanan kesehatan untuk orang dengan HIV/AIDS
Jumat, 19 Januari 2024 9:03 Wib
Dinsos Kotim dampingi penderita HIV/AIDS yang gagal berlayar
Kamis, 11 Januari 2024 15:50 Wib
Dinkes Palangka Raya ajak masyarakat cegah penyebaran HIV-AIDS
Rabu, 6 Desember 2023 18:59 Wib
Berikut rekomendasi IDI untuk penanganan HIV AIDS lebih efisien
Jumat, 1 Desember 2023 8:30 Wib
Legislator: Penularan HIV/AIDS di Palangka Raya jadi perhatian serius
Sabtu, 18 November 2023 5:19 Wib